Selasa, 28 Februari 2017

7. KERAJAAN ISRAEL & BERITA KEDATANGAN MESIAS!

Rumusan Masalah:

7.1 Keinginan orang Israel memiliki raja seperti bangsa lain!

7.2 Daud sebagai Raja yang berkenan di hadapan Tuhan!

7.3 Daud Melawan "Nefilim"! -- raksasa, manusia setengah malaikat, malaikat pemberontak --

7.4 Pecahnya Kerajaan Itu (Kerajaan Israel VS Kerajaan Yahudi)

7.5 Masa Pembuangan

7.6 Masa Pemulihan 70 x 7 Masa!

7.7 Berita Kedatangan Mesias!

Minggu, 19 Februari 2017

PERJANJIAN LAMA! #6

PERJANJIAN LAMA! #6

Rumusan Masalah:
A. Apa maksud Kesepuluh Tulah?
B. Perjalanan Bangsa Israel keluar dari Mesir!
C. Hukum Taurat sebagai Vonis atas Pemberontakkan orang Israel!
D. Apa Hukum Taurat akan berakhir? -- Hukum Kasih --
E. Kalau Hukum Taurat baru ada pada masa Nabi Musa (Generasi ke-26 Manusia), Apakah dulu Manusia hidup bebas/tidak ada hukum?
F. Orang Israel dan Berhala
G. Kemah Suci sebagai Lambang Keselamatan Yang Akan datang
H. Tata peribadatan!
I. Israel sebagai Bangsa Percontohan!

Pembahasan:
A. Apa maksud Kesepuluh Tulah?

Tulah atau kemalangan, kutuk, derita merupakan bencana yang pernah ditimpakan kepada raja Firaun dan seluruh orang Mesir sebagai akibat dari ketidakmauan mereka membebaskan bangsa Israel dari perbudakan dan untuk membiarkan orang Israel pergi ke Padang Gurun sebab tiga hari lamanya mereka akan melakukan persembahan kurban yang telah lama ditinggalkan oleh keturunan-keturunan Abraham, Ishak dan Yakub ini. (Kej. 3:18)

Bangsa Israel sebelumnya merupakan bangsa yang merdeka, makmur dan terpandang di Mesir oleh karena nenek moyang mereka, Yusuf. Tetapi waktu terus berjalan, ada sekitar 300 sampai 400 tahun masa itu telah berlalu, naiklah seorang raja baru yang sama sekali tidak mengenal Yusuf. Ia memandang kepada bangsa Israel yang jumlahnya jauh lebih banyak dari mereka. Dengan dalih etnosentrisme (bangga terhadap suku) inilah sehingga raja Mesir memutuskan untuk menindas mereka dengan kerja paksa, tetapi yang ada justru jumlah orang Israel kian bertambah banyak. Hal ini kemudian membuat orang-orang Mesir ketakutan, sehingga bangsa Israel semakin dan lebih ditindas lagi dan sambil itu memberi perintah kepada bidan-bidan yang menangani proses persalinan untuk membunuh bayi laki-laki yang baru dilahirkan yang dimaksudkan untuk membinasakan keturunan Israel pelan-pelan. Namun wanita Ibrani terkenal kuat, sebelum bidan-bidan tersebut datang, wanita Ibrani itu telah melahirkan lebih dulu dan karena bidan-bidan tersebut masih memiliki hati sehingga membuat mereka tidak tega untuk membunuh bayi-bayi tersebut. Oleh karena sikapnya itu, Elohim kemudian memberkati mereka dan membuat bidan-bidan itu berumah tangga.

Musa, keturunan Lewi (2550 M) merupakan Generasi ke-26 Manusia. Ia diutus Tuhan untuk membebaskan bangsa Israel, yang adalah saudaranya sendiri. Ia berhasil memberi pesan kepada orang Israel dan meyakinkannya bahwa Tuhan telah mendengar suara teriakan mereka dan akan menyelamatkan mereka dengan segera. Musa dan Harun memberi tanda-tanda mujizat untuk menyatakan bahwa mereka memang telah diutus Tuhan sehingga orang Israel percaya.

Setelah menerima kepercayaan dari bangsa Israel, Musa dan Harun pun memberanikan diri menghadap Firaun, memintanya untuk membiarkan orang Israel pergi. Tetapi Firaun justru berkata:

* Keluaran 5:2,
Firaun berkata, "Siapakah YAHWEH itu sehingga aku harus mendengarkan suara-Nya untuk membiarkan orang Israel pergi? Aku tidak mengenal YAHWEH dan aku juga tidak akan membiarkan orang Israel pergi."

Oleh karena Firaun tidak mau dengan cara "lembut" maka Elohim pun turun tangan, dan memberikan tulah kepada seluruh orang Mesir itu, biar mereka tahu dan mengakui bahwa Elohim yang disembah oleh orang Israel, yang bernama YHWH itu, adalah Elohim Yang Hidup!

Ada 10 Tulah yang Tuhan jatuhkan terhadap orang Mesir, yaitu:

1. Air menjadi darah

2. Katak

3. Nyamuk

4. Lalat Pikat

5. Penyakit sampar pada Ternak

6. Barah

7. Hujan Es

8. Belalang

9. Gelap Gulita

10. Kematian Anak Sulung.

Pada point ke 1 sampai point ke 9, muncul pula spekulasi bahwa ke sembilan Tulah itu merupakan bentuk perlawan Elohim terhadap dewa-dewa yang disembah oleh orang Mesir. Namun terlepas dari spekulasi itu, kita lebih percaya kepada rencana Elohim untuk menunjukkan kebesarannya, memperbanyak tanda-tanda dan mujizat, biar cerita itu menjadi warisan turun-temurun bagi anak-anak mereka,

* Keluaran 7,
3 Aku akan mengeraskan hati Firaun, Aku akan melipatgandakan tanda dan keajaiban-Ku di tanah Mesir.
4 Tetapi Firaun tidak akan mendengarkanmu, maka Aku akan meletakkan tangan-Ku di atas Mesir, dan akan membawa pasukan-Ku, umat-Ku, bani Israel, keluar dari tanah Mesir dengan hukuman-hukuman yang hebat.
5 Dan orang-orang Mesir akan mengetahui bahwa Akulah YAHWEH, apabila Aku mengacungkan tangan-Ku terhadap Mesir, dan membawa bani Israel keluar dari tengah-tengah mereka."

Sedangkan pada bencana ke-10 merupakan typologi keselamatan oleh darah Kristus, di mana sebelum tulah ke-10 dijalankan, orang-orang Israel harus mempersembahkan anak domba mereka sebagai ganti anak sulung, hal ini-lah yang menjadi warisan budaya rohani orang Israel sampai sekarang, dimana anak sulung adalah kepunyaan Tuhan dan harus ditebus dengan persembahan anak domba.

Darah anak domba tersebut harus mereka taruh pada kedua ambang pintu mereka, sehingga apabila Tuhan berjalan dan melihat tanda itu maka ia akan melewatinya, sehingga orang Israel akan selamat dari bencana: Anak sulung mati ini:

* Keluaran 12:23,
YAHWEH akan melintas untuk menghukum orang Mesir. Jika Dia melihat darah pada ambang dan pada kedua tiang pintu itu, maka YAHWEH akan melewati pintu itu, dan tidak akan memperbolehkan perusak itu memasuki rumah-rumahmu untuk menghukum kamu.

Hal ini dibakukan menjadi ketetapan untuk selama-lamanya:

* Keluaran 12,
24 Haruslah kamu menyimpan hal ini untuk sebuah ketetapan bagimu dan bagi anak-anakmu untuk selama-lamanya.
25 Dan ketika kamu masuk ke negeri yang akan diberikan YAHWEH kepadamu seperti yang telah Dia janjikan, haruslah kamu tetap memelihara ibadah ini.
26 Ketika anak-anakmu bertanya kepadamu: Apakah arti ibadah ini?
27 Maka kamu harus mengatakan: Kurban Paskah itu adalah bagi YAHWEH, yang melewati rumah-rumah bani Israel di Mesir, ketika Dia menghukum orang-orang Mesir dan menyelamatkan rumah-rumah kita." Umat tersebut menundukkan kepala dan menyembah.

Walau ketetapan ini saya baca dan ada di Alkitab saya, namun jelas perintah ini ditujukan kepada orang Israel dan keturunannya yang pernah menjadi budak di Tanah Mesir (Kebenaran Lokal). Jadi dapat dilihat bahwa perintah Elohim dalam Alkitab kadang-kadang bersifat lokal alias khusus kepada suku atau orang tertentu saja.

Dan setelah bangsa Mesir mengalami tulah ke-10, mereka pun mengusir bangsa Israel dengan segera dan orang Mesir bermurah hati kepada orang Israel sebagaimana yang Tuhan katakan sebelumnya, sehingga mereka memberikan apa saja yang diminta oleh orang Israel, mulai dari hewan ternak sampai perhiasan-perhiasan. Mereka pun keluar dari Tanah Mesir dan juga tidak lupa mengambil tulang-tulang Yusuf, karean sesuai permintaanya, untuk dikuburkan bersama dengan leluhurnya di Tanah Kanaan.

B. Perjalanan Israel keluar dari Mesir!

Orang Israel mengembara selama 40 tahun lamanya. Mereka memasuki Tanah Perjanjian tepat sebulan setelah kematian nabi Musa yang kematiannya didahului oleh Imam Harun, dan oleh karena itu mereka kemudian dibimbing oleh Yosua sebagai penerus nabi Musa.

Orang Israel merupakan bangsa yang cukup kritis dan banyak tanya, mereka bisa dikatakan tidak memiliki iman sebagaimana Abraham, nenek moyang, yang percaya kepada Tuhan. Orang Israel ini berbeda, mereka telah melihat perbuatan tangan Tuhan, entah itu Tulah, mujizat Laut Terbelah Dua dan lain sebagainya, tetapi mereka tidak kunjung percaya, mereka terus bertanya dan bertanya, mengeluh, serta memberontak. Dan salah satu di antaranya lagi adalah ketidakinginan mereka mendengar suara Tuhan.

Pada awal mereka keluar dari Tanah Mesir, Musa disuruh Tuhan untuk mengumpulkan orang Israel di bawah gunung dan mendengar langsung suara Tuhan ketika menyampaikan Hukum Kasih (Kesepuluh Hukum), namun sifat bebal yang memang dimiliki oleh orang Israel semenjak di Tanah Mesir tetap mereka bawa, sehingga mereka merasa ketakutan mendengar suara Tuhan yang bunyinya bagai kilat dan gemuruh hingga akhirnya orang Israel menghadap kepada nabi Musa, menyepakati agar sekiranya Musa saja yang berbicara kepada mereka (menjadi mediator) sebab mereka takut mendengar suara Tuhan (Kel. 20).

Hal ini rupanya dianggap baik oleh Tuhan, Tuhan memilih mendengar dan menghargai keputusan orang Israel selama hal itu tidak merugikan-Nya. Sehingga Tuhan pun mengabulkan permintaan mereka bahwa bukan Tuhan lagi yang akan bersabda kepada mereka melainkan Tuhan akan mengutus nabi-nabiNya (sebagai perantara), menaruh firman-Nya dalam mulut nabi tersebut. Namun Tuhan juga mengingatkan orang Israel untuk mawas diri, sebab Tuhan dapat memandang jauh ke depan (pra-destinasi) terhadap orang-orang yang berusaha untuk memakai Nama-Nya tetapi bukan firman Tuhan yang ia sampaikan,

* Ulangan 18,
15 Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan.
16 Tepat seperti yang kamu minta dahulu kepada TUHAN, Allahmu, di gunung Horeb, pada hari perkumpulan, dengan berkata: Tidak mau aku mendengar lagi suara TUHAN, Allahku, dan api yang besar ini tidak mau aku melihatnya lagi, supaya jangan aku mati.
17 Lalu berkatalah TUHAN kepadaku: Apa yang dikatakan mereka itu baik;
18 seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.
19 Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban.
20 Tetapi seorang nabi, yang terlalu berani untuk mengucapkan demi nama-Ku perkataan yang tidak Kuperintahkan untuk dikatakan olehnya, atau yang berkata demi nama allah lain, nabi itu harus mati.
21 Jika sekiranya kamu berkata dalam hatimu: Bagaimanakah kami mengetahui perkataan yang tidak difirmankan TUHAN? --
22 apabila seorang nabi berkata demi nama TUHAN dan perkataannya itu tidak terjadi dan tidak sampai, maka itulah perkataan yang tidak difirmankan TUHAN; dengan terlalu berani nabi itu telah mengatakannya, maka janganlah gentar kepadanya."

Nubuat di atas sering pula dipergunakan oleh teman-teman Muslim untuk membuktikan bahwa Nabi Muhammad, keturunan Ismael, betul-betul nabi Tuhan. Tetapi jika dilihat dari kata-per-kata di atas, tepatnya pada ayat ke-15, jelas dikatakan di situ bahwa nabi yang akan Tuhan bangkitkan berasal dari "tengah-tengah" orang Israel dan juga merupakan "saudara-saudaramu". Kalau Anda membaca keseluruhan artikel ini dimulai dari artikel 3 saja dan seterusnya, maka Anda akan tahu bahwa Israel merupakan nama lain Yakub, dan Yakub ini memperanak Kedua Belas suku, salah satunya adalah suku nabi Musa, yaitu Lewi (Anak ke-3 Israel). Maka sangat jelas kata "saudara-saudaramu" di sini erat kaitannya dengan kedua belas suku itu.

Lihat ayat di bawah ini:

* Imamat 10:6b,
supaya jangan kamu mati dan jangan TUHAN memurkai segenap umat ini, tetapi saudara-saudaramu, yaitu seluruh bangsa Israel, merekalah yang harus menangis karena api yang dinyalakan TUHAN itu.

* Ulangan 17:15,
Engkau harus mengangkat seorang raja atasmu, yang dipilih oleh YAHWEH, Elohimmu, dari tengah-tengah saudara-saudaramu. Engkau tidak boleh mengangkat orang asing yang bukan saudaramu.

Dalan Ulangan 17 sangat jelas orang Israel tidak pernah memiliki/mengangkat raja (misalnya) dari Saudi Arabia, tidak perlu jauh-jauh sebab Edom (Esau) yang merupakan saudara Israel sendiri tidak pernah menjabat sebagai raja di Israel.

Jadi nubuat di atas (nabi) bukan pula kepada Keturunan Esau. Esau ini adalah saudara kandung Israel, yang berarti anak-anak Esau adalah sepupu dari Israel. Juga bukan dari Keturunan Ismael, sebab Ismael merupakan Kakek Israel, dan anak-anak Ismael adalah paman orang Israel. Secara hierarki, hereditas mereka tidak sebanding dan justru kekerabatannya semakin jauh (melewati 3 generasi) jika ditujukan kepada Ismael yang adalah paman bagi Yakub, bapak orang Israel. Bandingkan dengan Esau yang merupakan kakak dari Yakub.

Kemudian pada ayat ke-16 merupakan bukti bahwa ayat ini masih ada hubungannya (kelanjutan) dengan kejadian di mana orang Israel merasa trauma, ketakutan, mendengar suara Elohim, sehingga mereka berkata:

* Keluaran 20:19,
Mereka berkata kepada Musa, "Berbicaralah engkau kepada kami, dan kami akan mendengarkan, tetapi janganlah Elohim berbicara kepada kami, supaya kami tidak mati."

Ayat 17 sendiri merupakan wujud bahwa Elohim begitu mengasihi manusia, dan sabar di dalam menghadapinya.

Tuhan setuju dengan perkataan orang Israel. Lebih tepatnya Tuhan "mendengar permintaan mereka", "menghargai keinginan dan keputusan mereka". Selama hal itu tidak merugikan Tuhan.

Hal lain, di mana Tuhan mendengar permintaan orang Israel adalah ketika orang Israel menginginkan seorang Raja layaknya bangsa-bangsa lain, padahal sudah ada YHWH yang menjadi Raja atas mereka, tetapi Tuhan sekali lagi menghargai keputusan mereka, sehingga Tuhan pun mengangkatkan seorang raja bagi orang Israel.

* 1 Samuel 8,
6 Waktu mereka berkata: "Berikanlah kepada kami seorang raja untuk memerintah kami," perkataan itu mengesalkan Samuel, maka berdoalah Samuel kepada TUHAN.
7 TUHAN berfirman kepada Samuel: "Dengarkanlah perkataan bangsa itu dalam segala hal yang dikatakan mereka kepadamu, sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka.

Dalam ayat 18 sendiri, menunjukkan bahwa garis kenabian jatuh pada keturunan-keturunan Yakub. Sebab Tuhan menjadikan mereka sebagai permulaan dari mujizat-Nya dan hal ini akan kita pelajari di lain waktu,

* Amos 2:11,
Aku telah membangkitkan dari antara keturunanmu untuk menjadi nabi-nabi, dan dari antara orang-orang mudamu sebagai nazir-nazir. Bukankah itu benar, hai kaum Israel? Demikianlah firman YAHWEH.

Guna membuktikan bahwa nubuat Ulangan di atas untuk Muhammad, teman-teman Muslim menekankan pada kata "SAMA SEPERTI AKU", dengan ciri-ciri tertentu.

Padahal "Sama Seperti Aku" tidak merujuk pada ciri-ciri, misalkan tanggal dan bulan lahir, nama ayah nama ibu, bentuk muka, bentuk badan, dan secara historis/sejarah pengutusan. Sebab Tuhan menyatakan bahwa pekerjaan Nabi Musa ini cukup mengesankan dan tidak ada lagi nabi yang sepertinya: didahului dengan tulah-tulah, perjalanan keluar dan bebasnya orang Israel, diberikannya Hukum Taurat dan lain sebagainya.

Walau pun secara history pengutusan Yesus Kristus hampir sama dengan Musa, namun pengutusan Yesus Kristus merupakan kebalikannya. Karena Tuhan tidak menciptakan manusia untuk disiksa, diberikan macam-macam perintah dan lain sebagainya (sebagaimana yang orang Israel alami akibat dosa mereka sendiri). Hanya Kasih saja yang Yesus sisakan, sebab itulah hakikat hukum manusia dalam bermasyarakat.

"SAMA SEPERTI AKU" -- yang dimaksud Musa dalam ayat itu adalah orang Israel tidak perlu cemas karena Tuhan tidak akan lagi memperdengarkan suara-Nya kepada mereka. Melainkan Tuhan akan mengutus Nabi-nabi sebagaimana Tuhan mengutus bagi mereka Nabi Musa. Jadi yang ditekankan di sini adalah: akan tampilnya nabi-nabi selanjutnya dari tengah-tengah orang Israel. Dan kepada mereka-lah orang Israel harus tunduk (mendengar), sebagai wakil Elohim.

Kita lihat khotbah Petrus di Kisah Para Rasul,

* Kisah Para Rasul 3,
22 Bukankah telah dikatakan Musa: Tuhan Allah akan membangkitkan bagimu seorang nabi dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku: Dengarkanlah dia dalam segala sesuatu yang akan dikatakannya kepadamu.
23 Dan akan terjadi, bahwa semua orang yang tidak mendengarkan nabi itu, akan dibasmi dari umat kita.

24 Dan semua nabi yang pernah berbicara, mulai dari Samuel, dan sesudah dia, telah bernubuat tentang zaman ini.

Jadi nubuat di atas sudah tergenapi, di mulai dari penggenapan kecilnya: yaitu nabi-nabi sesudah Musa. Dan penggenapan besarnya: yaitu Yesus Kristus.

Nubuat itu sudah KADALUARSA.

"SAMA SEPERTI AKU" -- bahwa Nabi-nabi itu harus juga mereka dengarkan sebagaimana mereka mendengarkan Musa. (KPR. 3:22)

Mengenai CIRI-CIRI sendiri. Tuhan sudah berfirman, bahwa tidak ada lagi nabi yang akan Tuhan bangkitkan seperti Musa. Karena perbuatan Musa termasuk perbuatan yang besar,

* Ulangan 34,
10 Seperti Musa yang dikenal TUHAN dengan berhadapan muka, tidak ada lagi nabi yang bangkit di antara orang Israel,
11 dalam hal segala tanda dan mujizat, yang dilakukannya atas perintah TUHAN di tanah Mesir terhadap Firaun dan terhadap semua pegawainya dan seluruh negerinya,
12 dan dalam hal segala perbuatan kekuasaan dan segala kedahsyatan yang besar yang dilakukan Musa di depan seluruh orang Israel.

Nabi-nabi lain tidak ada yang sehebat Musa. Namun Yesus yang lebih hebat dari Musa telah datang: Membatalkan Taurat yang merupakan Hukuman bagi orang Israel, mujizat kesembuhan (yang buta melihat, lumpuh berjalan), dan menebus mereka kembali dari "penyerahan diri kepada Iblis". Sedangkan Musa hanya menebus orang Israel dari perbudakan tangan manusia, mujizat Musa hanyalah Tulah-tulah yang prakteknya dapat dilakukan para penyihir di zaman Firaun, sampai akhirnya Tuhan membunuh semua anak sulung di Mesir yang membuat orang Mesir tidak tahan lagi dan segera menyuruh orang Israel minggat dari negaranya.

Jadi SANGAT PENTING membaca konteksnya secara lengkap. Jangan biasakan mencomot satu ayat.

Dan ngomong-ngomong tentang Penggenapan Besar dan Penggenapan Kecil, yaitu nubuat-nubuat di Alkitab kadang-kadang memiliki penggenapan besar dan juga kecilnya, misalkan Paskah orang Israel merupakan penggenapan kecil (diselamatkan dari perbudakan manusia) sedangkan Paskah oranh Kristen merupakan penggenapan besarnya (diselamatkan dari perbudakan setan).

Hal yang sama, yang juga berlaku adalah mengenai Raja Israel, di mana Saul, Daud, Salomo, dan seterusnya adalah raja-raja yang didasarkan atas penggenapan kecil, sebab YHWH-lah Raja orang Israel sebenarnya, dimana Ia yang sebelumnya "ditolak" akan menyatakan diri-Nya. Menjadi Nabi dan Imam Besar, sehingga Tuhan berfirman:

* Yesaya 42:14,
"Aku membisu selamanya, Aku berdiam diri dan menahan diri-Ku sendiri, Aku akan mengerang seperti seorang wanita yang melahirkan, Aku akan terengah-engah, dan sekaligus tersengal-sengal.

Tuhan yang tadinya berbicara melalui perantara, Ia sendiri yang akan turun ke bumi, "mengerang seperti seorang wanita yang melahirkan," Ia akan bersabda langsung kepada jemaat-jemaatNya.

Keselamatan melalui anak domba (kecil) dan keselamatan melalui darah Kristus (besar).

Nabi-nabi palsu yang diceritakan di Alkitab juga merupakan bagian dari penggenapan kecil. Sampai ditampilkan penyesat yang besarnya.

C. Hukum Taurat sebagai Vonis atas Pemberontakkan orang Israel!

Tuhan sangat mengasihi Manusia. Ia diciptakan untuk memuliakan Nama-Nya. Tetapi semuanya berubah ketika Adam memilih mendengarkan kata-kata Iblis.

Tuhan tidak menciptakan manusia untuk dibatasi dengan hal-hal hurufiah, sebab Tuhan tidak menciptakan manusia untuk disuruh lakukan ini lakukan itu, pada hakikatnya: Tuhan tidak ingin membuat manusia terbebani oleh suatu kuk. Cukup Hukum Kasih saja (Kesepuluh Firman/Hukum) yang ada semenjak dulu, yang langsung Tuhan katakan lewat mulut-Nya.

Ibarat kita, manusia, apakah kita mau menahan-nahan kasih kepada anak kita dengan sesuatu hal? Harus di suruh ini itu dulu baru mau di sayang-sayang?

Kemungkinan ada yang seperti itu, tetapi Tuhan Yesus berfirman:

* Matius 7:11,
Jika kamu yang jahat tahu memberikan pemberian-pemberian yang baik kepada anak-anakmu, terlebih lagi Bapamu yang di surga, Dia akan memberi yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya."

Kebaikan Bapa di sorga tidak dapat dibandingkan dengan kebaikan bapa di bumi.

Tetapi kenapa Tuhan membebani umat-Nya, Israel, dikeluarkan dari Tanah Perbudakan untuk disiksa melakukan dan mengerjakan Hukum Taurat yang jumlahnya 613 banyaknya itu?

Ada yang berkata: Hukum Taurat diberikan untuk menyadarkan manusia bahwa mereka tidak dapat hidup benar. Dalam arti kita dibenarkan bukan karena melakukan Hukum Taurat, yang sebenarnya tidak dapat kita pikul, melainkan oleh karena pertolongan Tuhan.

Ya. Saya setuju dengan pendapat itu. Tetapi itu bisa dikatakan sebagai fungsi laten (akibat, terselubung) dan bukan fungsi manifest (sebab, kenyataan).

Fungsi manifesnya adalah karena orang Israel telah berdosa. Sedangkan fungsi laten atau fungsi terselubung dari diberikannya Hukum Taurat juga menyadarkan manusia bahwa mereka tidak ada apa-apanya.

Hukum Taurat adalah suatu keterpaksaan atau vonis yang Tuhan jatuhkan kepada orang Israel atas dosa-dosa mereka. (Manifest)

Kalau Anda membaca Kitab Keluaran, di situ Anda dapat melihat sikap dan respon orang Israel ketika Tuhan untuk pertama kalinya memperkenalkan diri kepada mereka. Di mana saat itu orang-orang Israel ini sering sekali bersifat tegar tengkuk, bebal, tidak percaya, kurang bersyukur dan lain sebagainya. Bahkan ada suatu moment di mana bangsa Israel "mencobai Tuhan", yang jelas-jelas melanggar salah satu dari Kesepuluh Hukum.

Atas perbuatan mereka tersebutlah sehingga Tuhan memberikan mereka hukuman yang berat, sebab ada beberapa kali Tuhan ingin memusnahkan semua keturunan Yakub (Israel) tersebut kecuali Nabi Musa, tetapi Nabi Musa selalu hadir dan mencoba untuk melerai dan meredahkan amarah Tuhan.

Tuhan ingin sekali membinasakan orang-ornag Israel itu, tetapi Tuhan ingin menjaga Nama-Nya sehingga orang Israel yang Ia selamatkan dari Mesir tidak Ia binasakan,

* Keluaran 32,
9 Berfirmanlah YAHWEH kepada Musa, "Aku telah melihat bangsa ini, dan sungguh inilah bangsa yang tegar tengkuk.
10 Sekarang tinggalkanlah Aku sendirian, biarlah murka-Ku menyala terhadap mereka, dan Aku akan membinasakan mereka, tetapi Aku akan menjadikan engkau suatu bangsa yang besar."
11 Musa pun memohon dengan sangat di hadapan YAHWEH, Elohimnya, dan berkata, "Mengapakah YAHWEH, murka-Mu menyala terhadap umat-Mu yang telah Engkau bawa keluar dari tanah Mesir dengan kekuatan yang besar dan dengan tangan yang kuat?
12 Mengapakah orang-orang Mesir akan mengatakan: Dengan niat jahat Dia telah membawa mereka ke luar untuk membunuh mereka di pegunungan dan untuk membinasakan mereka di atas permukaan bumi ini? Berbaliklah dari nyala murka-Mu dan berubahlah pikiran atas yang jahat bagi umat-Mu.

Sekali lagi saya katakan, Hukum Taurat adalah HUKUM TAMBAHAN. TUHAN tidak pernah BERMAKSUD MEMBUAT HUKUM TAURAT. Tetapi Hukum ini diberikan atas dasar VONIS (layaknya Putusan Peradilan) kepada rakyat Israel. Jelasnya, Hukum Taurat adalah sebuah KUTUKAN dan SUMPAH yang TUHAN jatuhkan kepada bangsa Israel.

Silahkan BACA ayat di bawah ini, jangan di skip,

* Daniel 9:11,
Ya, seluruh Israel telah melanggar Taurat-Mu dan menyimpang karena tidak mendengarkan suara-Mu. Karena itu, kutuk dan sumpah telah menimpa kami seperti yang tertulis dalam Taurat Musa, hamba Elohim itu, karena kami telah berbuat dosa terhadap-Nya

CAMKAN, "Karena itu, kutuk dan sumpah telah menimpa kami seperti yang tertulis dalam Taurat Musa"

* Galatia 3:19,
Lalu, apakah maksud hukum Taurat diberikan? Hukum Taurat ditambahkan oleh karena pelanggaran-pelanggaran, sampai keturunan yang dijanjikan itu datang. Hukum Taurat itu disampaikan melalui malaikat-malaikat kepada seorang pengantara.

CAMKAN, "Hukum Taurat ditambahkan oleh karena pelanggaran-pelanggaran,"

Sangat jelas, Hukum Taurat adalah HUKUM TAMBAHAN, oleh karena pelanggaran-pelanggaran orang Israel. Singkat kata TUHAN TIDAK PERNAH BERMAKSUD MEMBUAT HUKUM TAURAT (kalau bukan karena orang Israel itu sendiri)

Itulah sejarah (ASAL MULA) Hukum Taurat. Anehnya, umat Muslim sangat bangga karena mereka lebih mentaati Hukum Taurat ketimbang orang Kristen. Inilah akibatnya kalau tidak memahami secara benar sejarah dari Hukum Taurat itu sendiri. Yang berarti, umat Muslim mau-mau saja memikul kutukan dan sumpah yang diberikan oleh Tuhan kepada orang Israel.

D. Apa Hukum Taurat akan berakhir?

Setidaknya ada 2 macam jenis kebenaran:

1. Kebenaran Temporal dan Lokal
Yaitu kebenaran menurut waktu dan akan ada masa berakhirnya dan lokal yaitu hanya dikhususkan kepada suku-suku tertentu saja, misalkan Hukum Taurat (PERJANJIAN LAMA)

2. Kebenaran Kekal dan Universal,
Yaitu kebenaran keselamatan dari Kristus dan bahwa Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat adalah kebenaran mutlak. Dan kegunaan Hukum Kasih yang tidak lekang oleh waktu (PERJANJIAN BARU)

Membaca sejarah Hukum Taurat di atas jelas terlihat kalau ternyata Hukum Taurat adalah Hukuman Tambahan. Tuhan tidak berniat memberikannya kepada orang Israel, tetapi semuanya itu Dia lakukan untuk memberi pelajaran bahwa orang Israel harus betul-betul mendengarkan suara Tuhan.

Karena Hukum Taurat bersifat Temporal dan Lokal, maka:

1. Hukum itu akan berakhir

2. Hukum itu hanya ditujukan kepada orang Israel, dan sifatnya tidak universal. Hanya khusus diberikan atas dosa pelanggaran Israel. Jadi salah besar apabila menghendaki dan memaksakan orang Kristen untuk menaati aturan ini. Karena sejatinya Tuhan tidak membebaskan dan tidak pula menciptakan manusia untuk disiksa.

Jadi karena Hukum Taurat tidak diawali dengan niat, maka sudah pasti Hukum ini akan berakhir. Sebagaimana Tuhan tidak bertujuan menciptakan Adam untuk jatuh ke dalam dosa, sehingga Tuhan harus menebus dan memulihkan kerusakan itu.

 

Lalu bagaimana dengan Kesepuluh Hukum Taurat? Apakah Hukum itu telah berakhir juga?

Kesepuluh Hukum dan bukan Kesepuluh Hukum Taurat (jangan diembel-embeli), yaitu:

1. Jangan ada padamu, Elohim lain dihadapan-Ku;

2. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun untuk disembah;

3. Jangan menyebut nama YHWH, Elohimmu dengan sembarangan. Jangan bersaksi dusta dengan Nama-Nya;

4. Ingatlah dan kuduskanlah Hari Sabat;

5. Hormatilah ayah dan ibumu;

6. Jangan membunuh;

7. Jangan berzinah;

8. Jangan mencuri;

9. Jangan mengucapkan saksi dusta;

10. Jangan mengingini milik sesamamu.

Kesepuluh Hukum bukanlah anak Hukum Taurat, karena Kesepuluh Hukum itu diberikan sejak orang Israel baru dikeluarkan dari Mesir, yaitu ketika hubungan Tuhan dengan orang Israel masih hangat-hangatnya. Jadi belum ada indikasi orang Israel sudah kena kutukan (baru keluar dari Mesir, langsung dikutuk)

Dan yang namanya membunuh, mencuri dan lain-lain itu sudah dosa dari dulu, dan bukan sejak adanya Hukum Taurat, bandingkan dengan ketika Kain membunuh Habel, sudah divonis dosa oleh Tuhan.

Hukum Taurat baru muncul 2630 tahun (Generasi ke-26, yaitu angkatan Musa). Apakah berarti selama kurang 26 abad itu manusia bebas membunuh, mencuri, berzinah dan lain-lain ???

Jadi tepat kata Yesus di bawah ini, bahwa Kesepuluh Hukum itu lebih utama (alias dasar-dasar, universal),

* Markus 12,
29  Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.
30  Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
31  Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."

Di mana Pasal 1 - 4, dikhususkan kepada Tuhan. (KASIH KEPADA TUHAN)

Dan Pasal 5 - 10, dikhususkan kepada Manusia. (KASIH KEPADA MANUSIA)

Ibarat kita di Indonesia mengenal Pancasila (5 Sila) sebagai Landasan Negara, dan ada UUD 1945 yang adalah uraian dari kelima sila-sila itu. Dan dari UUD 1945 lahir lagi spesialisasi Undang-undang, misalkan UU. Narkoba, UU. Korupsi, UU. Perlindungan Anak dll.

Kesemua UU itu tidak boleh melawan Hukum yang lebih tinggi di atasnya, yaitu UUD 1945 (uraian Pancasila).

Dan ada juga disebut Hukum Nasional dan Hukum International. Hukum Nasional masih sedikit berbaur dengan budaya asusila. Sedangkan Hukum International 100% menyangkut Human Rights (Hak Asasi Manusia) - Hukum Kasih.

Demikian juga kita mengenal Hukum Kasih: Kasih kepada Elohim dan Kasih kepada Manusia (Materiil). Kesepuluh Hukum adalah uraian (atau contoh-contoh perbuatan kasih itu) dan surat-surat para rasul adalah spesialisasi hukum itu, mereka menjelaskan bagaimana kasih itu dilaksanakan (Formal)

Di mana Paulus mengajarkan kita untuk saling mengasihi satu sama lain. Ia juga mengajarkan kita untuk tunduk kepada pemerintah yang berdaulat, tetapi disamping itu kita juga harus kritis dalam menyikapi ketepatan dan keputusan pemerintah kita, yang berarti jangan sampai hukum-hukum pemerintah itu menyimpang dari dasar iman kita, dan kita turut di dalamnya. (Rm. 13)

E. Kalau Hukum Taurat baru ada pada masa Nabi Musa (Generasi ke-26 Manusia), Apakah dulu Manusia hidup bebas/tidak ada hukum?

Tidak!

Nabi Musa hidup sangat jauh dari masa Nabi Nuh. Nabi Nuh hidup pada tahun 1000-an sejak manusia diciptakan dan Tuhan menghukum orang-orang pada masanya yang pasti dikarenakan adanya suatu pelanggaran terhadap orang-orang di masa itu.

Atau kita melangkah ke yang lebih tua lagi, yaitu Peristiwa Kain dan Habel (hidup sekitar tahun 1 sejak manusia diciptakan, karena Adan dan Hawa diciptakan dalam kondisi langsung dewasa, jadi bisa langsung menghasilkan keturunan). Kain membunuh Habel, sekali pun belum ada Hukum Taurat, perbuatan itu sudah dianggap tercela (pelanggaran, mala in se). Tuhan langsung mengutuk Kain. Kain menyesal dan mengakui bahwa beban yang diberikan kepadanya itu lebih besar dari kekuatan yang dimilikinya. Namun Tuhan tetap menjaga Kain, ia berjanji untuk menimpakan kutuk tujuh kali lipat kepada mereka yang membunuh Kain.

Lantas, landasan hukum apa yang digunakan Kain dan orang-orang sewaktu itu?

Itulah Hukum Kasih. Yaitu tentang bagaimana cara kita mengasihi sesama. Tentu Anda tahu cara mengasihi sesama.

Di dalam Alkitab memang tidak ada title: Hukum Kasih. (Yang disebutkan secara gamblang sebagaimana Hukum Taurat)

Tetapi kenapa disebut atau diberi judul/konsep "Hukum Kasih" karena dasar dari hukum ini ialah tentang mengasihi, yaitu:

Mengasihi Elohim.

&

Mengasihi Manusia.

Hukum Taurat (Taurat: intruksi, perintah, pengajaran) baru ada pada sekitar tahun 2630 yaitu ketika orang-orang Israel melakukan pemberontakkan, sehingga sama seperti Kain yang menerima kutukan, demikian juga orang Israel menerima kutukan. Tetapi melalui Kristus kutukan itu telah dipatahkan/dibatalkan.

Sebab Tuhan berusaha untuk memperbaiki apa yang selama ini tidak Ia kehendaki, dimulai dari kematian atau kejatuhan mula-mula manusia, dijatuhkannya beban Hukum Taurat, dll. Dan mengembalikan semua keadaan itu seperti yang Ia kehendaki sejak semula.

Hukum Taurat berjumlah 613, sepuluh di antaranya adalah Kesepuluh Hukum itu. Tetapi bukan berarti Kesepuluh Hukum baru lahir ketika Hukum Taurat didirikan, melainkan untuk tetap memperingati orang-orang Israel tentang Hukum ini. Di Alkitab juga tidak ditegaskan jumlah angka Hukum Taurat, tetapi melalui hitung-hitungan (mulai dari ke-10 Hukum, Hal Pengajaran, Tentang Budak, Tentang Perayaan dan lain-lain) terkumpullah sebanyak 613 hukum, yang terbagi lagi menjadi dua, yaitu: 365 larangan dan 248 perintah. Angka 365 sesuai dengan jumlah hari-hari dalam setahun, yang berarti tiap-tiap hari kita diperingatkan untuk selalu mewaspadai diri dan angka 248 sesuai dengan jumlah tulang manusia yang berarti Tuhan tidak pernah memberi beban melebihi kemampuan kita.

Singkatnya, Hukum Kasih sudah ada lebih dulu ketimbang Hukum Taurat. Hukum Taurat baru ada ketika orang Israel melakukan pemberontakan sebagaimana penjelasan di atas. Itu-lah dalam surat-surat rasul Paulus, Hukum Taurat disebut sebagai kutukan. Karena Paulus sadar bahwa Tuhan tidak pernah merencanakan mengeluarkan bangsa Israel dari perbudakan Mesir lalu menimpakan mereka dengan ke-613 Hukum itu. Tujuan Tuhan pada awalnya ingin memberikan kelegaan kepada mereka, terbebas dari segala penderitaan. Tetapi, karena dosa orang Israel jadilah Tuhan terpaksa mengutuk mereka (teori kausalitas - sebab akibat):

* Galatia 3:10,
Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat."

* Galatia 3:19,
Lalu, apakah maksud hukum Taurat diberikan? Hukum Taurat ditambahkan oleh karena pelanggaran-pelanggaran, . . .

Kasih adalah kegenapan Hukum Taurat, di mana kita yang kemarin harus mengalami penderitaan karena dosa nenek moyang telah beroleh Kasih:

* Roma 13:10,
Kasih tidak melakukan yang jahat kepada sesama, karena itu kasih adalah penggenapan hukum Taurat.

Dan Kesepuluh Hukum adalah Hukum Kasih itu, di mana dikatakan bahwa dalam Kesepuluh Hukum itu sebenarnya sudah terangkumkan dalam Hukum Kasih:

* Roma 13:9,
Sebab telah tertulis: "Jangan berzina, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan bersaksi dusta, jangan mengingini," dan seandainya ada suatu perintah yang lain, itu semua sudah terangkum dalam firman ini: "Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri."

Sebab Kesepuluh Hukum, seperti yang saya katakan di atas, disampaikan kepada orang Israel oleh Tuhan sendiri, dan ditulis dengan tangan Tuhan sendiri juga. Pada saat hubungan Tuhan dengan orang Israel "masih harmonis". Tetapi karena lama-lama Tuhan melihat orang Israel begitu bebal maka untuk melampiaskan amarah dari membinasakan mereka semuanya, Tuhan ganti dengan Hukum Taurat. Sampai keturunan yang dimaksud itu datang, memulihkan dan memperbaiki semuanya. Dan Keturunan itu adalah . . . Yesus Kristus. (Kej. 3:15. Bdk. Gal. 3:19)

Haleluya!

F. Orang Israel dan Berhala

Berhala di sini tidak hanya berupa patung (berwujud) tetapi juga yang ada dalam pikiran manusia untuk menjadikan "sesuatu" -- illah lain -- sebagai sesembahannya. Dan begitu juga patung, tidak semua patung adalah berhala.

Salah satu dosa terbesar orang Israel adalah menyembah patung dan membuat berhala! Adapun berhala yang mereka sembah adalah berhala-berhala orang Kanaan -- Tanah yang dijanjikan Tuhan -- yaitu berhala Baal dan juga Asyera, yang masih membudidaya di Tanah tersebut.

Baal dan Asyera, menurut tradisi yang telah diteliti oleh para arkeolog, menyatakan bahwa mereka itu merupakan sepasang dewa-dewi. Di mana yang menjadi dewa adalah Nimrod, keturunan Ham, dan isterinya yang bernama Semiramis, yaitu ibunya sendiri. 

Nimrod bisa jadi merupakan awal mula penyembahan berhala di dunia ini, ia mulai membangun peradabannya di Babel (Mesopotamia), seperti yang kita tahu kota ini merupakan kota peradaban pertama di dunia, yang kemudian disusul oleh peradaban Mesir, Yunani dan seterusnya.

Usaha Nimrod untuk membangun Menara Babel adalah rencananya untuk menjadi raja atas seluruh dunia. Sebab ia merupakan orang perkasa mula-mula (Kej. 10:8) dan hal itu menyebabkan dia tidak ingin kekuasaannya lenyap begitu saja sehingga ia bercita-bercita untuk membangun suatu menara agar sekiranya orang-orang yang dikuasainya tersebut jangan berserak atau paling tidak ada suatu menara yang menjadi kiblat mereka dan keturunannya untuk mengenang sosok Nimrod untuk selama-lamanya.

Berita mengenai "keturunan itu" (Mesias, Kejadian 3:15) yang disampaikan oleh Elohim telah tersebar luas, bahkan dikalangan iblis sendiri nampaknya penasaran mengenai siapakah sosok keturunan yang dimaksud. Hal itu sudah dilakukan lebih dulu oleh malaikat-malaikat yang diutus sebagai manusia (kemudian digelari anak-anak Elohim) lalu melewati batas dari apa yang telah ditentukan oleh-Nya, yaitu agar sekiranya jangan menikahi manusia:

* Kejadian 6,

1 Ketika manusia di muka bumi mulai bertambah banyak, dan anak-anak perempuan telah lahir bagi mereka,

2 lalu anak-anak Elohim melihat bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik, maka mereka itu dipilih dan dijadikan istri.

Anak-anak Elohim itu (konteksnya di sini sebagai malaikat yang menjadi manusia), mereka mengambil anak-anak perempuan manusia (keturunan Adam dan Hawa), melanggar perintah Elohim sehingga mereka menghasilkan keturunan nefilim -- raksasa, manusia setengah malaikat --. Hal ini juga mereka lakukan untuk menghalangi kedatangan Mesias (Keturunan Itu) yang sebenarnya, yaitu dengan cara mengotori semua darah manusia sehingga tidak ada jalan untuk Mesias, yang akan mengalahkan iblis, dilahirkan. Sehingga akhirnya Tuhan pun memusnahkan semua manusia melalui peristiwa air bah, hanya Nuh dan keluarganya saja yang selamat. (Kej. 6:4)

Nimrod juga melakukan hal yang sama, ia berusaha untuk menyatakan dirinya sebagai keturunan yang dimaksud dan adakalanya orang-orang pada masa itu percaya karena Nimrod terbukti memiliki jiwa sebagai penguasa. Ibunya, yaitu Semiramis, juga ia anggap sebagai isteri dari YHWH. Namun hal itu ditolak mentah-mentah oleh YHWH, yang ada justru YHWH menyuruh nabi-nabiNya untuk merobohkan patung-patungnya (Mikha 5:12-13, 2Rj 17:16). Sebab YHWH yang kita kenal bukanlah "mahluk seksual", sebagaimana pun penyebutan "Anak YHWH" pada Yesus Kristus tidak boleh diartikan secara biologis.

Dengan pengakuan Nimrod ini, maka ia juga memproklamirkan dirinya sebagai "elohim", dan inilah awal mula penyembahan berhala di dunia ini. Nimrod mengharuskan semua orang untuk menyembah dirinya dan membangun sistem keagamaan dengan pusat penyembahan kepada dirinya. Namun Semiramis tidak puas hanya sampai kepada gelar "Mother of God", ia menginginkan lebih dari itu hingga ia pun membunuh Nimrod.

Semiramis memproklamirkan dirinya sebagai "Queen of Heaven", dan istilah "Ratu sorga" juga kita temukan di dalam Alkitab, dan hal ini sangat ditentang oleh Elohim (Yer. 7:16-20; 44:18). Kemudian, Semiramis melahirkan Tammuz yang ia anggap sebagai re-inkarnasi dari Nimrod. Tammuz sendiri merupakan anak perzinahan.

Berbicara tentang Nimrod dan Semiramis, peradaban Mesopotamia ini juga menyebar di berbagai negeri dengan nama yang berbeda:

Di Babylon:

Semiramis dan Nimrod.

Di Kanaan:

Asyerah dan Baal.

Di Mesir:

Isis dan Osiris.

Di Yunani:

Aphrodite dan Apollo.

Di India:

Devaki dan Krishna.

Di India:

Isi dan Iswara.

Di Romawi:

Fortuna dan Jupiter.

Dan lain-lain.

Hal-hal tersebut lahir karena keinginan untuk berkuasa dan juga keinginan iblis untuk menyakiti hati Elohim dan berusaha untuk menggagalkan setiap rencana Tuhan. Dan persembahan anak manusia yang biasa diterangkan dalam Kitab Perjanjian Lama (yang merupakan kekejian di mata Tuhan) merupakan usaha iblis untuk menyatakan bahwa korban keselamatan semacam itu sangat mudah. Iblis berhasil membujuk manusia untuk mempersembahkan anaknya sendiri, laki-laki dan perempuan, namun iblis lupa bahwa tidak ada yang kudus selain Yesus Kristus. Sehingga hanya Yesus saja korban yang berkenan dihadapan Elohim. Singkatnya, iblis berusaha mendahului rencana-rencana Elohim yang telah tersebar luar itu, sebagai mantan malaikat, pasti iblis tahu bagaimana sifat-sifat Elohim.

Sebenarnya tidak ada salahnya ketika kita membuat suatu patung atau gambar-gambar tertentu, apabila hal itu tidak ditujukan untuk disembah. Sebab patung dan gambar merupakan bagian dari kekayaan seni, sebagai lambang dan bukan hakikat dari makna yang sebenarnya.

Ketika Tuhan selesai menyampaikan Kesepuluh Firman melalui mulut-Nya sendiri kepada orang Israel, Tuhan memberi pesan kepada Nabi Musa untuk mengingatkan kembali orang Israel bahwa ketika itu mereka hanya mendengar suara saja dan suatu rupa tidak ada yang mereka lihat sehingga orang Israel dilarang keras untuk membuat patung lalu mengklaim itu sebagai wujud Tuhan dan yang paling parah adalah menyembah patung itu,

* Ulangan 4,

12 Lalu YAHWEH berfirman kepadamu dari tengah-tengah api itu, kamu mendengar suara-Nya, tetapi kamu tidak melihat suatu bentuk, hanya suara.

13 Dia menyatakan perjanjian-Nya kepadamu, yang telah Dia perintahkan kepadamu supaya kamu lakukan, yaitu kesepuluh perintah. Dia menuliskannya pada dua loh batu.

15 "Selanjutnya, kamu harus hati-hati, karena kamu tidak melihat suatu bentuk apa pun pada hari YAHWEH berfirman dari tengah-tengah api kepadamu di Horeb.

16 Supaya kamu jangan berlaku busuk dengan membuat bagimu patung yang menyerupai berhala apa pun, yang berbentuk laki-laki atau perempuan,

Sedangkan bagi orang Kristen sendiri, terutama dari kalangan Khatolik memang sangat khas membuat patung-patung santo dan santa, dan juga patung Yesus Kristus -- sebagai wujud Elohim --. Saya sangat takjub dan terharu ketika melihat kemegahan Gereja Katedral, yang mungkin dengan cara seperti itulah mereka mengucapkan syukur mereka kepada Tuhan. Membangun Gereja yang megah sebagaimana halnya raja Salomo, tetapi harus juga diimbangi dan diutamakan prinsip bersedekah bagi orang-orang berkekurangan dan saya percaya orang Khatolik telah melakukannya dan juga bahwa patung-patung itu tidaklah untuk disembah.

Daud merasa bersyukur sebab telah dijadikan sedemikian oleh Tuhan, ketika ia selesai membangun Kerajaannya, hatinya tergerak untuk membangunkan Rumah juga bagi YHWH. Dan hal itu dilakukan oleh Salomo sebagaimana yang Tuhan inginkan, sebab tangan Daud sebagai seorang pahlawan bagi bangsa dan negaranya telah banyak menumpahkan darah, sehingga tangan Daud dianggap tidak kudus untuk membangunkan suatu Rumah bagi Tuhan Yang Kudus.

Pada masa Perjanjian Lama, ketika orang-orang Israel mengeluh karena tidak adanya makanan enak yang dapat mereka konsumsi, Tuhan pun mendatangkan ular kobra kepada mereka, mereka ketakutan dan memohon ampun kepada Tuhan. Dan Tuhan pun menyuruh Musa untuk membuat suatu ular tembaga lalu digantung pada sebuah tiang, sehingga orang yang memandang kepada tiang ular itu dapat selamat dari gigitan kobra-kobra tersebut (Bil. 21), hal ini merupakan typologi Anak Manusia (Yesus) yang juga akan ditinggikan (Yoh. 3:14). Perintah ini nampak bertentangan dengan Pasal "Jangan membuat bagimu patung" tetapi kita harus tahu bahwa penekanan Tuhan di sini adalah "patung itu jangan kau gunakan untuk disembah".

Ada juga ketika Tuhan menyuruh Musa untuk membuat patung Kerub (Malaikat) di atas tutup Tabut Perjanjian-Nya. (Kel. 37) Patung kerub tersebut bukan pula untuk disembah. 

Jadi membuat patung Tuhan Yesus Kristus boleh-boleh saja -- sebagai bentuk penghormatan --, dan hal ini tidak juga membuat pernyataan dalam Ulangan pasal 4 di atas bertentangan, sebab secara kronologis Elohim belum menunjukkan diri-Nya kala itu, tetapi melalui kedatangan Anak-Nya yang adalah gambaran dan wujud Diri-Nya, maka wajah Tuhan telah kita kenali. Sekali pun gambar-gambar Yesus kadangkala berbeda, misalkan di Afrika digambarkan sebagai orang berkulit hitam, Jepang dengan mata sipit-Nya dan lain sebagainya. Hal itu dijadikan sebagai kerinduan orang-orang untuk merasakan kehadiran Tuhan lebih dekat lagi. Lagi pula di Alkitab ada beberapa peristiwa di mana wajah Yesus berubah sehingga murid-muridNya tidak dapat mengenali-Nya. (Luk. 24:16)

G. Kemah Suci sebagai Lambang Keselamatan Yang Akan datang

Kemah Suci atau Tabernakel adalah "Tempat tinggal" Elohim, dan sekaligus tempat orang Israel membasuh dosa-dosanya.

Prinsip Kekudusan dalam Kemah Suci adalah:

1. Kemah Suci itu diberi pembatas disekelilingnya sehingga orang-orang tidak bisa sembarang dalam memasukinya. Walaupun Kemah Suci tersebut sangat luas, tetapi hanya ada satu jalan untuk memasuki kemah tersebut.

Tidak semua orang bisa melayani dalam Kemah Suci itu, hanya orang Israel dari Suku Lewi saja (para imam) yang boleh masuk ke tempat tersebut karena orang Lewi telah Tuhan khususkan untuk melayani-Nya di Kemah Suci itu dan juga untuk menjaga segala perabotan di Rumah Tuhan. Sedangkan orang awam yang mendekatinya akan di hukum mati (Bil. 3:10). Di sini Tuhan menegaskan betapa kudus-Nya Diri-Nya yang juga ditandai dengan tidak boleh sembarangan orang menyentuh Kekudusan Tempat-Nya.

Tabut Perjanjian merupakan "Tempat Elohim Berfirman" kepada Musa yang berarti tempat itu sangat kudus (Kel. 25:22), yang tidak boleh disentuh oleh orang yang tidak ditugaskannya dan tidak pula kepada orang yang berdosa atau tidak suci. Tabut itu harus disentuh oleh tangan-tangan bersih, baik secara jasmani mau pun rohani. Imam saja harus mensucikan dirinya dulu ketika hendak menyentuh Tabut Tuhan, kalau tidak maka mereka akan mati seketika (Im. 22).

Dalam 2 Samuel 6, terlihat bagaimana Elohim menyambar Uza yang telah teledor memegang Tabut itu. Sekali pun maksud Uza baik, yaitu supaya Tabut itu jangan sampai tergelincir dan jatuh, namun kekudusan Tuhan tidak dapat dibandingi dengan kekudusan illah-illah tetangga. Sebab Tuhan sendiri-lah yang akan menjaga Tabut itu.

Selain itu, ada contoh lain di mana Tuhan mengutuk keras persembahan yang tidak sesuai dengan apa yang Tuhan suruhkan. Seperti yang terjadi pada anak-anak Harun, yaitu Nadab dan Abihu. Ketika mereka membakar api yang asing di hadapan Tuhan, Tuhan kemudian menghanguskan kedua orang itu. (Im. 10)

Tugas imam adalah sebagai perantara manusia menghadap pada Elohim. Imam Besar ditugaskan untuk mempersembahkan korban penghapus dosa, korban bakaran dan korban keselamatan terhadap jemaat-jemaat yang diwakilinya, ia senantiasa berdoa dan bersyafaat bagi jemaat-jemaat itu. (Im. 9:22)

Jabatan Imam memang dimiliki oleh seluruh orang Lewi. Tetapi khusus Imam Besar hanya dari garis keturunan Harun saja yang dapat mendudukinya.

Lalu bagaimana dengan Yesus? Bukannya Ia keturunan raja Daud yang notabene dari Suku Yehuda?

Jauh sebelum Tuhan menetapkan orang Lewi sebagai Imam bagi-Nya (abad 25), ternyata pada zaman Abraham sudah ada seorang Imam Besar, yaitu Melkisedek (abad 20). Sehingga Yesus Kristus dikatakan Imam Besar "menurut peraturan" Melkisedek,

* Mazmur 110:4,

YAHWEH telah bersumpah dan Dia tidak akan membatalkannya, Engkau adalah Imam yang kekal menurut peraturan Melkisedek.

* Ibrani 6:20,

di mana YESUS telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Dia menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya menurut peraturan Melkisedek.

Jabatan Imam Besar Melkisedek merupakan typologi mengenai jabatan yang akan dikenakan juga kepada Kristus, Si Melkisedek Perjanjian Baru.

2. Jemaat-jemaat tersebut kemudian membawa korban penghapus dosanya dan menyerahkannya kepada imam, lalu imam menyembelih dan mengolahnya di mezbah, sedangkan kulit dan kotorannya (yang melambangkan dosa) harus dibakar di luar Kemah tersebut.

3. Kemudian ada suatu tempat pembasuhan yang mengantarai/di tengah-tengah mezbah dan Kemah Suci itu. Imam akan membasuh dirinya yang menunjukkan Elohim telah menghapus dosa kita, lalu masuk ke dalam Kemah itu. Sebab orang yang masuk ke dalam Kemah itu harus bersih dari dosa dan bersih pula secara lahiriah.

4. Di dalam Kemah itu terdapat dua ruang, yaitu: Ruang Kudus dan Ruang Maha Kudus.

Ruang Maha Kudus hanya boleh dimasuki oleh Imam Besar saja, dan itu dilakukan sekali dalam setahun.

Antara kedua ruang ini dipisahkan oleh sebuah tirai atau kelambu atau tabir,

* Keluaran 26:33,

33 Haruslah engkau memasang tabir di bawah pengait-pengait itu, . . .Tabir itu akan memisahkan bagimu antara ruang kudus dengan ruang Mahakudus.

Sehingga ada batas pemisah antara Tempat Kudus itu dengan Tempat Maha Kudus.

Namun keselamatan di atas hanyalah sebuah "typologi keselamatan". Sebab Keselamatan menurut Hukum Taurat hanyalah bayang-bayang (sementara),

* Ibrani 10:1,

Hukum Taurat hanyalah bayangan dari keselamatan yang akan datang dan bukan hakikat dari keselamatan itu sendiri. Tidak mungkin hukum Taurat menyempurnakan mereka yang terus-menerus datang membawa kurban persembahan yang sama setiap tahunnya.

Sehingga Kristus pun datang, menjadi korban yang berkenan di mata Elohim,

* Mazmur 40,

7 Kurban dan persembahan sajian tidak Engkau ingini, Engkau telah membuka telinga bagiku, Engkau tidak menuntut persembahan bakaran dan persembahan penghapus dosa.

8 Lalu aku berkata, "Lihatlah aku datang; dalam gulungan tulisan yang mencatat tentang aku.

Sehingga point-point di atas penggenapan besarnya adalah seperti di bawah ini:

1. Hanya ada satu jalan kebenaran (pintu, jalan masuk), yaitu Yesus Kristus. Amal dan ibadahmu tidak dapat membuatmu masuk ke dalam Tempat Kudus-Nya bila tidak melalui Dia. (Yoh. 14:6)

2. Korban keselamatan kita adalah Yesus Kristus. Ia menjadi Imam Besar yang bukan sekedar berdoa agar kita selamat, melainkan Ia telah megorbankan diri-Nya sendiri dan hanya Dia saja yang berkenan dihadapan Elohim, sebab Ia tidak mengenal dosa dan tipu daya tidak ada di mulut-Nya (Yoh. 8:46; 1 Ptr. 2:22). Ia telah menyediakan rumah di sorga bagi kita yang percaya kepada-Nya (Yoh. 14:2).

3. Yesus Kristus telah membasuh dosa kita dan membuat kita berkenan dihadapan Elohim. Ia telah menjadi Korban Penghapus Dosa kita yang sekali untuk selama-lamanya. (Yes. 53)

4. Sehingga kita bisa masuk ke dalam Tempat Kudus tersebut dengan penuh keberanian. (Ibr. 10:19-20)

Dan Tempat Maha Kudus itu yang sebelumnya dihalangi oleh suatu tabir, telah dirobohkan melalui Kematian Kristus. Yang menandakan bahwa kita telah hidup dalam kasih karunia Elohim di mana tidak ada lagi perantara dan juga tidak ada lagi penghalang kita untuk menghadap pada-Nya. Sebab kita bisa menyaksikan Dia langsung.

* Matius 27:51,

Dan lihatlah, tabir di Bait Suci terbelah menjadi dua dari atas sampai ke bawah, dan bumi terguncang, dan bukit-bukit batu terbelah,

Kemah Suci itu tidak ada lagi artinya bagi kita. Sebab Kemah Suci kita ada pada Iman kita kepada-Nya, kepada Yesus Kristus:

* Yohanes 2,

19 YESUS menjawab mereka, "Hancurkanlah Tempat Suci ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali."

20 Lalu orang-orang Yahudi itu berkata, "Empat puluh enam tahun lamanya Tempat Suci ini dibangun, dan Engkau akan mendirikannya hanya dalam tiga hari?"

21 Namun yang Dia maksudkan dengan Tempat Suci itu adalah tubuh-Nya sendiri.

Yang berarti bahwa Yesus adalah segala-galanya bagi kita. Dia adalah Manusia sekaligus Anak Manusia sekaligus Anak Elohim sekaligus Nabi sekaligus Imam Besar sekaligus Anak Domba sekaligus Tabib sekaligus Raja sekaligus Firman Elohim dan sekaligus Tuhan itu sendiri.

Haleluya!

H. Tata peribadatan!

Tata Peribadatan orang Yahudi tidak dijelaskan seperti apa dalam Alkitab. Namun semenjak zaman Yesus Kristus, nampaknya orang Yahudi memiliki suatu ibadah yang merupakan perintah manusia saja dan hal yang lebih mengagetkan bahwa orang Yahudi juga melakukan ibadah sholat, ala-ala Muslim (berdiri, rukuk, sujud dll), yang juga dihafalkan, bedanya orang Yahudi yang jauh lebih dulu mengadakan sholat cuma melakukan ibadah itu sebanyak 3 kali dalam sehari.

Kata "sholat" memang jarang kita singgung-singgung karena kata ini cenderung bernuansakan Islam padahal jauh sebelum Muslim sebenarnya ritus ibadah ini (sholat) telah dipakai semenjak orang orang Yahudi dan bahkan Kekristenan di TimTeng (Misal, Ortodoks) masih menggunakan tata ibadah semacam ini.

Namun, apa yang para Nabi dan bahkan Yesus sendiri katakan mengenai mereka?

* Yesaya 29,

13 Dan Tuhan berfirman, "Oleh karena bangsa ini mendekat dengan mulutnya, dan mereka menghormati Aku dengan bibirnya, tetapi hatinya menjauh dari-Ku, dan rasa takutnya kepada-Ku adalah perintah yang diajarkan manusia;

14 karena itu, lihatlah, Aku akan terus membuat keajaiban kepada bangsa ini dengan membuat keajaiban yang menakjubkan, tetapi hikmat orang-orang berhikmatnya akan musnah, dan pengertian orang-orang berpengertiannya akan tersembunyi."

* Markus 7

5 Lalu orang-orang Farisi dan para ahli Taurat bertanya, "Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut tradisi para leluhur, malah makan roti dengan tangan yang tidak dibasuh?"

6 YESUS menjawab, "Tepat sekali Yesaya bernubuat tentang kamu hai orang munafik, seperti ada tertulis: Umat ini menghormati Aku dengan bibir, tetapi hati mereka jauh dari pada-Ku.

7 Sia-sia mereka menyembah Aku, sedangkan yang mereka ajarkan adalah aturan-aturan manusia.

8 Kamu mengabaikan perintah Elohim demi memegang kuat tradisi manusia seperti: pembasuhan kendi, cawan, dan melakukan banyak hal lain yang seperti itu."

Orang-orang Yahudi pada zaman Yesus sangat bangga bisa menaati adat-istiadat (bapa leluhur) mereka. Tanpa mau memahami makna dari semuanya itu. Mereka membatasi cara penyembahan kepada Tuhan.

Kadangkala orang Muslim bertanya, Kenapa orang Kristen tidak sujud? Padahal di Alkitab nabi-nabi dan bahkan Yesus sendiri sujud? -- dengan maksud membangga-banggakan sholat mereka --

 

Di dalam Alkitab, memang ada banyak nabi-nabi dikatakan sujud, tetapi sujud bukan berarti sholat (ibarat berbicara dan menyanyi). Sholat merupakan suatu gerakan yang dihafalkan sebagaimana nubuat Yesaya di atas, yang tidak pernah diperintahkan oleh Tuhan mau pun Nabi Musa. Sehingga Yesus jelas mengatakan ibadah dengan cara tersebut hanyalah ibadah karangan manusia.

Lalu, seperti apa ibadah yang berkenan dihadapan Tuhan?

Di dalam Alkitab, raja Daud memberikan kita gambaran bagaimana menyembah Tuhan, yakni dengan diiringi nyanyian (Mzm. 101:1), tarian (Mzm. 149:3), sukacita (1 Taw. 16:10-27), iringan alat musik (1 Taw. 23:5), sorak-sorai (1 Taw. 15:28), sujud dan sembah (1 Taw. 16:29) dan lain sebagainya.

Namun, lepas dari semuanya itu, Tuhan Yesus menginginkan satu hal saja, yaitu supaya kita menyembah Dia dalam Roh dan Kebenaran,

* Yohanes 4,

23 Namun akan segera tiba waktunya, dan itu adalah sekarang, penyembah-penyembah yang benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran, karena Bapa mencari penyembah-penyembah yang demikian.

24 Elohim itu Roh, dan mereka yang menyembah Dia harus menyembah dalam roh dan kebenaran."

Kalau kita melihat ayat-ayat sebelumnya, maka kita bisa melihat bahwa ayat ini di latar belakangi dengan kebiasaan orang Yahudi yang menerapkan kiblat ke arah Yerusalem atau "bertemu" dengan Tuhan di Gunung Sinai, tetapi Yesus menerapkan satu hal baru bahwa telah tiba waktunya bagi penyembah-penyembah benar menyembah Dia dalam Roh dan Kebenaran. Inilah ibadah yang sejati bahwa kita mengalami perjumpaan dengan Elohim, tanpa dibatasi ini dan itu.

I. Israel sebagai Bangsa Percontohan!

* Yesaya 49,

1 Dengarlah aku (ISRAEL), hai pulau-pulau, dan perhatikanlah, hai bangsa yang dari jauh. YAHWEH telah memanggil aku sejak dari kandungan, Dia telah menyebut namaku sejak dari perut ibuku.

2 Dia telah membuat mulutku seperti sebilah pedang yang tajam, Dia menyembunyikan aku dalam bayangan tangan-Nya, dan telah membuatku menjadi panah yang tajam, Dia telah menyembunyikan aku dalam tabung panah-Nya.

3 Dan Dia berfirman kepadaku, "Engkaulah hamba-Ku, hai Israel, di dalam engkaulah Aku akan dimuliakan."

Israel adalah nama lain dari Yakub. Saya rasa kita semua sudah tahu itu, terutama bagi Anda yang setia membaca tulisan ini.

Dalam ayat-ayat di atas, jelas dikatakan bahwa Israel a.k.a Yakub merupakan merupakan keturunan Abraham yang dipilih sejak semula, sejak dari kandungan, dan ia ditunjuk untuk menjadi "alat kemuliaan Tuhan".

Tidak semua keturunan Nabi/saudara-saudaranya akan menjabat sebagaimana ayah atau dirinya.

Misalkan Nuh (G-10) yang punya 3 anak, tetapi hanya Sam yang Tuhan tunjuk. -- atau kalau kita mau sebut juga Adam (G-01, manusia perrama), hanya Set (G-02) saja yang ditelusuri sebagai pewaris sedangkan Kain tidak --

Terus, terus, terus, sampai ke Terah (G-19), ia punya 4 orang anak, tetapi hanya Abraham (G-20) yang Dia tunjuk.

Kemudian Abraham punya anak Ismael, Ishak, Midian, Medan dll. Tetapi hanya Ishak (G-21) yang Tuhan tunjuk.

Ishak punya Esau dan Yakub. Tetapi hanya Yakub. (G-22)

Kemudian dari Yakub ini-lah Tuhan memilih secara khusus sebagai bukti kebesaran-Nya sesuai Yesaya 49 di atas. Lalu dikatakan lagi, bahwa anak-anaknya lah (G-23) yang diembani tugas sebagai nabi-nabi,

* Amos 2:11,

Aku telah membangkitkan dari antara keturunanmu untuk menjadi nabi-nabi, dan dari antara orang-orang mudamu sebagai nazir-nazir. Bukankah itu benar, hai kaum Israel (Yakub)? Demikianlah firman YAHWEH.

Sehingga rasanya menjadi suatu kebanggaan sendiri bagi Yakub, sebab ia telah Tuhan pilih secara khusus. Di mana daripadanyalah lahir para nabi, untuk menjadi bukti kebesaran-Nya.

Tuhan memilih Israel bukan karena Israel itu hebat. Yang ada justru Israel adalah bangsa yang terkucilkan,

* Ulangan 7:7,

Bukan karena lebih banyak jumlahmu dari bangsa manapun juga, maka hati TUHAN terpikat olehmu dan memilih kamu--bukankah kamu ini yang paling kecil dari segala bangsa? --

Israel walau pun mungkin secara jumlah mereka lebih banyak dari orang Mesir, namun kedudukan mereka dalam bidang politik (kekuasaan) sangatlah kurang, mereka terakhir makmur pada zaman Yusuf saja. Dan tidak boleh kita lupa, bahwa orang Israel merupakan pendatang di negeri Mesir, alias tanah itu bukan tanah yang Tuhan janjikan selama ini. Jadi secara garis besar, orang Israel tidak memiliki Negeri sendiri. Sehingga keadaan mereka memang sangat terkucilkan.

Tetapi anehnya, Tuhan mau memakai mereka: yang pertama karena janji-Nya kepada Abraham dan yang kedua untuk mengambil satu bangsa sebagai percontohan. Dan Tuhan sendiri telah menubuatkan lebih dulu bahwa keturunan Abraham ini akan diperbudak oleh orang asing selama 400 tahun lamanya (Kej. 15). Namun Ia akan menghukum bangsa-bangsa yang telah menyengsarakan umat-Nya, Israel itu.

Sungguh tidak dapat dipungkiri, sebab selain terkucilkan (dalam kondisi sebagai budak), Israel ini juga dikenal bebalnya minta ampun. Namun ada makna terselubung yang kita dapat dari peristiwa ini sehingga mereka layak disebut sebagai bangsa percontohan, percontohan bahwa Kasih Elohim tidak ada batasnya:

1. Tuhan itu setia. Sekali pun orang Israel bebal. Tetapi Ia tidak lupa dan tidak mau mengingkari janji-Nya kepada Abraham. Hal yang sama juga Tuhan lakukan bagi Daud, di mana Ia tidak pernah membinasakan Keturunan Daud atas dasar janji-Nya kepada Daud.

2. Tuhan berkuasa atas segala sesuatu, banyak hal yang dapat kita pelajari. Kita bisa mengenal kebaikan Tuhan, walau pun "Tuhan agak garang" di sini, namun tetap saja kebaikan-Nya itu tidak dapat disangkali. Sebab Tuhan juga ingin memperlihatkan bahwa hukuman dari-Nya bukanlah omong kosong.

3. Tuhan mengambil bangsa yang diperbudak sebelumnya, lalu memerdekakan mereka. Sungguh di luar dugaan, sebab Israel kemudian menjadi Kerajaan yang begitu disegani, terutama pada masa raja Daud dan raja Salomo.

Selesai Tuhan memberikan Tanah Kanaan, yang telah Ia janjikan kepada Abraham. Tuhan tidak sampai di situ. Sebab janji-janjiNya adalah kekal untuk selamanya. Sehingga Ia juga berperan sebagai "Bapa" bagi orang-orang Israel dan mengutus Nabi-nabiNya sebagai perpanjangan tangan-Nya dan inti dari pembicaraan Perjanjian Lama adalah mengenai kedatangan Keturunan Itu (Yesus Kristus).

Apakah hanya orang Israel saja yang dapat merasakan kasih Tuhan?

Tidak. Sebab sesuai dengan ayat di atas, Tuhan menjadikan bangsa Israel sebagai bangsa percontohan, di mana melalui merekalah tangan kekuasaan Tuhan dinyatakan. Lagian, di negeri Israel kala itu ada juga orang-orang asing (non-Israel) yang harus ikut dalam setiap ketentuan Tuhan dan Tuhan mengajarkan orang Israel untuk mengasihi orang-orang asing tersebut.

Sama halnya seperti dalam berkampanye, para paslon pasti memberikan visi misi mereka sehingga kenapa mereka harus dipilih. Tetapi Tuhan tidak sekedar berkampanye, melainkan Ia langsung menunjukkan bukti kebesaran-Nya dan hal itu terpampang nyata di hadapan orang Israel, bahkan negara-negara tetangga kala itu mengakui bahwa Tuhannya orang Israel sangat hebat dan mereka juga berspekulasi bahwa Tuhan orang Israel itu adalah penguasa gunung sehingga mereka menantang Israel untuk perang di bawah gunung (dataran, lembah), dan lagi-lagi Tuhan menyatakan kebesaran-Nya dan mematahkan klaim bahwa Ia hanya mampu memenangkan umat-Nya di pegunungan. (1Rj 20:25)

Orang-orang sebelah betul-betul mengenal hubungan Tuhan dengan orang Israel, sehingga mereka juga tahu bahwa bangsa ini sangat-sangat bebal, semua orang tahu bahwa orang Israel kerap dihukum oleh Tuhannya, layaknya bapa dan anak,

* Ezra 4,

12 biarlah diketahui oleh raja bahwa keturunan Yahudi yang datang dari padamu kepada kami telah tiba di Yerusalem. Mereka sedang membangun kembali kota yang suka memberontak dan jahat itu, serta sedang mendirikan tembok-tembok dan menghubungkan dasarnya.

15 supaya dapat diadakan pencarian di buku catatan leluhurmu; engkau akan menemukan catatan di buku itu, dan akan mengetahui bahwa kota itu adalah kota yang suka memberontak dan merugikan raja-raja juga provinsi-provinsi, dan mereka telah melakukan pemberontakan sejak dahulu, karena itulah kota itu dibinasakan.

Jadi Tuhan orang Israel, yang bernama YHWH, sangat dikenal sebagai Tuhan Yang Besar. Orang-orang yang mengakuinya tidak serta merta membuat mereka percaya kepada-Nya sebab orang-orang dulu memiliki illah-illahnya di negerinya masing-masing.

Nah dari sekian banyaknya mujizat yang telah Ia nyatakan, dan bahwa kekuasaan-Nya diakui di seluruh bumi, maka dengan ini Tuhan telah memberikan catatan sejarah mengenai Diri-Nya, orang-orang yang dikasihi-Nya dan orang-orang yang dibenci-Nya (para pelanggar firman).

Dengan sejarah-sejarah yang di alami orang Israel, maka orang Israel ini pula lah yang akan menjadj terang bagi bangsa-bangsa, supaya keselamatan Tuhan sampai ke ujung bumi (melalui kesaksian-kesaksian mereka),

* Yesaya 49:6,

"Terlalu sedikit bagimu hanya untuk menjadi seorang hamba bagi-Ku, untuk menegakkan suku-suku Yakub, dan membawa kembali orang Israel yang terpelihara. Tetapi Aku akan menempatkan engkau sebagai terang bagi bangsa-bangsa, supaya keselamatan-Ku sampai ke ujung bumi."

Haleluya!

Sumber:

http://www.sarapanpagi.org/asyera-vt6296.html#p27035

Rabu, 15 Februari 2017

ABRAHAM, ISHAK, YAKUB! #5

Rumusan Masalah:
A. Abraham!
B. Janji Berkat kepada Abraham!
C. Keturunan Abraham! -- Ishak sebagai Anak Perjanjian --
D. Hagar dan Ismael diusir! -- Ismael sebagai Anak Ketidakpercayaan Sara --
E. Kedua Belas Anak Yakub!
F. Yusuf di Jual & Menjadi Orang Ke dua di Mesir!
G. Tertindasnya Anak-anak Yakub (Israel) di Mesir!
H. Kenapa bukan Yusuf yang menurunkan Mesias? Kenapa harus Yehuda?

Catatan:
Karena tulisan per-artikel cukup panjang, maka mulai saat ini setiap "tema" akan di bagi minimal 2 postingan. Harap membaca dengan penuh pemahaman dan secara keseluruhan, minta bimbingan dari Roh Kudus agar dapat dimengerti. Tuhan Yesus Memberkati.

Pembahasan:
A. Abraham!

Abram, secara hurufiah: Bapa yang Luhur. Kemudian namanya diganti menjadi: Abraham, yaitu: Bapa sejumlah besar Bangsa.

Abram merupakan Generasi ke-20 semenjak manusia diciptakan. Diperkirakan ia lahir pada tahun 2000/2006 semenjak manusia diciptakan. Orang Israel sangat memuji Bapa Abraham sebagai Bapa Leluhur mereka, sebab Abraham merupakan awal mula perjanjian bagi mereka yang adalah keturunan-keturunannya. (Luk. 1:73)

Kelahiran Abraham kemudian mengarahkan kita pada pengenalan Tuhan YHVH dengan lebih dekat. Sebab kepada dia-lah Tuhan berjanji akan memberkati keluarganya. Walau pun pemberkatan di sini secara khusus kepada keturunan (darah daging) Abraham saja, tetapi melalui kematian Kristus kita juga termasuk keturunan rohani Abraham.

Tidak dapat dipastikan pada usia berapa Terah memperanakkan Abraham dan Abraham ini anak ke berapa, namun kemungkinan besar, Abraham adalah anak bungsu Terah. Terah sudah mulai memiliki keturunan diusia 70 tahun, maka paling mungkin bila dibandingkan dengan usia kematian Terah dan umur Abraham saat itu, kemungkinan besar Abraham dilahirkan pada usia Terah yang ke-130 tahun. Sehingga sampailah kita pada tahun 2006. Tetapi menurut pakar Alkitab bernama Daniel Rohl, bisa jadi Terah berusia 124 tahun saat itu sehingga pada saat Abraham lahir manusia sudah berusia 2.000 tahun.

Pada generasi ke-20 ini juga, nampaknya Nabi Nuh masih hidup dan ia masih sempat melihat Abraham. Hal ini disebabkan pada generasi 12 sampai generasi 18. Di mana ke-7 generasi ini rata-rata kawin diusia 30 tahun. Hanya Terah saja yang kemudian memperanak diusia yang cukup tua, yakni 70 tahun ke atas. Sehingga nabi Nuh yang dikatakan masih hidup hingga 350 tahun setelah air bah masih bisa menyaksikan keturunannya hingga 10 garis ke bawah.

B. Janji Berkat kepada Abraham!

Abraham dijanjikan suatu berkat yang luar biasa oleh Tuhan. Pengutusan pertama terlihat pada Kejadian pasal 12, pada usia Abraham ke 75 tahun.

* Ibrani 11:8,
Oleh iman, Abraham ketika dipanggil ke luar, ia taat untuk pergi ke tempat yang akan ia terima sebagai warisannya, dan ia pergi tanpa mengetahui tempat yang akan ia tuju.

Abraham mempercayakan hidupnya sepenuhnya kepada Tuhan, ia belum mengenal pasti siapa YHVH itu, tetapi ia mau diutus dan percaya bahwa ia pasti menerima segala berkat yang Tuhan janjikan, sehingga hal itu diperhitungkan baginya sebagai sebuah kebenaran. Di mana Tuhan sendiri berjanji,

* Kejadian 12,
1 YAHWEH berfirman kepada Abram, "Keluarlah kamu dari negerimu, dan dari sanak saudaramu dan dari rumah ayahmu ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu.
2 Aku akan membuat engkau menjadi suatu bangsa yang besar. Aku akan memberkati engkau, dan membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.
3 Aku akan memberkati mereka yang memberkati engkau dan mengutuk mereka yang mengutuk engkau, dan karena engkau semua kaum di bumi akan diberkati."

Abraham menerima panggilan Tuhan itu, lalu Tuhan pun berfirman lagi kepadanya,

7 Dan YAHWEH menampakkan diri kepada Abram serta berfirman, "Aku akan memberikan tanah ini kepada keturunanmu." Dan di sana Abram membangun mezbah bagi YAHWEH yang telah menampakkan diri kepadanya.

Tanah yang dimaksud adalah Tanah Kanaan, di mana Tuhan akan mewariskan Tanah itu kepada Abraham dan keturunannya.

Ketika kelaparan menimpa kota itu, maka Abraham pun bersama dengan Sara dan keponakannya yang bernama Lot pergi ke Mesir. Lot ini adalah anak dari kakak Abraham, bernama Haran, dan karena Haran itu telah meninggal dunia maka bisa dipastikan kala itu Abraham-lah yang menjadi bapak angkat bagi Lot.

Mereka semua pergi ke Mesir, tetapi satu hal yang Abraham rencanakan sebelum tiba ke sana adalah supaya Sara mengakui dirinya sebagai saudari dari Abraham agar sekiranya Abraham jangan dibunuh oleh orang-orang Mesir yang terpesona dengan kecantikan Sara. Walau pun ini termasuk dusta, namun kata "saudari Abraham" tidak sepenuhnya salah. Karena Abraham ini memang saudaraan dengan Sara, karena melihat riwayat orang dulu yang masih sarat mengikat pertalian antar saudara saja.

Sara merupakan saudara tiri Abraham,

* Kejadian 20:12,
Lagi pula, ia memang benar-benar saudara perempuanku, yaitu anak perempuan dari ayahku, hanya bukan anak perempuan dari ibuku, kemudian ia menjadi istriku.

Sarai sendiri secara hurufiah: putriku dan Sara secara hurufiah: putri semua bangsa.

Ketika Firaun melihat Sara, ia pun jatuh hati kepada Sara dan kemudian mengambil Sara sebagai selirnya, tetapi akibat itu pula Tuhan pun menulahi Firaun. Pertanyaannya kemudian, Kenapa Abraham tidak menerima tulah juga? Sebab sekali pun Abraham adalah saudara Sara, ia juga merupakan suami darinya?

TUHAN telah memberkati Abraham dan bersumpah siapa yang mengutuki Abraham maka kutukan itu akan terpantul. Hal yang sama juga dilakukan oleh Nuh, dimana saat Ham mengumbar cerita aurat ayahnya, Nuh sadar bahwa ia tidak bisa mengutuk Ham karena mereka semua yang keluar dari bahtera itu telah beroleh berkat dari Tuhan, sehingga Nuh hanya mengutuki Kanaan, anak sulung Ham yang akan menjadi hamba bagi keturunan Sam dan Yafet. Maka bisa dilihat bahwa Tuhan konsisten dengan janji-Nya. Hal yang sama Tuhan lakukan saat keturunan Daud berlaku jahat terhadap-Nya, Ia tidak membinasakan keturunan Daud sebagaimana Ia membinasakan keluarga Yerobeam bin Nebat, karena janji-Nya kepada Daud itu tidak boleh Ia langgar:

* 2 Tawarikh 21:7,
Tetapi YAHWEH tidak akan memusnahkan keluarga Daud, karena perjanjian yang telah Dia buat dengan Daud, seperti yang telah Dia katakan, untuk memberi sebuah pelita kepadanya juga kepada anak-anaknya untuk selama-lamanya.

Karena berbicara tentang ketidakkudusan bukan berdasarkan pada Kemanusian-Nya, melainkan berdasarkan sifat Illahi-Nya. Tuhan tidak mungkin melanggar janji-Nya sendiri dan Ia tidak membalas tipu daya dengan tipu daya.

C. Keturunan Abraham!

Karena Sara tidak kunjung memberikan keturunan kepada Abraham, maka Sara pun, seperti kebiasaan orang kala itu, memberikan budaknya yang bernama Hagar kepada Abraham. Jadi perkawinan Abraham dan Hagar bukanlah bagian dari rencana Tuhan, karena Sara sendirilah yang berinisiatif untuk memberikan Hagar kepada Abraham.

Abraham kemudian memperanakkan Ismael (2092), dari budaknya yang bernama Hagar. Dan setelah Hagar melihat dirinya mampu untuk memberikan keturunan kepada Abraham, maka dia pun memandang rendah majikannya (Sara) itu. Hal itu berlangsung selama 12 tahun, karena setelah itu Sara akhirnya memberikan keturunan kepada Abraham, keturunannya itu dinamakan: Ishak, sebagaimana yang Tuhan katakan, sebagai Anak Perjanjian,

* Kejadian 17,
19 Elohim berfirman, "Sarah, istrimu, pasti akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau harus memanggil namanya Ishak, dan Aku akan membangun perjanjian-Ku dengannya, untuk suatu perjanjian yang kekal bagi keturunannya selamanya.
20 Mengenai Ismael, Aku telah mendengarkan engkau. Karena itu, Aku telah memberkatinya, dan akan membuatnya beranak cucu sehingga menjadi sangat banyak, ia akan melahirkan dua belas raja, dan Aku akan membuatnya menjadi bangsa yang besar.
21 Tetapi Aku akan mengikat perjanjian-Ku dengan Ishak, yang akan dilahirkan Sarah bagimu tahun depan pada waktu seperti ini juga."

Hanya Ishak saja yang menjadi ahli waris Abraham sesuai dengan ketetapan Tuhan (Kej. 21:12). Tetapi Tuhan senantiasa pula memberkati Ismael sebagaimana yang dimohonkan oleh Abraham. Dan sekedar info, bukan hanya Hagar saja yang menjadi gundik Abraham, sebab di Pasal lain dikatakan Abraham pun mengambil 1 gundik lagi, yaitu Ketura, yang melahirkan lebih dari satu anak bagi dia.

Istilah: Abraham, Ishak, dan Yakub nampaknya cukup terkenal di telinga orang Arab, sehingga pengarang Alquran dapat mengurutkannya secara tepat, sebagai garis kenabian,

* Q.S. 29:27,
Dan Kami anugrahkan kepada Ibrahim, Ishak dan Ya'qub, dan Kami jadikan kenabian dan Al Kitab pada keturunannya, dan Kami berikan kepadanya balasannya di dunia; dan sesungguhnya dia di akhirat, benar-benar termasuk orang-orang yang saleh."

Walau pun Ismael merupakan anak dari keturunan Abraham, tetapi Ismael hanya mendapat "berkat keturunan" saja, sedangkan Ishak menerima "berkat perjanjian yang kekal untuk selamanya". Hal perjanjian ini mulai disahkan Tuhan, dengan memberikan "sunat" sebagai lambang Perjanjian itu, "Perjanjian Sunat" ini dilakukan untuk seorang bayi yang telah berumur 8 hari. Abraham kala itu berumur 99 tahun ketika ia disunat dan Ismael berumur 13 tahun, dan juga turut disunat orang-orang di tempat kediaman Abraham, termasuk budak-budaknya. Sedangkan Ishak sendiri berumur 8 hari, ketika ia disunat.

Ishak dilahirkan pada usia Abraham yang ke-100 tahun (2106).

Ada pula pendapat-pendapat orang yang membenarkan kenabian melalu anak-anak Ismael, namun ada baiknya kita melihat point-point di bawah ini:

1. Ismael adalah anak dari seorang budak walau pun ini agak klise, tetapi coba lihat point lain,

2. Ismael merupakan anak yang dilahirkan atas dasar KETIDAKPERCAYAAN. Abraham dan Sara tidak percaya sama janji Tuhan bahwa mereka akan dikaruniai anak. Jadi Ishak: Anak Perjanjian. Ismael: Anak Ketidakpercayaan.

3. Perkawinan Abraham dan Hagar BUKANLAH bagian dari rencana Elohim, melainkan merupakan inisiatif Sara itu sendiri. Jadi Tuhan tidak mau tahu-menahu tentang anak ini, orang Tuhan gak pernah nyuruh Abraham nikahi Hagar kok.

Tetapi Tuhan bermurah hati kepada Abraham sehingga Tuhan pun memberkati juga anak-anak Ismael, namun ahli waris dan perjanjian fix di Ishak seorang.

4. Sara menyesali keputusannya itu, karena Hagar yang mampu memberikan keturunan kemudian merendahkan Sara. Jadilah Hagar ditindas dan kabur tetapi kembali lagi.

5. Ketika Ishak (keturunan rohani/perjanjian) berusia 2 tahun, Ismael (keturunan jasmani/non-perjanjian) mengolok-ngolok dan menghina Ishak. Sara marah dan menyuruh Abraham mengusir ibu dan anaknya itu.

D. Hagar dan Ismael diusir!

Kenapa mereka harus diusir?

Jawabannya karena ternyata Ismael mencoba untuk melampiaskan 'kecemburuannya', sehingga ia pun menghina anak yang dilahirkan Sara itu,

* Kejadian 21,
8 Anak tersebut bertambah besar, kemudian ia disapih. Pada hari Ishak disapih, Abraham mengadakan sebuah perjamuan besar.
9 Sarah melihat anak Hagar, orang Mesir yang telah melahirkan anak bagi Abraham, sedang mengolok-olok.

Hal ini merupakan typologi (prediksi) terhadap kita, anak-anak rohani Bapa, yang kerap-kali mengalami hinaan, entah itu karena ketidak-pahaman mereka terhadap isi Kitab Suci, mau pun terhadap kecemburuan lainnya,

* Galatia 4,
28 Kita adalah anak-anak perjanjian, sama seperti Ishak.
29 Sebagaimana pada waktu itu, ia yang dilahirkan secara kedagingan menganiaya yang dilahirkan secara Roh, demikian pulalah sekarang.
30 Tetapi apa yang dikatakan Kitab Suci? "Usirlah wanita hamba itu dan anaknya, karena anak dari wanita hamba itu sekali-kali tidak akan menerima warisan bersama anak dari wanita merdeka!"
31 Jadi saudara-saudaraku, kita bukanlah anak-anak dari wanita hamba, melainkan dari wanita merdeka.

Namun, apakah penggenapan besarnya ada pada fakta bahwa teman-teman Muslim sebagai "keturunan" Ismael menghina kita sebagai "keturunan" Ishak?

Hal itu tidak dapat kita jawab sekarang. Karena Muhammad sendiri belum pasti adalah keturunan dari Ismael, orang Mesir itu.

Dan sekedar tambahan:

Menurut hukum Yahudi, usia seorang anak digolongkan dalam 8 tahapan: yaitu tahap pertama adalah Yeled (usia bayi), kedua Yonek (usia menyusu), ketiga Olel (lebih tua lagi dari menyusu), keempat Gemul (usia disapih), kelima Taph (usia mulai berjalan), keenam Ulem (anak-anak), ketujuh Na’ar (mulai tumbuh remaja) dan kedelapan Bahar (usia remaja).

Jadi peristiwa Ishak disapih merupakan adat tradisi orang-orang kala itu. Saya tidak dapat mengatakan tradisi orang Israel, sebab Israel belum ada pada masa Abraham. Tetapi nampaknya tradisi ini dibakukan oleh keturunan-keturunan Abraham yaitu Israel.

E. Kedua Belas Anak Yakub!

Setelah Abraham memperanak Ishak, Ishak kemudian memperisteri Rikbah, yang adalah anak Nahor, saudara Abraham. Karena memang adat pertalian kala itu masih kental untuk mengawini saudara atau sepupu sendiri.

Ishak pun memperanak Esau dan Yakub. Sekali pun Yakub ini adalah anak bungsu, tetapi "hak sulung" ada pada dirinya. Karena Esau telah memandang rendah hak kesulungan itu, sehingga Esau pun rela untuk menjual kesulungannya itu kepada adiknya ganti semangkuk sup. Yakub sendiri telah diberikan suatu nama baru oleh YHVH, dia dikenal sebagai Israel. (bdk. Kej. 32:28)

Yakub kemudian memperanak Kedua Belas Suku Israel. Yakub memiliki 2 orang isteri dan 2 orang gundik:

● Anak-anak Lea,
1. Ruben
2. Simenon
3. Lewi
4. Yehuda
9. Isakhar
10. Zebulon

● Anak-anak Bilha, gundik yang diberikan oleh Rachel kepada Israel,
5. Dan
6. Naftali

● Anak-anak Zilpa, gundik yang diberikan oleh Lea kepada Israel,
7. Gad
8. Asyer

● Anak-anak Rachel,

11. Yusuf

12. Benyamin

Alasan sehingga kenapa Yakub memperisteri juga Bilha dan Zilfa yang merupakan pelayan-pelayan Lea dan Rachel, di dasari atas kemandulan Rachel yang menginginkan keturunan juga sehingga ia mengizinkan gundiknya itu tidur dengan suaminya. Hal yang sama juga dilakukan oleh Lea, saat Lea sudah tidak hamil lagi, ia pun harus memberi gundiknya yang bernama Zilfa kepada Yakub, karena sudah sewajarnya isteri yang memiliki lebih banyak anak yang akan lebih disayangi oleh suaminya. Namun selang setelah itu, Lea kemudian memperanak dua anak lagi, yaitu Isakhar dan Zebulon, sehingga secara urutan kelahiran: Isakhar dan Zebulon merupakan anak ke 9 dan ke 10.

F. Yusuf di Jual ke Mesir & Menjadi Raja!

Awal mula kebencian saudara-saudara Yusuf terhadapnya karena ia merupakan anak kesayangan Israel, sebab Yusuf ini merupakan anak yang lahir pada usia tuanya (Kej. 37:3).

Yusuf megalami suatu mimpi dengan lambang-lambang tertentu yang membawanya kepada masa cerahnya yaitu menjadi Perdana Menteri di Mesir, sebagai orang kepercayaan Firaun. Oleh karena Yusuf, Firaun mau dan dengan gembira menyambut keluarga Yusuf yang ia boyong untuk pindah dan tinggal di Mesir selama beberapa waktu lamanya.

Hal ini diawali dengan itikad jahat saudara-saudara Yusuf yang ingin membunuh Yusuf, si tukang mimpi itu. Hal bunuh-membunuh merupakan bagian dari hukum primitif. Jadi jangan samakan pola pikir orang dulu (suka membunuh, melempar batu hingga mati, perang) dengan pola pikir orang sekarang yang sudah terlindungi oleh payung hukum (Hukum Modern).

Setidaknya ada 3 Tipe Hukum di dunia ini:

1. Tipe Hukum Rimba (Primitif),

Hukum ini identik dengan peperangan, siapa menang dia kalah. Hal-hal genosida (pembunuhan massal) merupakan wajae di mata Hukum Perang.

2. Tipe Hukum Klasik,

Hukum ini ada sedikit kemajuan tetapi masyarakatnya dibiarkan bersaing. Tipe Hukum ini dianut oleh kaum Liberal, dimana kepentingan individu lebih ditekankan. Sedangkan pemerintah diibaratkan sebagai 'penjaga malam' saja, yang baru akan bertindak setelah terjadi kisruh dan bukan mencegah.

3. Tipe Hukum Modern,

Tipe Hukum yang menekankan hak asasi manusia, pemerintah dan rakyat saling mengayomi. Rakyat harus tunduk pada aturan pemerintah dan pemerintah harus memenuhi kepentingan-kepentingan dalam masyarakat. 

Rencana pembunuhan terhadap Yusuf dicegat oleh Ruben, dan ia memberi usul agar sekiranya Yusuf dilempar saja ke dalam sumur yang kering -- dengan rencana akan menyelaamtkannya diam-diam --. Namun Yehuda punya usul yang jauh lebih baik lagi dan mereka mendengar usul ini, yaitu agar Yusuf dijual saja kepada orang Ismael. Yehuda juga menegaskan kepada saudara-saudaranya untuk tidak menyakiti apalagi sampai membunuh Yusuf yang adalah darah daging mereka. Dan saat itulah mimpi-mimpi Yusuf mulai tergenapi.

G. Tertindasnya Anak-anak Yakub (Israel) di Mesir!

Pasca kematian Yusuf mulailah muncul angkatan-angkatan baru dalam birokrasi orang Mesir dan sayangnya mereka-mereka itu tidak mengenal Yusuf, dan sekali pun ada yang mengenal Yusuf mereka tidak peduli dengan nama yang tinggal kenangan itu. Lagi pula mereka membenci orang Israel karena berkat Tuhan terus mereka alami, di mana mereka terus menghasilkan keturunan hingga jumlah mereka jauh lebih banyak dari orang Mesir itu sendiri. Sikap etnosentrisme (bangga terhadap suku sendiri) mengakibatkan orag Mesir tidak perduli dengan peran orang Israel, hingga mereka pun memperbudak keturunan-keturunan Israel, mengerjapaksakan mereka (rodi) dan lain sebagainya.

Raja Mesir juga sudah memberi ketetapan bahwa semua anak laki-laki yang lahir di antara orang Israel harus dibunuh agar keturunan mereka tidak berlanjut, tetapi Musa telah selamat, sebab ketika ia lahir ia langsung diselamatkan oleh putri Firaun yang mendapatinya di suatu sungai.

Musa yang menyadari bahwa orang Israel merupakan bangsanya sendiri secara sembunyi-sembunyi sering pula menindas orang Mesir untuk memberikan pembalasan. Dan pada akhirnya Musa harus mengeluarkan bangsa Israel dari Mesir dan misi ini berhasil. Lama orang Israel tinggal di Mesir di mulai dari Yusuf sampai pada masa perbudakan dan pembebasan itu adalah 430 tahun lamanya.

H. Kenapa bukan Yusuf yang menurunkan Mesias? Kenapa harus Yehuda?

Mungkin kita pernah bertanya:
Kenapa harus Yehuda? Apa peran Yehuda sehingga ia yang Tuhan daulat untuk menurunkan Mesias?

Lagipula, sekali pun Ruben merupakan anak sulung Yakub tetapi atas dosanya, hak kesulungan itu telah diberikan kepada Yusuf (anak ke-11),

* 1 Tawarikh 5,
1 Anak-anak Ruben, anak sulung Israel. Dialah anak sulung, tetapi karena ia telah melanggar kesucian petiduran ayahnya, maka hak kesulungannya diberikan kepada keturunan dari Yusuf, anak Israel juga, sekalipun tidak tercatat dalam silsilah sebagai anak sulung.

Namun dikatakan lagi: Yehuda ternyata melebihi saudara-saudaranya dalam hal memimpin,

* 1 Tawarikh 5,
2 Memang Yehudalah yang melebihi saudara-saudaranya, bahkan salah seorang dari antaranya menjadi raja, tetapi hak sulung itu ada pada Yusuf.

Yusuf nampaknya sudah cukup menerima "kehormatan" yakni kedua anaknya diangkat sebagai anak oleh Yakub (Kej. 48:5) sehingga anak-anak Yusuf menerima "dua tanah pusaka", untuk kedua anaknya, Efraim dan Manasye.

Tanah Pusaka yang dimaksud ialah Tanah Kanaan yang saat itu sudah berhasil diduduki oleh keturunan-keturunan Israel, tanah yang selama ini dijanjikan oleh YHWH kepada Abraham. Dan Tanah itu kemudian dibagi-bagi terhadap Ke-12 Anak Yakub, tetapi Tuhan mengambil Suku Lewi untuk menjadi Pelayan-Nya sehingga orang Lewi tersiar ke 12 Tanah itu untuk menjadi Diaken di tiap-tiap anak-anak Israel dan Pusaka orang Lewi adalah Persembahan Perpuluhan yang diberikan oleh masing-masing orang Israel. Sehingga yang menerima warisan Tanah: ke 11 anak Yakub, tetapi karena Yusuf menerima "kehormatan" sehingga Yusuf diberikan 2 Tanah Pusaka atas nama anak-anaknya, yakni Efraim dan Manasye sehingga genaplah tanah-tanah itu dibagi-bagi untuk Ke-12 Anak-anak Yakub.

Lewi merupakan keluarga Nabi Musa dan Imam Harun, di mana tentang Harun dikatakan bahwa ia dan keturunannya-lah yang akan menduduki peran iman di Rumah Tuhan. Tuhan telah mengambil Lewi sebagai ganti anak sulung mereka, supaya orang Lewi menjadi kepunyaan-Nya, melayani di Rumah-Nya. (Bil. 3:12) -- Yohanes Pembaptis yang merupakan "sepupu" Yesus Kristus adalah keturunan orang Lewi, yaitu dari bapaknya yang bernama Zakharia. Maka dapat dipastikan Elizabeth-lah yang merupakan keturunan Yehuda, sebagaimana Maria dan Yusuf.

Lalu, sampai mana peran Yehuda ? ? ?

Peran Yehuda adalah keberaniannya untuk mengatakan:

Jangan bunuh adik kita, ia darah daging kita!

Bandingkan dengan Ruben yang berjiwa pengecut, karena ia tidak berani menegur adik-adiknya sebaliknya ia berencana mengembalikan Yusuf secara sembunyi-sembunyi. Maksud penyelamatan secara sembunyi-sembunyi ini tidak menunjukkan kejatidirian, apalagi kodrat Ruben sebagai anak sulung yang seharusnya mampu menegur adik-adiknya itu.

Walau pun Ruben bermaksud untuk menyelamatkan Yusuf setelah itu, namun yang ada dipikiran saudara-saudaranya ialah mereka semua sepakat membiarkan Yakub mati kelaparan, membuat Yakub mati pelan-pelan dan dalam hal ini menyembunyikan darahnya. Sehingga Yehuda -- yang pastinya tidak menyadari rencana baik Ruben -- memiliki inisiatif lain untuk menjual saja Yusuf kepada orang-orang Ismael untuk menjadi budak, dan sekiranya jangan membunuh saudaranya yang adalah darah daging mereka.

Disamping itu, Yehuda juga memiliki keberanian di mana ia mau menjamin keselamatan Benyamin dihadapan ayahnya, dan bukan Ruben, sebagai kakak yang tersulung. Bahkan setelah Benyamin ditahan kepulangannya oleh Yusuf, Yehuda berani menjadi penebus (pengganti) Benyamin, menjadi budak Yusuf. Lihat ayat di bawah ini,

* Kejadian 44,
33 Oleh sebab itu, baiklah hambamu ini tinggal menjadi budak tuanku menggantikan anak itu, dan biarlah anak itu pulang bersama-sama dengan saudara-saudaranya.
34 Sebab masakan aku pulang kepada ayahku, apabila anak itu tidak bersama-sama dengan aku? Aku tidak akan sanggup melihat nasib celaka yang akan menimpa ayahku."

Apa yang dilakukan oleh Yehuda tidak hanya membuat Yusuf terharu dan menangis sekeras-kerasnya sampai membuat Yusuf berterus-terang bahwa ia adalah saudara-saudaranya. Sikap Yehuda juga telah memikat hati Tuhan, sebab apa yang telah Yehuda lakukan merupakan typologi (prediksi) nubuat penebusan Yesus Kristus. Sama seperti Habel, saudara Kain, yang persembahannya diperkenan dan lebih disenangi oleh Elohim, karena apa yang dipersembahkan oleh Habel merupakan typologi keselamatan melalui anak domba sehingga persembahan itu terus dibakukan menjadi Korban Keselamatan, namun naas karena kemudian Kain cemburu dan membunuh Habel.

Jadi, secara garis besar, ada 3 Tiga Anak Yakub yang mempunyai peran yang mengesankani:

1. Lewi, ia merupakan anak ke-3, namun ia sekaligus menjadi persembahan anak sulung. Persembahan Anak Sulung merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh tiap-tiap orang Israel, di mana mereka harus mempersembahkan anak sulung mereka kepada Elohim, sebab semua anak sulung merupakan milik kepunyaan Tuhan. Lewi ini terus melayani di Rumah Tuhan. Mereka menerima korban perpuluhan, dan korban perpuluhan yang mereka terima diperpuluhkan lagi bagi Tuhan.

2. Yehuda, ia merupakan anak ke-4, ia bisa dikatakan anak bungsu yang mula-mula dari Lea ketika saat itu Tuhan tidak lagi memberi anak kepadanya (Kej. 29:35), namun Lea akhirnya diberi tambahan anak lagi pada urutan ke-9 dan ke-10. Pengorbanan Yehuda mengesankan hati Tuhan, di mana ia mau menjadi penebus Benyamin.

3. Yusuf, anak ke-11, ia merupakan "anak sulung" yang diberi hak atas dua Tanah Pusaka, sebab anak-anak Yusuf telah diangkat menjadi anak oleh Yakub.

Dalam "Nubuat Yakub" mengenai anak-anaknya di masa depan, Yakub bernubuat mengenai ini kepada Yehuda:

* Kejadian 49,
1 Yakub memanggil anak-anaknya dan berkata, "Berkumpullah aku hendak menyatakan kepadamu apa yang akan terjadi kepadamu pada hari-hari yang akan datang.
9 Yehuda bagaikan anak singa; setelah menerkam mangsanya, engkau telah naik; ia telah meniarap, ia telah berbaring seperti singa jantan dan seperti singa betina; siapakah yang berani mengusiknya?
10 Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda, dan kekuasaan pemerintahan, dari antara kedua kakinya, sampai Penguasa Sejati itu datang, maka semua bangsa akan takluk kepadanya.
11 Yang menambatkan keledainya pada pohon anggur dan anak keledainya pada pohon anggur pilihan. Ia mencuci pakaiannya dengan anggur dan jubahnya dengan darah buah anggur.
12 Matanya memerah karena anggur dan giginya memutih karena susu.

Tepat pada ayat ke-10, menubuatkan dengan jelas kedatangan Keturunan Illahi Adam, yaitu Yesus Kristus.

Haleluya!

Sabtu, 11 Februari 2017

TERBENTUKNYA BAHASA & NEGARA! #4

Rumusan Masalah:

A. Definisi Bangsa, Bahasa dan Negara!

B. Menara Babel sebagai Awal Kemajemukan Bahasa!

C. Anak-anak Nabi Nuh dan Sebarannya! -- 

D. Berapa usia bumi sekarang?

Catatan:

Karena tulisan per-artikel cukup panjang, maka mulai saat ini setiap "tema" akan di bagi minimal 2 postingan. Harap membaca dengan penuh pemahaman dan secara keseluruhan, minta bimbingan dari Roh Kudus agar dapat dimengerti. Tuhan Yesus Memberkati.

Pembahasan:

A. Bangsa, Bahasa dan Negara!

Kita prolog dulu, di mana sebenarnya nama-nama kota dan juga negara yang kita miliki (sebagian besar) adalah nama nenek moyang kita. Misalkan, Negara Israel, nama Israel ini diambil dari nama nenek moyang mereka, yaitu Yakub, anak Ishak, cucu Abraham yang kemudian membagi-bagi teritori/batas-batas kepada anak-anaknya. Yakub ini sebelumnya mendapat nama rohani dari Tuhan, yaitu Israel (Kej. 32:27).

Selain itu, ada juga kota-kota (negara) yang dijajah dan berhasil ditaklukkan, biasanya yang berhasil menaklukkan itu akan mengganti atau memberi nama kota tersebut sesuai dengan keinginannya, tetapi paling sering memakai namanya atau nama anaknya.

Di dalam Kitab Kejadian 10:5, nama-nama anak Ham disebut ada 4, yaitu Kush, Mesir, Put, dan Kanaan. Bisa jadi keturunan Ham yang bernama Mesir inilah yang berhasil menempati -- atau mungkin orang-orang sudah main rebut-rebutan -- negara yang kita kenal pula bernama Mesir. Tetapi Ham lebih jauh dikenal sebagai "bapak Kanaan" (Kej. 9:17), mungkin karena Kanaan merupakan anak sulung, karena susunan nama di atas tidak selalu merujuk dari yang sulung ke yang bungsu. Misalkan Sem, Ham dan Yafet: Ham boleh saja berada diurutan kedua, padahal dia adalah anak bungsu, jadi secara urutan dari yang tertua ke yang termuda adalah: Sem, Yafet dan Ham. Mungkin disebut Sem, Ham dan Yafet karena pengucapannya lebih enak. Lain Alkitab, lain pula Alquran. Dalam Alquran dikatakan bahwa Kanaan merupakan Anak Nuh juga (tepatnya anak tiri), jadi Nuh memiliki 4 Anak, di samping Sem, Ham dan juga Yafet. Di katakan lagi, bahwa Kanaan tidak selamat dalam persitiwa naas ini, karena ia tidak percaya kepada bapaknya.

Sebelumnya, ada 3 hal yang harus kita tahu. Sebenarnya sih ada banyak banget, mulai dari: ras, kaum, etnis/suku, bangsa, budaya, negara. Tetapi kita hanya akan menjelaskan 3 saja, yaitu: definisi Bangsa, Bahasa dan Negara (+ Penduduk).

● Bangsa: Merupakan keturunan langsung/darah daging. Menurut saya, ini sudah memenuhi unsur: ras, kaum dan etnisnya. Misalkan orang-orang yang menetap di Israel merupakan keturunan langsung (kaum, bangsa, suku) dari bapak yang bernama Israel. Kemudian anak-anak Israel ini disebut kaum-kaum. Jadi bangsa bisa dikatakan sekumpulan kaum-kaum, yang memilikk ras, budaya tertentu.

● Bahasa: Sebenarnya Bangsa sangat berhubungan erat dengan Bahasa. Sebab di Alkitab dikatakan,

* Kejadian 11:6,

6 Dan YAHWEH berfirman, "Lihatlah, bangsa ini satu, bahasanya pun satu, ini baru permulaan rencana mereka untuk bertindak. Mulai dari sekarang apa saja yang mereka ingin lakukan, tidak ada yang tidak akan terlaksana.

7 Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing.

Jadi sekali pun Tuhan memecah-belahkan bahasa mereka, namun sepertinya Tuhan tetap menjagai keturunan-keturunan itu. Sehingga masing-masing mereka mungkin mengalami perpecahan antar sesebapak saja. Di mana bapak yang satu berbeda bahasanya dengan bapak yang lain dan keturunan-keturunannya pun pastinya harus berpihak kepada bapaknya masing-masing. Entah bagaimana kacaunya sewaktu itu, betapa susahnya mengajarkan bahasa yang sama sekali belum dimengerti, belum ada yang namanya Google Terjemahan, jangan jauh-jauh deh, Kamus saja juga belum ada.

● Negara: Merupakan Kewarganegaraan. Negara tidak terlibat dan tidak urus-mengurus soal latar belakang (kebangsaan) seseorang. Negara hanyalah sebuah organisasi, yang terdiri atas wilayah, pemerintah yang berdaulat, dan unsur paling pentingnya adalah masyarakat (kumpulan orang) yang di mana masyarakat itu terdiri lagi atas kaum-kaum atau suku-suku dengan khas, budaya dan bahasanya sendiri. Sebagai suatu organisasi, maka bangsa yang terdapat pada negara itu bisa sewaktu-waktu mengundurkan diri (misalkan Timor Leste, yang bergabung dan kemudian keluar lagi menjadi negara tersendiri).

Terlepas kita dari negara mana, sejatinya kita hanya memiliki satu suku/bangsa saja yang kemana pun kita pergi kebangsaan itu terus kita bawa. Dan karena negara merupakan suatu organisasi, maka dalam suatu negara terdapat visi-misi yang dicita-citakan, undang-undang dasar, dan salah satunya adalah persatuan bahasa. Jadi mau dari ujung Sabang - Merauke, Bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa nasional. Ada juga istilah Penduduk, yaitu orang-orang yang menetap pada suatu tempat tetapi tidak selamanya penduduk adalah warga negara. Penduduk juga bisa orang asing, yang suku atau warga negaranya berbeda.

Israel saat ini dan bahkan pada pelayanan nabi Musa tidak dapat lagi dikatakan sebagai bangsa. Sebab ia telah beralih menjadi suatu negara karena terdapatnya pula beberapa orang asing dalam lingkupnya tersebut. Dan orang-orang asing itu juga harus mengikuti warisan rohani yang telah Tuhan tetapkan bagi orang Israel selama mereka tinggal di Israel. Hal yang sama (mengenai hukum) juga terjadi di Indonesia, misalkan orang Eropa yang berlibur ke Indonesia harus menyesuaikan diri dengan norma kesusilaan (gaya hidup) orang-orang di Indonesia. "Tetapi satu hal yang unik di Indonesia kita adalah perasaan cemburu terhadap masyarakat Tiong Hoa. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa orang-orang China sangat gesit, rajin, ulet dan lain sebagainya. Seharusnya hal ini dapat menjadi kebanggan bagi kita, sebab kita merupakan masyarakat yang majemuk sehingga tidak ada yang lebih besar dan tidak ada pula yang lebih kecil, jadi sudah semestinya kita mendukung dan jangan mau dikalah (dalam hal ini "kita harus jauh lebih baik", bukan malah bullying, diskriminasi mereka). Sebab orang-orang China merupakan salah satu faktor pendukung perekonomian kita, orang Indonesia tulen, yang dikenal malasnya k.e.b.a.n.g.e.t.a.n. Bayangkan, kalau orang China pada pulang semua ke kampungnya bisa jadi dollar akan meroket naik, negara bisa-bisa dijual akibat penumpukan utang-utang." Ohiya, kata-kata di atas saya ambil dari pendapat dosen saya yang notabene seorang Professor dan Muslim yang taat.

Ngomong-ngomong soal suku-bangsa, ada juga perpaduan suku (mix) yang disebut asimilasi, misalkan suku Betawi, yang sebenarnya merupakan "kawin-campur" antara suku Tiong Hoa dan Arab. Yang kemudian melahirkan suku baru, dan diberinama Betawi.

B. Menara Babel sebagai Awal Kemajemukan Bahasa!

Menurut beberapa penafsir, etimologi 'BABEL' berasal dari kata Ibrani "BALAL" artinya 'mengacaukan', dalam bahasa Aram dikenal dengan kata "BALBEL" dengan arti yang sama yaitu "kekacauan", menunjukkan adanya gangguan khusus yang membuat orang- orang itu sangat kebingungan.

Namun ada juga pendapat beberapa ahli bahasa Ibrani, bahwa kata BABEL, itu artinya adalah "pintu gerbang Elohim".

Siapakah yang membangun Menara Babel ini?

Kira-kira dari keturunan Nuh dari anak yang mana yang memimpin proyek ini? Kita bisa melihatnya dari Kejadian 10:6-10.

"Yosefus, sejarahwan Yahudi (dalam bukunya Antiquities, Buku I, bab 4), mengatakan bahwa mereka ini adalah sejumlah orang yang mengikuti ajakan 'Nimrod' untuk membangun menara."

Nimrod ini merupakan keturunan Ham, anak bungsu Nuh. Dalam Alkitab diceritakan mengenai dosa Ham ini, yaitu ketika melihat ayahnya mabuk lalu tertidur dengan keadaan telanjang, ia justru menertawai dan mengumbar cerita itu kepada saudara-saudaranya. Sem dan Yafet yang mendengar itu, kemudian bergegas mengambil sehelai kain dan menutupi aurat ayah mereka sambil berpaling muka. Sewaktu nabi Nuh bangun dan mendengar hal itu, maka marahlah beliau, sehingga dikutukilah Kanaan (anak sulung Ham), di mana dikatakan bahwa keturunan Kanaan ini akan menjadi hamba bagi keturunan Sem dan Yafet. Nabi Nuh tidak mengutuki Ham secara langsung, sebab setelah mereka semua (ke-8 itu) keluar dari bahtera pasca air bah, YHVH telah memberkati mereka semua, dan siapa saja yang mengutuki orang yang diberkati YHVH maka kutukan itu akan memantul kepada dirinya sendiri. Kemungkinan peristiwa Babel ini terjadi pada tahun 1800-an umur manusia.

Ada pun maksud dari cerita Kejadian 11 ini ialah:

Menurut kehendak Tuhan semua bangsa merupakan satu keluarga, yang bersama-sama menghormati Tuhan.

Akan tetapi umat manusia ingin bersatu bukan atas nama Tuhan melainkan atas nama manusia sendiri. Justru usaha untuk mendirikan imperium (kerajaan) yang atas manusia itu selalu digagalkan oleh Tuhan.

Bangsa berjauhan dengan bangsa, negara berperang dengan negara. Dan salah satu tembok-pemisah antara bangsa dan bangsa ialah perbedaan bahasa. Hanya dalam Kerajaan Elohim segala pertentangan, perbedaan dan diskrimasi dapat di atasi. Haleluya!

C. Anak-anak Nabi Nuh dan Sebarannya!

Korban yang selamat dalam Peristiwa Air Bah hanyalah 8 orang, yaitu Nabi Nuh dan Isterinya, Sem dan Isterinya, Yafet dan Isterinya serta Ham dan Isterinya. Masing-masing hanya memperisteri satu orang saja (monogami) -- sebelum dan lebih-lebih sesudahnya -- dan nampaknya tradisi poligami sudah terdapat pada Keturunan Kain, anak sulung Adam, di mana dikatakan Lamekh (keturunan ke-6) mengambil dua orang isteri, yaitu Ada dan Zila (Kej. 4:23).

Walau pun Kain merupakan anak sulung (anak pertama Adam), tetapi Tuhan lebih berkenan kepada Set, yang merupakan anak bungsu Adam. Dan Set ini-lah yang menurunkan Nabi Nuh (Generasi ke-10 Adam) dan nabi-nabi lainnya.

Sebaran Anak-anak Nuh!

Semua manusia berasal dari satu ayah saja yaitu Adam sebagai Generasi ke-1. Kemudian, pada Generasi ke-10, semua manusia dibinasakan sehingga tersisalah Nuh. Nuh memperanakkan Sem, Yafet dan juga Ham. Ketiga anak-nya inilah yang kemudian menurunkan kita, menjadi beragam-ragam warna kulit, budaya, bahasa dan sebagainya.

Awal keanekaragaman manusia iti sendiri yaitu ketika manusia berusaha untuk bersatu di dalam menciptakan Menara Babel (sebagai keangkuhan manusia), sehingga Elohim pun mengacau-balaukan bahasa mereka yang membuat mereka tidak mengerti bahasanya satu sama lain.

Standar warna kulit manusia yang sebenarnya adalah berwarna melanin, yaitu warna kecokelat-cokelatan. Sehingga orang berkulit putih biasa disebut orang yang kekurangan melanin, sedangkan yang berwarna hitam adalah orang yang kelebihan melanin. Orang berkulit putih tidak cocok untuk tinggal di daerah yang beriklim panas, karena kondisi tubuh mereka ketika terkena panas matahari rentan terhadap penyakit kanker sedangkan orang berkulit hitam tidak, sebaliknya orang berkulit putih dapat memproduksi vitamin D dengan lebih baik dibanding dengan orang berkulit hitam. Beruntunglah bagi mereka yang memiliki kulit kecokelatan-cokelatan (melanin yang stabil, tidak lebih, tidak kurang) karena cocok di semua tempat seleksi alam.

Pasca kejadian air bah, nampaknya kondisi bumi berubah total, bisa Anda bayangkan dengan kejadian tsunami yang masih menampakkan atap-atap rumah dengan air bah yang bahkan gunung-gunung pun tertutupi. Tuhan telah menetapkan seleksi alam bahkan rantai makanan, sebab setelah air bah Tuhan sudah mengizinkan manusia memakan daging, di mana Tuhan mengatakan bahwa segala yang bergerak, yang hidup, akan menjadi makananmu. (Bdk. Kejadian 9:3)

Faktor polusi juga menyebabkan kerusakan-kerusakan genetik, di mana umur-umur manusia semakin dipersingkat, dan kalau waktu itu Tuhan masih mengizinkan manusia untuk mengawini saudaranya sendiri, maka setelah manusia sudah cukup banyak, tepatnya pada zaman Nabi Musa, Tuhan sudah melarang pertalian itu, karena dianggap dapat merusak dan menambah kecacatan genetik yang dihasilkan dari orang tua yang sama, berbeda dengan ketika manusia itu menikah dengan manusia yang tidak sedarah dengannya maka kecacatan itu dapat berkurang/tidak timbul. (Im. 18:6-18)

Sehingga anak-anak yang dihasilkan oleh nabi Nuh bermacam-macam, entah dilihat dari warna kulit, postur tubuh, wajah dan lain sebagainya. Karena adat pertalian saudara masih sangat kental di sini, maka anak-anak Sem bisa jadi "ogah" menikah dengan anak-anak Ham dan Yafet, begitu pula sebaliknya.

Perpecahan setelah air, seperti yang saya katakan di atas lintasnya adalah antar sesebapak, di mana bahasa si bapak pasti diikuti oleh anak-anaknya, tidak mungkin dong anak-anaknya ngikut bahasa bapak lain. Dan hal itu terus berproses, di mana mereka semua memilih merantau dan juga mengambil tanah-tanah yang belum berpenghuni atau merebutnya dari orang-orang lain, karena orang dulu masih sarat melakukan perebutan-perebutan kota dengan cara peperangan. Menara Babel sendiri nampaknya terjadi pada Generasi ke-13 Adam, yaitu dari seorang cicit bernama Nimrod, cucu Nuh dari Ham, dia ini adalah orang pertama yang berkuasa atas bumi (Kej. 9:8).

Ham sendiri  tentang dia dikatakan bahwa keturunannya telah mengalami kutukan dari Nuh, dan sepertinya hal itu berimbas pada anak-anak Ham yang berperan sebagai orang-orang jahat di dalam Alkitab. Dan karena anak-anak Ham ini sebarannya pada orang-orang negro (kulit hitam), maka orang-orang mulai berspekulasi bahwa hal itu terjadi karena Ham merupakan bangsa yang dikutuk Tuhan. Hal ini juga dipakai untuk membenarkan perbudakan dan sikap rasisme lainnya yang tidak Alkitabiah. Sebab kulit hitam sebenarnya merupakan kombinasi dari faktor keturunan, bukan karena akibat dosa.

Mengenai persebaran itu sendiri, mungkin anak-anak Ham menguasai seluruh wilayah Benua Afrika. Sedangkan Yafet menguasai wilayah-wilayah di Asia. Sedangkan Sam menguasai wilayah Asia Tengah dan juga Eropa.

Tetapi dengan memperhatikan Induk Ras, maka sebenarnya antara keturunan Sem dan Yafet nampaknya memiliki sedikit kesamaan, karena sesuai dengan "kutukan nabi Nuh" terhadap keturunan Ham, di mana keturunan Ham dikatakan akan menjadi hamba bagi keturunan Sem dan Yafet, maka ada kemungkinan keturunan Sem mau-mau saja untuk menikah dengan keturunan Yafet yang mungkin dianggap selevel dengan mereka. Apalagi dengan berjalannya waktu maka hal-hal seperti itu mulai diabaikan. Ada pun induk ras secara "garis besar" terbagi menjadi 3 saja, yaitu:

1. Ras Mongoloid - kulit putih, rambut lurus

2. Ras Kaukasoid - kulit putih, rambut berombak

3. Ras Negroid - kulit hitam, rambut keriting.

Dari ketiga ras di atas, lahir pula sub-sub ras tersebut, misalkan Ras Kaukasoid-Nordir, Mongoloid-Melayu, dan lain sebagainya.

Dengan melihat pertimbangan di atas, muncul pula asumsi yang mengatakan bahwa keturunan Yafet merupakan orang-orang Eropa juga, demikian pula dengan orang-orang di Asia. Sedangkan Benua Amerika dan Australia, bisa jadi merupakan keturunan Ham atau percampurannya, sebab keturunan Ham merupakan keturunan yang mula-mula berkuasa di bumi dan penyembahaan Baal mulai lahir dari kawasan keluarga mereka. Sebab beberapa pakar menunjukkan bahwa Nimrod, hendak membangun Menara Babel untuk "mencari nama" bagi dirinya sendiri, untuk menjadi Baal (Tuhan) bagi umat manusia. Dan Nimrod sendiri telah melakukan dosa yang cukup besar, di mana dia telah menikahi ibunya sendiri.

Penemuan sejarah selanjutnya mengatakan, bahwa Benua Amerika dan Benua Austalia kemudian merupakan orang-orang buangan dari Benua Eropa. Seperti, pada negara Amerika, sebenarnya mereka, sekarang ini didominasi oleh orang-orang Eropa, terutamanya Inggris, yang diungsikan dan dibuang untuk mengerjakan Tanah di sana, menjadi orang-orang jajahan sampai pada Kemerdekaan Amerika. Begitu pula orang Australia, yang menurut kita cukup aneh, sebab sepanjang Asia Utara sampai di Asia Tenggara, kita memiliki ras Asia saja yang seharusnya juga dimiliki oleh orang Australia (Bumi bagian selatan), tetapi yang ada justru orang Australia ini mirip dengan orang-orang Eropa (Bumi bagian utara), hal itu disebabkan karena orang Australia merupakan orang-orang Eropa yang diasingkan dan dibuang, menjadi ras yang dominan dibanding dengan penduduk aslinya (suku Aborigin dan suku Indian). Jadi "pembuangan masyarakat Eropa" merupakan faktor "kebule-bulean" pada Amerika dan Australia dan bukan suku asli dari negeri itu sendiri.

Satu hal yang cukup menarik, bahwa orang China dan ras bermata sipit lainnya merupakan salah satu ras keturunan Yafet dari anaknya yang bernama Gomer, terus Gomer ini melahirkan Shin dan seterusnya.

Dalam huruf karakter China yang berbentuk Ideogram (Huruf gambar yang setiap bagiannya menyatakan sesuatu), ada sesuatu yang unik, misalnya dalam huruf karakter China untuk kata "Penggoda" adalah gabungan "iblis di dekat pohon dalam penyamaran". Huruf karakter china untuk kata "Penciptaan" adalah gabungan dari "Debu tanah yang hidup dan berjalan". Karakter lainnya, yaitu untuk kata "Bahtera" adalah gabungan dari "Delapan orang di atas perahu".

Huruf mandarin untuk Kebenaran / Righteousness = 義. Huruf ini terbentuk dari huruf Domba, Tangan dan Tombak Mengambarkan ketika Tuhan Yesus ditombak di kayu salib.

Huruf kanji untuk Kebenaran yang disederhanakan adalah 义 Huruf ini terdiri dari Salib dan Darah, jadi Kebenaran adalah Darah Yesus Kristus yang mati di atas kayu salib. https://translate.google.co.id/#en/zh-CN/righteousness

義 = 义 = Kebenaran

Roh = 靈

Terbentuk dari huruf: 雨 = Hujan

口口口 = Tiga mulut/ Tiga orang / Tiga pribadi (Trinitas)

巫 = Keajaiban[/size]

Dll.

Jadi orang-orang China yang notabene adalah dominan keturunan Yafet (dengan campuran Sem) pun memberikan sebuah pesan-pesan seunik dan semenarik ini.

Lalu bagaimana dengan Indonesia? Dari keturunan siapakah kita?

Indonesia merupakan negara yang majemuk, pluralisme, yang memiliki keanekaragaman bangsa dan bahasa. Mulai dari kedatangan ornag India yang menyebarkan agama Hindu dan Budha, Arab, Eropa, China dan lain sebagainya. Maka sebenarnya tidak dapat dipastikan kita ini dari anak Nuh yang mana, tetapi sepertinya kita mendominasi darah Yafet.

Terlepas dari kita keturunan Nuh dari anak yang mana, bukanlah jaminan keselamatan kita. Sebab yang kita perlukan bukanlah kelahiran badani, melainkan kelahiran Rohani, di mana kita harus dilahirkan kembali, dari tubuh badani menjadi tubuh Rohani,

* Yohanes 3,

5 Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.

6 Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.

7 Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.

Haleluya!

D. Berapa usia bumi sekarang?

Berbicara mengenai usia bumi sekarang, yang katanya milliaran tahun, ini justru membuat pertentangan dengan apa yang selama ini kita baca dalam Alkitab.

Memang kalau kita berbicara mengenai usia bumi maka penentuannya bukanlah pada kapannya manusia itu eksis. Sebab di Alkitab sendiri dikatakan bahwa bumi itu sudah diciptakan lebih dulu hanya saja ia belum berbentuk dan hanya samudera raya (lautan yang luas) saja yang ada pada saat itu. Sehingga Tuhan pun berfirman:

Hari ke-1: Jadilah Terang, dan memisahkannya dari Gelap. Dinamailah terang itu sebagai siang dan gelap itu sebagai malam.

Hari ke-2: Jadilah cakrawala, yaitu langit. Elohim memisahkan langit dari bumi.

Hari ke-3: Penciptaan daratan, Elohim membuat suatu daratan dan air pun dikumpulkan pada suatu tempat. Pada hari ke-3 ini tumbuh-tumbuhan turut diciptakan.

Hari ke-4: Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala. Yang dijadikan sebagai tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap. Matahari, bulan, bintang dan semuanya itu ditaruh di cakrawala.

Pihak-pihak tertentu mencoba untuk menyerang Alkitab, sebab mana bisa terang itu ada sedangkan benda-benda penerang itu belum diciptakan?

Jawabannya,

Pertama, dilihat dari "tujuan penciptaan", benda-benda ini ternyata berfungsi sebagai suatu tanda yang menetapkan masa-masa dan hari-hari. Walau pun mungkin teori ini sudah termasuk hukum alam, namun Tuhan pula-lah yang menciptakan dan menetapkan peraturan alam.

Kedua, bahwa Tuhan berkuasa untuk menciptakan terang tanpa harus terikat dengan benda-bendanya lebih dulu. Seperti penciptaan Yesus Kristus yang tidak memerlukan benih dari laki-laki.

Ketiga, kota Yerusalem yang baru, yang akan Tuhan turunkan nanti pun tidak memerlukan lagi benda-benda penerang itu. Sebab kemuliaan Elohim-lah yang akan meneranginya, dan Anak Domba sebagai lampunya,

* Wahyu 21:23,

Kota itu tidak membutuhkan matahari ataupun bulan untuk meneranginya, karena kemuliaan Elohimlah yang menerangi, dan Anak Domba adalah lampunya.

* Yesaya 60,

19 Matahari tidak akan lagi bagimu sebagai terang pada siang hari, atau bulan akan memberimu terang sebagai sinar, tetapi YAHWEH akan ada sebagai terang abadi bagimu, dan Elohimmu adalah kemuliaanmu.

20 Mataharimu tidak lagi akan menjadi terang bagimu, dan bulanmu tidak akan memudar, karena YAHWEH akan menjadi terang abadimu, dan hari-hari perkabunganmu akan berakhir.

Hari ke-5: Penciptaan binatang di laut dan di cakrawala. Penciptaan mereka dilakukan secara bersamaan.

Hari ke-6: Penciptaan hewan-hewan ternak, binatang melata dan binatang liat. Lalu setelah itu, diciptakan pula manusia menurut gambar dan rupa Elohim.

Kenapa hewan darat tidak diciptakan juga pada hari ke-5 sebagaimana binatang laut dan udara? Para penafsir yang lebih tua menjelaskan atas dasar persamaan kedua kelompok tersebut, sirip tampak seperti sayap. Namun, mungkin disebabkan karena kenyataan bahwa Penciptaan berlangsung dari yang lebih rendah kepada yang lebih tinggi; ikan dan burung menempati tempat yang lebih rendah pada skala kehidupan dibanding binatang-binatang darat, khususnya mamalia. Mengapa penciptaan binatang-binatang darat dan manusia terjadi pada hari yang sama? Sebagian penafsir menjelaskan bahwa wujud manusia, rupa jasmanianya, berasal dari bumi sama dengan binatang (sama-sama dari tanah).

Kata-kata "Jadilah pagi dan jadilah terang" yang terdapat pada Kejadian Pasal 1 di sini tidak bermakna hurufiah (24 jam). Jadi tidak jelas berapa lama hari-hari yang dimaksud dalam Alkitab. Apakah dari hari ke hari Tuhan menciptakan menurut waktu-Nya yang bagi kita adalah seribu tahun tetapi bagi Tuhan adalah satu hari saja (jadi total 6000 tahun), atau mungkinkah Tuhan sekaligus menciptakan pada saat itu juga semua yang ada di bumi? Sedangkan kata-kata "jadilah pagi dan jadilah terang" mungkin dimaksudkan bahwa itulah dasarnya kenapa dalam seminggu hanya ada 7 hari.

Sedangkan, kalau kita berbicara secara umur manusia itu sendiri, yaitu ketika manusia telah pertama kali diciptakan, mungkin sudah sekitar 6.000 tahun lamanya.

Kita membagikannya dalam 7 Pembabakan:

Pembabakan pertama,

Dari zaman Adam sampai ke Nuh (Generasi ke-10), tepatnya pada saat air bah, itu jatuh pada tahun 1656. -- baca #3 --

Pembabakan kedua,

Generasi ke-11: Sem, ia memperanakkan Arpakhsad (1656). Sem ini-lah yang dipilih untuk menurunkan Mesias.

Generasi ke-12: Arpakhsad, ia memperanakkan Selah (1691).

Generasi ke-13: Selah memperanak Eber yaitu bapa orang Ibrani (1721).

Generasi ke-14: Ibrani memperanak Peleg (1755), nama Peleg ini sendiri berarti adalah Pembagian. Sama seperti nama Yaredh (Generasi ke-6) bermaknakan "turun" karena pada masanya banyak malaikat yang jatuh ke dalam dosa. Peleg ini kemungkinan dinamakan Peleg karena mungkin pada masa itu terjadi gempa tektonik yang kemudian mengakibatkan bumi terbagi-bagi atau mengalami keterpisahan. Misalkan gerak epirogenetik positif yaitu gerakan turunnya daratan seolah-olah permukaan air naik, atau teori lempeng tektonik yang berpendapat bahwa sebenarnya daratan itu adalah satu kesatuan tetapi akibat peristiwa ini sehingga kesatuan itu terpisah-pisah. Dalam teori continental drift dikemukakan satu hal yang cukup menarik, yaitu bahwa Afrika dan Amerika Selatan kemungkinan merupakan daratan yang dulunya satu, hal ini dapat dilihat pada frame Amerika Selatan seperti "bongkar pasang" pada Benua Afrika yang mungkin disebabkan kedua daratan ini dulunya satu kontinen. Hal ini semakin didukung dengan ditemukannya kesamaan fosil-fosil di kedua tempat itu.

Generasi ke-15: Peleg memperanakn Rehu (1785).

Generasi ke-16: Rehu memperanakkan Serug (1817).

Generasi ke-17: Serug memperanakkan Nahor (1847).

Generasi ke-18: Nahor memperanakkan Terah (1876), ayah dari Abram.

Generasi ke-19: Terah memperanakkan Abram (1876).

Generasi ke-20: Lagi-lagi Tuhan membuat suatu perjanjian panjang pada generasi kelipatan 10 (walau mungkin ini tidak permanen alias kebetulan saja).

Kelahiran Abraham kemudian mengarahkan kita pada pengenalan Tuhan YHVH dengan lebih dekat. Sebab kepada dia-lah Tuhan berjanji akan memberkati keluarganya. Walau pun pemberkatan di sini secara khusus kepada keturunan (darah daging) Abraham saja, tetapi melalui kematian Kristus kita juga termasuk keturunan rohani Abraham.

Tidak dapat dipastikan pada usia berapa Terah memperanakkan Abraham dan Abraham ini anak ke berapa, namun kemungkinan besar, Abraham ini adalah anak bungsu Terah. Terah sudah mulai memiliki keturunan diusia 70 tahun, maka paling mungkin bila dibandingkan dengan usia kematiaan dan umur Abraham saat itu, kemungkinan besar Abraham dilahirkan pada usia Terah yang ke-130 tahun. Sehingga sampailah kita pada tahun 2006. Tetapi menurut pakar Alkitab bernama Daniel Rohl, bisa jadi Terah berusia 124 tahun saat itu sehingga pada saat Abraham lahir manusia berusia 2.000 tahun.

Pada generasi ke-20 ini juga Nabi Nuh masih hidup, 10 tahun lamanya ia masih melihat Abraham. Hal ini disebabkan pada generasi 12 sampai generasi 18. Di mana ke-7 generasi ini rata-rata kawin diusia 30 tahun. Hanya Terah saja yang kemudian memperanak diusia yang cukup tua, yakni 70 tahun ke atas. Sehingga nabi Nuh yang dikatakan masih hidup hingga 350 tahun setelah air bah masih bisa menyaksikan keturunannya hingga 10 garis ke bawah.

Pembabakan ketiga,

Generasi ke-21: Abraham kemudian memperanakkan Ismael (2092), dari budaknya yang bernama Hagar. Tetapi hanya Ishak saja yang menjadi ahli warisnya sesuai dengan ketetapan Tuhan (Kej. 21:12). Tetapi Tuhan senantiasa memberkati Hagar. Dan sekedar info, bukan hanya Hagar saja yang menjadi gundik Abram, sebab di Pasal lain dikatakan Abraham pun mengambil 1 gundik lagi, yaitu Ketura, yang melahirkan lebih dari satu anak bagi dia. Dan perkawinan Abraham dan Hagar bukanlah kehendak dan bagian dari rencana Tuhan, melainkan Sara sendiri-lah yang mencoba memberi keturunan bagi Abraham di usia mereka yang sudah semakin tua dengan memberikan Hagar kepadanya.

Ishak sendiri dilahirkan pada usia Abraham yang ke-100 tahun (2106).

Generasi ke-22: Ishak memperanak Esau dan Yakub, tetapi hak kesulungan jatuh ke tangan Yakub walau pun dia yang bungsu. (2166). Dan dari Yakub ini lahirlah Kedua Belas Suku Israel.

Pembabakan keempat,

Generasi ke-23: Kedua Belas Suku Israel. (Ruben, Simeon, Lewi, Yehuda, Ishakhar, Zebulon, Dan, Naftali, Gad, Asyer, Yusuf, Benyamin).

Hak kesulungan dimiliki oleh Yusuf, sekali pun dia anak yang ke-11, dan lahirlah bagi Yusuf dua orang anak: Manasye dan Efraim. Di mana sekali lagi yang bungsu menerima hak kesulungan, yaitu Efraim, walau pun dia yang termuda tetapi kesulungan diberikan kepadanya.

Yehuda (atau kemudian disebut Yahudi) adalah Pemimpin Suku. Di mana dari dia-lah Daud, berasal. Walau pun Daud yang terbungsu dari ke 8 anak Isai, tetapi Tuhan berkenan untuk yang bungsu ini menjadi raja.

Kemudian Yusuf pun mati di Tanah Mesir (2267). Sedangkan orang-orang Israel mulai mengalami masa perbudakan pada zaman-zaman di mana orang-orang sudah tidak mengenal lagi siapa Yusuf, setidaknya lamanya penderitaan itu adalah: 350 tahun.

Pembabakan kelima,

Waktu pun berlalu, Musa pun dilahirkan, Musa ini seorang keturunan Lewi. Generasi ke-26. Kemungkinan dia hidup sampai sekitar tahun 2670 dan sebulan setelah kematiannya orang-orang Israel pun mulai memasuki Tanah Perjanjian didampingi oleh Nabi Yosua, setelah mengembara selama 40 tahun sejak keluar dari Tanah Mesir.

Pembabakan keenam,

Dan kemungkinan pasca tahun 3.000-an, mulailah Kerajaan Israel itu dibentuk, dimana Saul, anak Benyamin, raja pertamanya. Tetapi oleh karena Saul berubah setia, maka dia pun dipecat oleh Tuhan, dan digantikan oleh raja Daud, anak Yehuda, Generasi ke-33.

Pembabakan ketujuh,

Waktu terus berjalan selama 1.000 tahun, banyak peristiwa terjadi: diisi dengan perpecahan Kerajaan itu, masa pembuangan dan juga masa pemulihan. Utusan terakhir Perjanjian Lama, yaitu nabi Maleakhi (tahun 3.600). Dan ada selama kira-kira 400 tahun terjadi masa kekosongan (masa pemulihan dan masa peralihan ke Perjanjian Baru). Lalu tibalah kedatangan Yesus Kristus, Tahun yang kita pakai saat ini (Kalender Georgian). Tetapi beberapa berita yang beredar, tahun yang kita pakai kurang tepat untuk menentukan tahun kelahiran Kristus, sehingga kita sering mendapatkan kelahiran Kristus 3 S. M ke atas. Namun satu hal yang pasti, Kristus benar di salib pada usia 33 tahun.

Sedangkan bagi seorang pengamat Eskatologi, mereka punya pendapat sendiri mengenai ini. Yaitu tahun yang kita pakai ada kemungkinan berbeda hari-harinya dengan orang-orang dulu. Karena mereka berkeyakinan kuat bahwa Paus Franciskus merupakan Paus Terakhir, menurut nubuat Wahyu 14 dan 17. Jadi setidaknya di Tahun 6.000 ini-lah kedatangan Kristus tinggal menunggu waktu lagi. Jadi sebenarnya kita belum memasuk tahun 2.000 atau 6.000 secara keseluruhan akibat hari-hari yang dipakai oleh orang dulu dan orang sekarang berbeda.

Lantas, mengapa umur bumi dipaksakan berusia milliaran oleh para Evolusionis?

Saya juga sempat heran, apa benar bumi sudah setua itu? Okelah kalau misalkan bumi sudah setua itu dengan catatan tidak mengungkit-ngungkit umur manusia yang juga (dipaksakan) sudah berjuta-juta (apalagi bermilyar-milyar). Apalagi sependapat dengan Teori Darwin, bahwa kita merupakan evolusi dari Kera.

Perlu kita tahu, bahwa semuanya itu didasarkan pada keperluan evolusi, para evolusionis ternyata memiliki alat mereka sendiri dalam menghitung usia-usia yang dimaksud, salah satu yang cukup terkenal adalah Radiometrik ciptaan pada abad ke-20 M. Dan klaim mereka kenapa sampai ngotot mengatakan usia bumi dan juga manusia sudah berjuta-juta tahun karena mereka mendasari pada Teori Evolusi, mereka berkeyakinan yang namanya Evolusi itu pergerakannya lambat, butuh ratusan bahkan jutaan tahun untuk melihat hasil pem-prosesan itu.

Dan hal yang cukup mencengangkan, ternyata "alat kebanggaan" ini justru mengalami keliru perhitungan tahun seperti contoh-contoh di bawah ini:

Pulau Surtsey Iceland dikatakan berumur ratusan juta tahun

Seorang peneliti pada tahun 1975 ingin membuat tes untuk menentukan umur pulau ini dengan mempergunakan teknik metodapotassium-argon. Umur pulau yang diperoleh adalah satu miliar tahun!

Kenyataannya semua orang tahu bahwa pulau itu baru berumur beberapa tahun. Ternyata gas argon telah memasuki batuan saat pembentukan lava, dan mencapai jumlah yang besar yang mengakibatkan umur sampel batuan yang diambil menunjukkan beberapa ratus juta tahun lebih tua.

Ada beberapa contoh lain yang bisa diberikan:

- Aliran lava bawah tanah yang diketahui berumur 20 tahun, dengan test radiometrik dikatakan berumur 12-21 miliar tahun.

- Umur lava yang meletus di Hawaii pada tahun 1.800, dengan test potassium-argon dikatakan berumur 1-2,4 miliar tahun dan dengan metoda penentuan umur helium dikatakan berumur 140-670 miliar tahun.

- Umur danau garam Crater di Oahu Amerika, diperkirakan 92-147 juta tahun, 140-680 juta tahun, 930-1.580 juta tahun, 1.230-1.960 juta tahun, 1.290-2.050 juta tahun dan 1.260-1.900 juta tahun dari beberapa metoda tes rediometrik. Ini jelas menunjukkan ketidak-akuratannya

- Beberapa pohon di Auckland, New Zealand yang ada di lapisan lava, diperkirakan berumur 145-465 juta tahun. Padahal dengan mempergunakan tes Karbon-14, pohon yang sama diperkirakan hanya berumur beberapa ratus tahun saja. Dalam banyak kondisi yang sama, diketahui bahwa test radiometrik memberikan hasil yang keliru sampai ribuan bahkan jutaan tahun, dan menimbulkan pertentangan yang keras di antara penggunanya sendiri.