PERJANJIAN LAMA! #6
Rumusan Masalah:
A. Apa maksud Kesepuluh Tulah?
B. Perjalanan Bangsa Israel keluar dari Mesir!
C. Hukum Taurat sebagai Vonis atas Pemberontakkan orang Israel!
D. Apa Hukum Taurat akan berakhir? -- Hukum Kasih --
E. Kalau Hukum Taurat baru ada pada masa Nabi Musa (Generasi ke-26 Manusia), Apakah dulu Manusia hidup bebas/tidak ada hukum?
F. Orang Israel dan Berhala
G. Kemah Suci sebagai Lambang Keselamatan Yang Akan datang
H. Tata peribadatan!
I. Israel sebagai Bangsa Percontohan!
Pembahasan:
A. Apa maksud Kesepuluh Tulah?
Tulah atau kemalangan, kutuk, derita merupakan bencana yang pernah ditimpakan kepada raja Firaun dan seluruh orang Mesir sebagai akibat dari ketidakmauan mereka membebaskan bangsa Israel dari perbudakan dan untuk membiarkan orang Israel pergi ke Padang Gurun sebab tiga hari lamanya mereka akan melakukan persembahan kurban yang telah lama ditinggalkan oleh keturunan-keturunan Abraham, Ishak dan Yakub ini. (Kej. 3:18)
Bangsa Israel sebelumnya merupakan bangsa yang merdeka, makmur dan terpandang di Mesir oleh karena nenek moyang mereka, Yusuf. Tetapi waktu terus berjalan, ada sekitar 300 sampai 400 tahun masa itu telah berlalu, naiklah seorang raja baru yang sama sekali tidak mengenal Yusuf. Ia memandang kepada bangsa Israel yang jumlahnya jauh lebih banyak dari mereka. Dengan dalih etnosentrisme (bangga terhadap suku) inilah sehingga raja Mesir memutuskan untuk menindas mereka dengan kerja paksa, tetapi yang ada justru jumlah orang Israel kian bertambah banyak. Hal ini kemudian membuat orang-orang Mesir ketakutan, sehingga bangsa Israel semakin dan lebih ditindas lagi dan sambil itu memberi perintah kepada bidan-bidan yang menangani proses persalinan untuk membunuh bayi laki-laki yang baru dilahirkan yang dimaksudkan untuk membinasakan keturunan Israel pelan-pelan. Namun wanita Ibrani terkenal kuat, sebelum bidan-bidan tersebut datang, wanita Ibrani itu telah melahirkan lebih dulu dan karena bidan-bidan tersebut masih memiliki hati sehingga membuat mereka tidak tega untuk membunuh bayi-bayi tersebut. Oleh karena sikapnya itu, Elohim kemudian memberkati mereka dan membuat bidan-bidan itu berumah tangga.
Musa, keturunan Lewi (2550 M) merupakan Generasi ke-26 Manusia. Ia diutus Tuhan untuk membebaskan bangsa Israel, yang adalah saudaranya sendiri. Ia berhasil memberi pesan kepada orang Israel dan meyakinkannya bahwa Tuhan telah mendengar suara teriakan mereka dan akan menyelamatkan mereka dengan segera. Musa dan Harun memberi tanda-tanda mujizat untuk menyatakan bahwa mereka memang telah diutus Tuhan sehingga orang Israel percaya.
Setelah menerima kepercayaan dari bangsa Israel, Musa dan Harun pun memberanikan diri menghadap Firaun, memintanya untuk membiarkan orang Israel pergi. Tetapi Firaun justru berkata:
* Keluaran 5:2,
Firaun berkata, "Siapakah YAHWEH itu sehingga aku harus mendengarkan suara-Nya untuk membiarkan orang Israel pergi? Aku tidak mengenal YAHWEH dan aku juga tidak akan membiarkan orang Israel pergi."
Oleh karena Firaun tidak mau dengan cara "lembut" maka Elohim pun turun tangan, dan memberikan tulah kepada seluruh orang Mesir itu, biar mereka tahu dan mengakui bahwa Elohim yang disembah oleh orang Israel, yang bernama YHWH itu, adalah Elohim Yang Hidup!
Ada 10 Tulah yang Tuhan jatuhkan terhadap orang Mesir, yaitu:
1. Air menjadi darah
2. Katak
3. Nyamuk
4. Lalat Pikat
5. Penyakit sampar pada Ternak
6. Barah
7. Hujan Es
8. Belalang
9. Gelap Gulita
10. Kematian Anak Sulung.
Pada point ke 1 sampai point ke 9, muncul pula spekulasi bahwa ke sembilan Tulah itu merupakan bentuk perlawan Elohim terhadap dewa-dewa yang disembah oleh orang Mesir. Namun terlepas dari spekulasi itu, kita lebih percaya kepada rencana Elohim untuk menunjukkan kebesarannya, memperbanyak tanda-tanda dan mujizat, biar cerita itu menjadi warisan turun-temurun bagi anak-anak mereka,
* Keluaran 7,
3 Aku akan mengeraskan hati Firaun, Aku akan melipatgandakan tanda dan keajaiban-Ku di tanah Mesir.
4 Tetapi Firaun tidak akan mendengarkanmu, maka Aku akan meletakkan tangan-Ku di atas Mesir, dan akan membawa pasukan-Ku, umat-Ku, bani Israel, keluar dari tanah Mesir dengan hukuman-hukuman yang hebat.
5 Dan orang-orang Mesir akan mengetahui bahwa Akulah YAHWEH, apabila Aku mengacungkan tangan-Ku terhadap Mesir, dan membawa bani Israel keluar dari tengah-tengah mereka."
Sedangkan pada bencana ke-10 merupakan typologi keselamatan oleh darah Kristus, di mana sebelum tulah ke-10 dijalankan, orang-orang Israel harus mempersembahkan anak domba mereka sebagai ganti anak sulung, hal ini-lah yang menjadi warisan budaya rohani orang Israel sampai sekarang, dimana anak sulung adalah kepunyaan Tuhan dan harus ditebus dengan persembahan anak domba.
Darah anak domba tersebut harus mereka taruh pada kedua ambang pintu mereka, sehingga apabila Tuhan berjalan dan melihat tanda itu maka ia akan melewatinya, sehingga orang Israel akan selamat dari bencana: Anak sulung mati ini:
* Keluaran 12:23,
YAHWEH akan melintas untuk menghukum orang Mesir. Jika Dia melihat darah pada ambang dan pada kedua tiang pintu itu, maka YAHWEH akan melewati pintu itu, dan tidak akan memperbolehkan perusak itu memasuki rumah-rumahmu untuk menghukum kamu.
Hal ini dibakukan menjadi ketetapan untuk selama-lamanya:
* Keluaran 12,
24 Haruslah kamu menyimpan hal ini untuk sebuah ketetapan bagimu dan bagi anak-anakmu untuk selama-lamanya.
25 Dan ketika kamu masuk ke negeri yang akan diberikan YAHWEH kepadamu seperti yang telah Dia janjikan, haruslah kamu tetap memelihara ibadah ini.
26 Ketika anak-anakmu bertanya kepadamu: Apakah arti ibadah ini?
27 Maka kamu harus mengatakan: Kurban Paskah itu adalah bagi YAHWEH, yang melewati rumah-rumah bani Israel di Mesir, ketika Dia menghukum orang-orang Mesir dan menyelamatkan rumah-rumah kita." Umat tersebut menundukkan kepala dan menyembah.
Walau ketetapan ini saya baca dan ada di Alkitab saya, namun jelas perintah ini ditujukan kepada orang Israel dan keturunannya yang pernah menjadi budak di Tanah Mesir (Kebenaran Lokal). Jadi dapat dilihat bahwa perintah Elohim dalam Alkitab kadang-kadang bersifat lokal alias khusus kepada suku atau orang tertentu saja.
Dan setelah bangsa Mesir mengalami tulah ke-10, mereka pun mengusir bangsa Israel dengan segera dan orang Mesir bermurah hati kepada orang Israel sebagaimana yang Tuhan katakan sebelumnya, sehingga mereka memberikan apa saja yang diminta oleh orang Israel, mulai dari hewan ternak sampai perhiasan-perhiasan. Mereka pun keluar dari Tanah Mesir dan juga tidak lupa mengambil tulang-tulang Yusuf, karean sesuai permintaanya, untuk dikuburkan bersama dengan leluhurnya di Tanah Kanaan.
B. Perjalanan Israel keluar dari Mesir!
Orang Israel mengembara selama 40 tahun lamanya. Mereka memasuki Tanah Perjanjian tepat sebulan setelah kematian nabi Musa yang kematiannya didahului oleh Imam Harun, dan oleh karena itu mereka kemudian dibimbing oleh Yosua sebagai penerus nabi Musa.
Orang Israel merupakan bangsa yang cukup kritis dan banyak tanya, mereka bisa dikatakan tidak memiliki iman sebagaimana Abraham, nenek moyang, yang percaya kepada Tuhan. Orang Israel ini berbeda, mereka telah melihat perbuatan tangan Tuhan, entah itu Tulah, mujizat Laut Terbelah Dua dan lain sebagainya, tetapi mereka tidak kunjung percaya, mereka terus bertanya dan bertanya, mengeluh, serta memberontak. Dan salah satu di antaranya lagi adalah ketidakinginan mereka mendengar suara Tuhan.
Pada awal mereka keluar dari Tanah Mesir, Musa disuruh Tuhan untuk mengumpulkan orang Israel di bawah gunung dan mendengar langsung suara Tuhan ketika menyampaikan Hukum Kasih (Kesepuluh Hukum), namun sifat bebal yang memang dimiliki oleh orang Israel semenjak di Tanah Mesir tetap mereka bawa, sehingga mereka merasa ketakutan mendengar suara Tuhan yang bunyinya bagai kilat dan gemuruh hingga akhirnya orang Israel menghadap kepada nabi Musa, menyepakati agar sekiranya Musa saja yang berbicara kepada mereka (menjadi mediator) sebab mereka takut mendengar suara Tuhan (Kel. 20).
Hal ini rupanya dianggap baik oleh Tuhan, Tuhan memilih mendengar dan menghargai keputusan orang Israel selama hal itu tidak merugikan-Nya. Sehingga Tuhan pun mengabulkan permintaan mereka bahwa bukan Tuhan lagi yang akan bersabda kepada mereka melainkan Tuhan akan mengutus nabi-nabiNya (sebagai perantara), menaruh firman-Nya dalam mulut nabi tersebut. Namun Tuhan juga mengingatkan orang Israel untuk mawas diri, sebab Tuhan dapat memandang jauh ke depan (pra-destinasi) terhadap orang-orang yang berusaha untuk memakai Nama-Nya tetapi bukan firman Tuhan yang ia sampaikan,
* Ulangan 18,
15 Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan.
16 Tepat seperti yang kamu minta dahulu kepada TUHAN, Allahmu, di gunung Horeb, pada hari perkumpulan, dengan berkata: Tidak mau aku mendengar lagi suara TUHAN, Allahku, dan api yang besar ini tidak mau aku melihatnya lagi, supaya jangan aku mati.
17 Lalu berkatalah TUHAN kepadaku: Apa yang dikatakan mereka itu baik;
18 seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.
19 Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban.
20 Tetapi seorang nabi, yang terlalu berani untuk mengucapkan demi nama-Ku perkataan yang tidak Kuperintahkan untuk dikatakan olehnya, atau yang berkata demi nama allah lain, nabi itu harus mati.
21 Jika sekiranya kamu berkata dalam hatimu: Bagaimanakah kami mengetahui perkataan yang tidak difirmankan TUHAN? --
22 apabila seorang nabi berkata demi nama TUHAN dan perkataannya itu tidak terjadi dan tidak sampai, maka itulah perkataan yang tidak difirmankan TUHAN; dengan terlalu berani nabi itu telah mengatakannya, maka janganlah gentar kepadanya."
Nubuat di atas sering pula dipergunakan oleh teman-teman Muslim untuk membuktikan bahwa Nabi Muhammad, keturunan Ismael, betul-betul nabi Tuhan. Tetapi jika dilihat dari kata-per-kata di atas, tepatnya pada ayat ke-15, jelas dikatakan di situ bahwa nabi yang akan Tuhan bangkitkan berasal dari "tengah-tengah" orang Israel dan juga merupakan "saudara-saudaramu". Kalau Anda membaca keseluruhan artikel ini dimulai dari artikel 3 saja dan seterusnya, maka Anda akan tahu bahwa Israel merupakan nama lain Yakub, dan Yakub ini memperanak Kedua Belas suku, salah satunya adalah suku nabi Musa, yaitu Lewi (Anak ke-3 Israel). Maka sangat jelas kata "saudara-saudaramu" di sini erat kaitannya dengan kedua belas suku itu.
Lihat ayat di bawah ini:
* Imamat 10:6b,
supaya jangan kamu mati dan jangan TUHAN memurkai segenap umat ini, tetapi saudara-saudaramu, yaitu seluruh bangsa Israel, merekalah yang harus menangis karena api yang dinyalakan TUHAN itu.
* Ulangan 17:15,
Engkau harus mengangkat seorang raja atasmu, yang dipilih oleh YAHWEH, Elohimmu, dari tengah-tengah saudara-saudaramu. Engkau tidak boleh mengangkat orang asing yang bukan saudaramu.
Dalan Ulangan 17 sangat jelas orang Israel tidak pernah memiliki/mengangkat raja (misalnya) dari Saudi Arabia, tidak perlu jauh-jauh sebab Edom (Esau) yang merupakan saudara Israel sendiri tidak pernah menjabat sebagai raja di Israel.
Jadi nubuat di atas (nabi) bukan pula kepada Keturunan Esau. Esau ini adalah saudara kandung Israel, yang berarti anak-anak Esau adalah sepupu dari Israel. Juga bukan dari Keturunan Ismael, sebab Ismael merupakan Kakek Israel, dan anak-anak Ismael adalah paman orang Israel. Secara hierarki, hereditas mereka tidak sebanding dan justru kekerabatannya semakin jauh (melewati 3 generasi) jika ditujukan kepada Ismael yang adalah paman bagi Yakub, bapak orang Israel. Bandingkan dengan Esau yang merupakan kakak dari Yakub.
Kemudian pada ayat ke-16 merupakan bukti bahwa ayat ini masih ada hubungannya (kelanjutan) dengan kejadian di mana orang Israel merasa trauma, ketakutan, mendengar suara Elohim, sehingga mereka berkata:
* Keluaran 20:19,
Mereka berkata kepada Musa, "Berbicaralah engkau kepada kami, dan kami akan mendengarkan, tetapi janganlah Elohim berbicara kepada kami, supaya kami tidak mati."
Ayat 17 sendiri merupakan wujud bahwa Elohim begitu mengasihi manusia, dan sabar di dalam menghadapinya.
Tuhan setuju dengan perkataan orang Israel. Lebih tepatnya Tuhan "mendengar permintaan mereka", "menghargai keinginan dan keputusan mereka". Selama hal itu tidak merugikan Tuhan.
Hal lain, di mana Tuhan mendengar permintaan orang Israel adalah ketika orang Israel menginginkan seorang Raja layaknya bangsa-bangsa lain, padahal sudah ada YHWH yang menjadi Raja atas mereka, tetapi Tuhan sekali lagi menghargai keputusan mereka, sehingga Tuhan pun mengangkatkan seorang raja bagi orang Israel.
* 1 Samuel 8,
6 Waktu mereka berkata: "Berikanlah kepada kami seorang raja untuk memerintah kami," perkataan itu mengesalkan Samuel, maka berdoalah Samuel kepada TUHAN.
7 TUHAN berfirman kepada Samuel: "Dengarkanlah perkataan bangsa itu dalam segala hal yang dikatakan mereka kepadamu, sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka.
Dalam ayat 18 sendiri, menunjukkan bahwa garis kenabian jatuh pada keturunan-keturunan Yakub. Sebab Tuhan menjadikan mereka sebagai permulaan dari mujizat-Nya dan hal ini akan kita pelajari di lain waktu,
* Amos 2:11,
Aku telah membangkitkan dari antara keturunanmu untuk menjadi nabi-nabi, dan dari antara orang-orang mudamu sebagai nazir-nazir. Bukankah itu benar, hai kaum Israel? Demikianlah firman YAHWEH.
Guna membuktikan bahwa nubuat Ulangan di atas untuk Muhammad, teman-teman Muslim menekankan pada kata "SAMA SEPERTI AKU", dengan ciri-ciri tertentu.
Padahal "Sama Seperti Aku" tidak merujuk pada ciri-ciri, misalkan tanggal dan bulan lahir, nama ayah nama ibu, bentuk muka, bentuk badan, dan secara historis/sejarah pengutusan. Sebab Tuhan menyatakan bahwa pekerjaan Nabi Musa ini cukup mengesankan dan tidak ada lagi nabi yang sepertinya: didahului dengan tulah-tulah, perjalanan keluar dan bebasnya orang Israel, diberikannya Hukum Taurat dan lain sebagainya.
Walau pun secara history pengutusan Yesus Kristus hampir sama dengan Musa, namun pengutusan Yesus Kristus merupakan kebalikannya. Karena Tuhan tidak menciptakan manusia untuk disiksa, diberikan macam-macam perintah dan lain sebagainya (sebagaimana yang orang Israel alami akibat dosa mereka sendiri). Hanya Kasih saja yang Yesus sisakan, sebab itulah hakikat hukum manusia dalam bermasyarakat.
"SAMA SEPERTI AKU" -- yang dimaksud Musa dalam ayat itu adalah orang Israel tidak perlu cemas karena Tuhan tidak akan lagi memperdengarkan suara-Nya kepada mereka. Melainkan Tuhan akan mengutus Nabi-nabi sebagaimana Tuhan mengutus bagi mereka Nabi Musa. Jadi yang ditekankan di sini adalah: akan tampilnya nabi-nabi selanjutnya dari tengah-tengah orang Israel. Dan kepada mereka-lah orang Israel harus tunduk (mendengar), sebagai wakil Elohim.
Kita lihat khotbah Petrus di Kisah Para Rasul,
* Kisah Para Rasul 3,
22 Bukankah telah dikatakan Musa: Tuhan Allah akan membangkitkan bagimu seorang nabi dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku: Dengarkanlah dia dalam segala sesuatu yang akan dikatakannya kepadamu.
23 Dan akan terjadi, bahwa semua orang yang tidak mendengarkan nabi itu, akan dibasmi dari umat kita.
24 Dan semua nabi yang pernah berbicara, mulai dari Samuel, dan sesudah dia, telah bernubuat tentang zaman ini.
Jadi nubuat di atas sudah tergenapi, di mulai dari penggenapan kecilnya: yaitu nabi-nabi sesudah Musa. Dan penggenapan besarnya: yaitu Yesus Kristus.
Nubuat itu sudah KADALUARSA.
"SAMA SEPERTI AKU" -- bahwa Nabi-nabi itu harus juga mereka dengarkan sebagaimana mereka mendengarkan Musa. (KPR. 3:22)
Mengenai CIRI-CIRI sendiri. Tuhan sudah berfirman, bahwa tidak ada lagi nabi yang akan Tuhan bangkitkan seperti Musa. Karena perbuatan Musa termasuk perbuatan yang besar,
* Ulangan 34,
10 Seperti Musa yang dikenal TUHAN dengan berhadapan muka, tidak ada lagi nabi yang bangkit di antara orang Israel,
11 dalam hal segala tanda dan mujizat, yang dilakukannya atas perintah TUHAN di tanah Mesir terhadap Firaun dan terhadap semua pegawainya dan seluruh negerinya,
12 dan dalam hal segala perbuatan kekuasaan dan segala kedahsyatan yang besar yang dilakukan Musa di depan seluruh orang Israel.
Nabi-nabi lain tidak ada yang sehebat Musa. Namun Yesus yang lebih hebat dari Musa telah datang: Membatalkan Taurat yang merupakan Hukuman bagi orang Israel, mujizat kesembuhan (yang buta melihat, lumpuh berjalan), dan menebus mereka kembali dari "penyerahan diri kepada Iblis". Sedangkan Musa hanya menebus orang Israel dari perbudakan tangan manusia, mujizat Musa hanyalah Tulah-tulah yang prakteknya dapat dilakukan para penyihir di zaman Firaun, sampai akhirnya Tuhan membunuh semua anak sulung di Mesir yang membuat orang Mesir tidak tahan lagi dan segera menyuruh orang Israel minggat dari negaranya.
Jadi SANGAT PENTING membaca konteksnya secara lengkap. Jangan biasakan mencomot satu ayat.
Dan ngomong-ngomong tentang Penggenapan Besar dan Penggenapan Kecil, yaitu nubuat-nubuat di Alkitab kadang-kadang memiliki penggenapan besar dan juga kecilnya, misalkan Paskah orang Israel merupakan penggenapan kecil (diselamatkan dari perbudakan manusia) sedangkan Paskah oranh Kristen merupakan penggenapan besarnya (diselamatkan dari perbudakan setan).
Hal yang sama, yang juga berlaku adalah mengenai Raja Israel, di mana Saul, Daud, Salomo, dan seterusnya adalah raja-raja yang didasarkan atas penggenapan kecil, sebab YHWH-lah Raja orang Israel sebenarnya, dimana Ia yang sebelumnya "ditolak" akan menyatakan diri-Nya. Menjadi Nabi dan Imam Besar, sehingga Tuhan berfirman:
* Yesaya 42:14,
"Aku membisu selamanya, Aku berdiam diri dan menahan diri-Ku sendiri, Aku akan mengerang seperti seorang wanita yang melahirkan, Aku akan terengah-engah, dan sekaligus tersengal-sengal.
Tuhan yang tadinya berbicara melalui perantara, Ia sendiri yang akan turun ke bumi, "mengerang seperti seorang wanita yang melahirkan," Ia akan bersabda langsung kepada jemaat-jemaatNya.
Keselamatan melalui anak domba (kecil) dan keselamatan melalui darah Kristus (besar).
Nabi-nabi palsu yang diceritakan di Alkitab juga merupakan bagian dari penggenapan kecil. Sampai ditampilkan penyesat yang besarnya.
C. Hukum Taurat sebagai Vonis atas Pemberontakkan orang Israel!
Tuhan sangat mengasihi Manusia. Ia diciptakan untuk memuliakan Nama-Nya. Tetapi semuanya berubah ketika Adam memilih mendengarkan kata-kata Iblis.
Tuhan tidak menciptakan manusia untuk dibatasi dengan hal-hal hurufiah, sebab Tuhan tidak menciptakan manusia untuk disuruh lakukan ini lakukan itu, pada hakikatnya: Tuhan tidak ingin membuat manusia terbebani oleh suatu kuk. Cukup Hukum Kasih saja (Kesepuluh Firman/Hukum) yang ada semenjak dulu, yang langsung Tuhan katakan lewat mulut-Nya.
Ibarat kita, manusia, apakah kita mau menahan-nahan kasih kepada anak kita dengan sesuatu hal? Harus di suruh ini itu dulu baru mau di sayang-sayang?
Kemungkinan ada yang seperti itu, tetapi Tuhan Yesus berfirman:
* Matius 7:11,
Jika kamu yang jahat tahu memberikan pemberian-pemberian yang baik kepada anak-anakmu, terlebih lagi Bapamu yang di surga, Dia akan memberi yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya."
Kebaikan Bapa di sorga tidak dapat dibandingkan dengan kebaikan bapa di bumi.
Tetapi kenapa Tuhan membebani umat-Nya, Israel, dikeluarkan dari Tanah Perbudakan untuk disiksa melakukan dan mengerjakan Hukum Taurat yang jumlahnya 613 banyaknya itu?
Ada yang berkata: Hukum Taurat diberikan untuk menyadarkan manusia bahwa mereka tidak dapat hidup benar. Dalam arti kita dibenarkan bukan karena melakukan Hukum Taurat, yang sebenarnya tidak dapat kita pikul, melainkan oleh karena pertolongan Tuhan.
Ya. Saya setuju dengan pendapat itu. Tetapi itu bisa dikatakan sebagai fungsi laten (akibat, terselubung) dan bukan fungsi manifest (sebab, kenyataan).
Fungsi manifesnya adalah karena orang Israel telah berdosa. Sedangkan fungsi laten atau fungsi terselubung dari diberikannya Hukum Taurat juga menyadarkan manusia bahwa mereka tidak ada apa-apanya.
Hukum Taurat adalah suatu keterpaksaan atau vonis yang Tuhan jatuhkan kepada orang Israel atas dosa-dosa mereka. (Manifest)
Kalau Anda membaca Kitab Keluaran, di situ Anda dapat melihat sikap dan respon orang Israel ketika Tuhan untuk pertama kalinya memperkenalkan diri kepada mereka. Di mana saat itu orang-orang Israel ini sering sekali bersifat tegar tengkuk, bebal, tidak percaya, kurang bersyukur dan lain sebagainya. Bahkan ada suatu moment di mana bangsa Israel "mencobai Tuhan", yang jelas-jelas melanggar salah satu dari Kesepuluh Hukum.
Atas perbuatan mereka tersebutlah sehingga Tuhan memberikan mereka hukuman yang berat, sebab ada beberapa kali Tuhan ingin memusnahkan semua keturunan Yakub (Israel) tersebut kecuali Nabi Musa, tetapi Nabi Musa selalu hadir dan mencoba untuk melerai dan meredahkan amarah Tuhan.
Tuhan ingin sekali membinasakan orang-ornag Israel itu, tetapi Tuhan ingin menjaga Nama-Nya sehingga orang Israel yang Ia selamatkan dari Mesir tidak Ia binasakan,
* Keluaran 32,
9 Berfirmanlah YAHWEH kepada Musa, "Aku telah melihat bangsa ini, dan sungguh inilah bangsa yang tegar tengkuk.
10 Sekarang tinggalkanlah Aku sendirian, biarlah murka-Ku menyala terhadap mereka, dan Aku akan membinasakan mereka, tetapi Aku akan menjadikan engkau suatu bangsa yang besar."
11 Musa pun memohon dengan sangat di hadapan YAHWEH, Elohimnya, dan berkata, "Mengapakah YAHWEH, murka-Mu menyala terhadap umat-Mu yang telah Engkau bawa keluar dari tanah Mesir dengan kekuatan yang besar dan dengan tangan yang kuat?
12 Mengapakah orang-orang Mesir akan mengatakan: Dengan niat jahat Dia telah membawa mereka ke luar untuk membunuh mereka di pegunungan dan untuk membinasakan mereka di atas permukaan bumi ini? Berbaliklah dari nyala murka-Mu dan berubahlah pikiran atas yang jahat bagi umat-Mu.
Sekali lagi saya katakan, Hukum Taurat adalah HUKUM TAMBAHAN. TUHAN tidak pernah BERMAKSUD MEMBUAT HUKUM TAURAT. Tetapi Hukum ini diberikan atas dasar VONIS (layaknya Putusan Peradilan) kepada rakyat Israel. Jelasnya, Hukum Taurat adalah sebuah KUTUKAN dan SUMPAH yang TUHAN jatuhkan kepada bangsa Israel.
Silahkan BACA ayat di bawah ini, jangan di skip,
* Daniel 9:11,
Ya, seluruh Israel telah melanggar Taurat-Mu dan menyimpang karena tidak mendengarkan suara-Mu. Karena itu, kutuk dan sumpah telah menimpa kami seperti yang tertulis dalam Taurat Musa, hamba Elohim itu, karena kami telah berbuat dosa terhadap-Nya
CAMKAN, "Karena itu, kutuk dan sumpah telah menimpa kami seperti yang tertulis dalam Taurat Musa"
* Galatia 3:19,
Lalu, apakah maksud hukum Taurat diberikan? Hukum Taurat ditambahkan oleh karena pelanggaran-pelanggaran, sampai keturunan yang dijanjikan itu datang. Hukum Taurat itu disampaikan melalui malaikat-malaikat kepada seorang pengantara.
CAMKAN, "Hukum Taurat ditambahkan oleh karena pelanggaran-pelanggaran,"
Sangat jelas, Hukum Taurat adalah HUKUM TAMBAHAN, oleh karena pelanggaran-pelanggaran orang Israel. Singkat kata TUHAN TIDAK PERNAH BERMAKSUD MEMBUAT HUKUM TAURAT (kalau bukan karena orang Israel itu sendiri)
Itulah sejarah (ASAL MULA) Hukum Taurat. Anehnya, umat Muslim sangat bangga karena mereka lebih mentaati Hukum Taurat ketimbang orang Kristen. Inilah akibatnya kalau tidak memahami secara benar sejarah dari Hukum Taurat itu sendiri. Yang berarti, umat Muslim mau-mau saja memikul kutukan dan sumpah yang diberikan oleh Tuhan kepada orang Israel.
D. Apa Hukum Taurat akan berakhir?
Setidaknya ada 2 macam jenis kebenaran:
1. Kebenaran Temporal dan Lokal
Yaitu kebenaran menurut waktu dan akan ada masa berakhirnya dan lokal yaitu hanya dikhususkan kepada suku-suku tertentu saja, misalkan Hukum Taurat (PERJANJIAN LAMA)
2. Kebenaran Kekal dan Universal,
Yaitu kebenaran keselamatan dari Kristus dan bahwa Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat adalah kebenaran mutlak. Dan kegunaan Hukum Kasih yang tidak lekang oleh waktu (PERJANJIAN BARU)
Membaca sejarah Hukum Taurat di atas jelas terlihat kalau ternyata Hukum Taurat adalah Hukuman Tambahan. Tuhan tidak berniat memberikannya kepada orang Israel, tetapi semuanya itu Dia lakukan untuk memberi pelajaran bahwa orang Israel harus betul-betul mendengarkan suara Tuhan.
Karena Hukum Taurat bersifat Temporal dan Lokal, maka:
1. Hukum itu akan berakhir
2. Hukum itu hanya ditujukan kepada orang Israel, dan sifatnya tidak universal. Hanya khusus diberikan atas dosa pelanggaran Israel. Jadi salah besar apabila menghendaki dan memaksakan orang Kristen untuk menaati aturan ini. Karena sejatinya Tuhan tidak membebaskan dan tidak pula menciptakan manusia untuk disiksa.
Jadi karena Hukum Taurat tidak diawali dengan niat, maka sudah pasti Hukum ini akan berakhir. Sebagaimana Tuhan tidak bertujuan menciptakan Adam untuk jatuh ke dalam dosa, sehingga Tuhan harus menebus dan memulihkan kerusakan itu.
Lalu bagaimana dengan Kesepuluh Hukum Taurat? Apakah Hukum itu telah berakhir juga?
Kesepuluh Hukum dan bukan Kesepuluh Hukum Taurat (jangan diembel-embeli), yaitu:
1. Jangan ada padamu, Elohim lain dihadapan-Ku;
2. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun untuk disembah;
3. Jangan menyebut nama YHWH, Elohimmu dengan sembarangan. Jangan bersaksi dusta dengan Nama-Nya;
4. Ingatlah dan kuduskanlah Hari Sabat;
5. Hormatilah ayah dan ibumu;
6. Jangan membunuh;
7. Jangan berzinah;
8. Jangan mencuri;
9. Jangan mengucapkan saksi dusta;
10. Jangan mengingini milik sesamamu.
Kesepuluh Hukum bukanlah anak Hukum Taurat, karena Kesepuluh Hukum itu diberikan sejak orang Israel baru dikeluarkan dari Mesir, yaitu ketika hubungan Tuhan dengan orang Israel masih hangat-hangatnya. Jadi belum ada indikasi orang Israel sudah kena kutukan (baru keluar dari Mesir, langsung dikutuk)
Dan yang namanya membunuh, mencuri dan lain-lain itu sudah dosa dari dulu, dan bukan sejak adanya Hukum Taurat, bandingkan dengan ketika Kain membunuh Habel, sudah divonis dosa oleh Tuhan.
Hukum Taurat baru muncul 2630 tahun (Generasi ke-26, yaitu angkatan Musa). Apakah berarti selama kurang 26 abad itu manusia bebas membunuh, mencuri, berzinah dan lain-lain ???
Jadi tepat kata Yesus di bawah ini, bahwa Kesepuluh Hukum itu lebih utama (alias dasar-dasar, universal),
* Markus 12,
29 Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.
30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
31 Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."
Di mana Pasal 1 - 4, dikhususkan kepada Tuhan. (KASIH KEPADA TUHAN)
Dan Pasal 5 - 10, dikhususkan kepada Manusia. (KASIH KEPADA MANUSIA)
Ibarat kita di Indonesia mengenal Pancasila (5 Sila) sebagai Landasan Negara, dan ada UUD 1945 yang adalah uraian dari kelima sila-sila itu. Dan dari UUD 1945 lahir lagi spesialisasi Undang-undang, misalkan UU. Narkoba, UU. Korupsi, UU. Perlindungan Anak dll.
Kesemua UU itu tidak boleh melawan Hukum yang lebih tinggi di atasnya, yaitu UUD 1945 (uraian Pancasila).
Dan ada juga disebut Hukum Nasional dan Hukum International. Hukum Nasional masih sedikit berbaur dengan budaya asusila. Sedangkan Hukum International 100% menyangkut Human Rights (Hak Asasi Manusia) - Hukum Kasih.
Demikian juga kita mengenal Hukum Kasih: Kasih kepada Elohim dan Kasih kepada Manusia (Materiil). Kesepuluh Hukum adalah uraian (atau contoh-contoh perbuatan kasih itu) dan surat-surat para rasul adalah spesialisasi hukum itu, mereka menjelaskan bagaimana kasih itu dilaksanakan (Formal)
Di mana Paulus mengajarkan kita untuk saling mengasihi satu sama lain. Ia juga mengajarkan kita untuk tunduk kepada pemerintah yang berdaulat, tetapi disamping itu kita juga harus kritis dalam menyikapi ketepatan dan keputusan pemerintah kita, yang berarti jangan sampai hukum-hukum pemerintah itu menyimpang dari dasar iman kita, dan kita turut di dalamnya. (Rm. 13)
E. Kalau Hukum Taurat baru ada pada masa Nabi Musa (Generasi ke-26 Manusia), Apakah dulu Manusia hidup bebas/tidak ada hukum?
Tidak!
Nabi Musa hidup sangat jauh dari masa Nabi Nuh. Nabi Nuh hidup pada tahun 1000-an sejak manusia diciptakan dan Tuhan menghukum orang-orang pada masanya yang pasti dikarenakan adanya suatu pelanggaran terhadap orang-orang di masa itu.
Atau kita melangkah ke yang lebih tua lagi, yaitu Peristiwa Kain dan Habel (hidup sekitar tahun 1 sejak manusia diciptakan, karena Adan dan Hawa diciptakan dalam kondisi langsung dewasa, jadi bisa langsung menghasilkan keturunan). Kain membunuh Habel, sekali pun belum ada Hukum Taurat, perbuatan itu sudah dianggap tercela (pelanggaran, mala in se). Tuhan langsung mengutuk Kain. Kain menyesal dan mengakui bahwa beban yang diberikan kepadanya itu lebih besar dari kekuatan yang dimilikinya. Namun Tuhan tetap menjaga Kain, ia berjanji untuk menimpakan kutuk tujuh kali lipat kepada mereka yang membunuh Kain.
Lantas, landasan hukum apa yang digunakan Kain dan orang-orang sewaktu itu?
Itulah Hukum Kasih. Yaitu tentang bagaimana cara kita mengasihi sesama. Tentu Anda tahu cara mengasihi sesama.
Di dalam Alkitab memang tidak ada title: Hukum Kasih. (Yang disebutkan secara gamblang sebagaimana Hukum Taurat)
Tetapi kenapa disebut atau diberi judul/konsep "Hukum Kasih" karena dasar dari hukum ini ialah tentang mengasihi, yaitu:
Mengasihi Elohim.
&
Mengasihi Manusia.
Hukum Taurat (Taurat: intruksi, perintah, pengajaran) baru ada pada sekitar tahun 2630 yaitu ketika orang-orang Israel melakukan pemberontakkan, sehingga sama seperti Kain yang menerima kutukan, demikian juga orang Israel menerima kutukan. Tetapi melalui Kristus kutukan itu telah dipatahkan/dibatalkan.
Sebab Tuhan berusaha untuk memperbaiki apa yang selama ini tidak Ia kehendaki, dimulai dari kematian atau kejatuhan mula-mula manusia, dijatuhkannya beban Hukum Taurat, dll. Dan mengembalikan semua keadaan itu seperti yang Ia kehendaki sejak semula.
Hukum Taurat berjumlah 613, sepuluh di antaranya adalah Kesepuluh Hukum itu. Tetapi bukan berarti Kesepuluh Hukum baru lahir ketika Hukum Taurat didirikan, melainkan untuk tetap memperingati orang-orang Israel tentang Hukum ini. Di Alkitab juga tidak ditegaskan jumlah angka Hukum Taurat, tetapi melalui hitung-hitungan (mulai dari ke-10 Hukum, Hal Pengajaran, Tentang Budak, Tentang Perayaan dan lain-lain) terkumpullah sebanyak 613 hukum, yang terbagi lagi menjadi dua, yaitu: 365 larangan dan 248 perintah. Angka 365 sesuai dengan jumlah hari-hari dalam setahun, yang berarti tiap-tiap hari kita diperingatkan untuk selalu mewaspadai diri dan angka 248 sesuai dengan jumlah tulang manusia yang berarti Tuhan tidak pernah memberi beban melebihi kemampuan kita.
Singkatnya, Hukum Kasih sudah ada lebih dulu ketimbang Hukum Taurat. Hukum Taurat baru ada ketika orang Israel melakukan pemberontakan sebagaimana penjelasan di atas. Itu-lah dalam surat-surat rasul Paulus, Hukum Taurat disebut sebagai kutukan. Karena Paulus sadar bahwa Tuhan tidak pernah merencanakan mengeluarkan bangsa Israel dari perbudakan Mesir lalu menimpakan mereka dengan ke-613 Hukum itu. Tujuan Tuhan pada awalnya ingin memberikan kelegaan kepada mereka, terbebas dari segala penderitaan. Tetapi, karena dosa orang Israel jadilah Tuhan terpaksa mengutuk mereka (teori kausalitas - sebab akibat):
* Galatia 3:10,
Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat."
* Galatia 3:19,
Lalu, apakah maksud hukum Taurat diberikan? Hukum Taurat ditambahkan oleh karena pelanggaran-pelanggaran, . . .
Kasih adalah kegenapan Hukum Taurat, di mana kita yang kemarin harus mengalami penderitaan karena dosa nenek moyang telah beroleh Kasih:
* Roma 13:10,
Kasih tidak melakukan yang jahat kepada sesama, karena itu kasih adalah penggenapan hukum Taurat.
Dan Kesepuluh Hukum adalah Hukum Kasih itu, di mana dikatakan bahwa dalam Kesepuluh Hukum itu sebenarnya sudah terangkumkan dalam Hukum Kasih:
* Roma 13:9,
Sebab telah tertulis: "Jangan berzina, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan bersaksi dusta, jangan mengingini," dan seandainya ada suatu perintah yang lain, itu semua sudah terangkum dalam firman ini: "Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri."
Sebab Kesepuluh Hukum, seperti yang saya katakan di atas, disampaikan kepada orang Israel oleh Tuhan sendiri, dan ditulis dengan tangan Tuhan sendiri juga. Pada saat hubungan Tuhan dengan orang Israel "masih harmonis". Tetapi karena lama-lama Tuhan melihat orang Israel begitu bebal maka untuk melampiaskan amarah dari membinasakan mereka semuanya, Tuhan ganti dengan Hukum Taurat. Sampai keturunan yang dimaksud itu datang, memulihkan dan memperbaiki semuanya. Dan Keturunan itu adalah . . . Yesus Kristus. (Kej. 3:15. Bdk. Gal. 3:19)
Haleluya!
F. Orang Israel dan Berhala
Berhala di sini tidak hanya berupa patung (berwujud) tetapi juga yang ada dalam pikiran manusia untuk menjadikan "sesuatu" -- illah lain -- sebagai sesembahannya. Dan begitu juga patung, tidak semua patung adalah berhala.
Salah satu dosa terbesar orang Israel adalah menyembah patung dan membuat berhala! Adapun berhala yang mereka sembah adalah berhala-berhala orang Kanaan -- Tanah yang dijanjikan Tuhan -- yaitu berhala Baal dan juga Asyera, yang masih membudidaya di Tanah tersebut.
Baal dan Asyera, menurut tradisi yang telah diteliti oleh para arkeolog, menyatakan bahwa mereka itu merupakan sepasang dewa-dewi. Di mana yang menjadi dewa adalah Nimrod, keturunan Ham, dan isterinya yang bernama Semiramis, yaitu ibunya sendiri.
Nimrod bisa jadi merupakan awal mula penyembahan berhala di dunia ini, ia mulai membangun peradabannya di Babel (Mesopotamia), seperti yang kita tahu kota ini merupakan kota peradaban pertama di dunia, yang kemudian disusul oleh peradaban Mesir, Yunani dan seterusnya.
Usaha Nimrod untuk membangun Menara Babel adalah rencananya untuk menjadi raja atas seluruh dunia. Sebab ia merupakan orang perkasa mula-mula (Kej. 10:8) dan hal itu menyebabkan dia tidak ingin kekuasaannya lenyap begitu saja sehingga ia bercita-bercita untuk membangun suatu menara agar sekiranya orang-orang yang dikuasainya tersebut jangan berserak atau paling tidak ada suatu menara yang menjadi kiblat mereka dan keturunannya untuk mengenang sosok Nimrod untuk selama-lamanya.
Berita mengenai "keturunan itu" (Mesias, Kejadian 3:15) yang disampaikan oleh Elohim telah tersebar luas, bahkan dikalangan iblis sendiri nampaknya penasaran mengenai siapakah sosok keturunan yang dimaksud. Hal itu sudah dilakukan lebih dulu oleh malaikat-malaikat yang diutus sebagai manusia (kemudian digelari anak-anak Elohim) lalu melewati batas dari apa yang telah ditentukan oleh-Nya, yaitu agar sekiranya jangan menikahi manusia:
* Kejadian 6,
1 Ketika manusia di muka bumi mulai bertambah banyak, dan anak-anak perempuan telah lahir bagi mereka,
2 lalu anak-anak Elohim melihat bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik, maka mereka itu dipilih dan dijadikan istri.
Anak-anak Elohim itu (konteksnya di sini sebagai malaikat yang menjadi manusia), mereka mengambil anak-anak perempuan manusia (keturunan Adam dan Hawa), melanggar perintah Elohim sehingga mereka menghasilkan keturunan nefilim -- raksasa, manusia setengah malaikat --. Hal ini juga mereka lakukan untuk menghalangi kedatangan Mesias (Keturunan Itu) yang sebenarnya, yaitu dengan cara mengotori semua darah manusia sehingga tidak ada jalan untuk Mesias, yang akan mengalahkan iblis, dilahirkan. Sehingga akhirnya Tuhan pun memusnahkan semua manusia melalui peristiwa air bah, hanya Nuh dan keluarganya saja yang selamat. (Kej. 6:4)
Nimrod juga melakukan hal yang sama, ia berusaha untuk menyatakan dirinya sebagai keturunan yang dimaksud dan adakalanya orang-orang pada masa itu percaya karena Nimrod terbukti memiliki jiwa sebagai penguasa. Ibunya, yaitu Semiramis, juga ia anggap sebagai isteri dari YHWH. Namun hal itu ditolak mentah-mentah oleh YHWH, yang ada justru YHWH menyuruh nabi-nabiNya untuk merobohkan patung-patungnya (Mikha 5:12-13, 2Rj 17:16). Sebab YHWH yang kita kenal bukanlah "mahluk seksual", sebagaimana pun penyebutan "Anak YHWH" pada Yesus Kristus tidak boleh diartikan secara biologis.
Dengan pengakuan Nimrod ini, maka ia juga memproklamirkan dirinya sebagai "elohim", dan inilah awal mula penyembahan berhala di dunia ini. Nimrod mengharuskan semua orang untuk menyembah dirinya dan membangun sistem keagamaan dengan pusat penyembahan kepada dirinya. Namun Semiramis tidak puas hanya sampai kepada gelar "Mother of God", ia menginginkan lebih dari itu hingga ia pun membunuh Nimrod.
Semiramis memproklamirkan dirinya sebagai "Queen of Heaven", dan istilah "Ratu sorga" juga kita temukan di dalam Alkitab, dan hal ini sangat ditentang oleh Elohim (Yer. 7:16-20; 44:18). Kemudian, Semiramis melahirkan Tammuz yang ia anggap sebagai re-inkarnasi dari Nimrod. Tammuz sendiri merupakan anak perzinahan.
Berbicara tentang Nimrod dan Semiramis, peradaban Mesopotamia ini juga menyebar di berbagai negeri dengan nama yang berbeda:
Di Babylon:
Semiramis dan Nimrod.
Di Kanaan:
Asyerah dan Baal.
Di Mesir:
Isis dan Osiris.
Di Yunani:
Aphrodite dan Apollo.
Di India:
Devaki dan Krishna.
Di India:
Isi dan Iswara.
Di Romawi:
Fortuna dan Jupiter.
Dan lain-lain.
Hal-hal tersebut lahir karena keinginan untuk berkuasa dan juga keinginan iblis untuk menyakiti hati Elohim dan berusaha untuk menggagalkan setiap rencana Tuhan. Dan persembahan anak manusia yang biasa diterangkan dalam Kitab Perjanjian Lama (yang merupakan kekejian di mata Tuhan) merupakan usaha iblis untuk menyatakan bahwa korban keselamatan semacam itu sangat mudah. Iblis berhasil membujuk manusia untuk mempersembahkan anaknya sendiri, laki-laki dan perempuan, namun iblis lupa bahwa tidak ada yang kudus selain Yesus Kristus. Sehingga hanya Yesus saja korban yang berkenan dihadapan Elohim. Singkatnya, iblis berusaha mendahului rencana-rencana Elohim yang telah tersebar luar itu, sebagai mantan malaikat, pasti iblis tahu bagaimana sifat-sifat Elohim.
Sebenarnya tidak ada salahnya ketika kita membuat suatu patung atau gambar-gambar tertentu, apabila hal itu tidak ditujukan untuk disembah. Sebab patung dan gambar merupakan bagian dari kekayaan seni, sebagai lambang dan bukan hakikat dari makna yang sebenarnya.
Ketika Tuhan selesai menyampaikan Kesepuluh Firman melalui mulut-Nya sendiri kepada orang Israel, Tuhan memberi pesan kepada Nabi Musa untuk mengingatkan kembali orang Israel bahwa ketika itu mereka hanya mendengar suara saja dan suatu rupa tidak ada yang mereka lihat sehingga orang Israel dilarang keras untuk membuat patung lalu mengklaim itu sebagai wujud Tuhan dan yang paling parah adalah menyembah patung itu,
* Ulangan 4,
12 Lalu YAHWEH berfirman kepadamu dari tengah-tengah api itu, kamu mendengar suara-Nya, tetapi kamu tidak melihat suatu bentuk, hanya suara.
13 Dia menyatakan perjanjian-Nya kepadamu, yang telah Dia perintahkan kepadamu supaya kamu lakukan, yaitu kesepuluh perintah. Dia menuliskannya pada dua loh batu.
15 "Selanjutnya, kamu harus hati-hati, karena kamu tidak melihat suatu bentuk apa pun pada hari YAHWEH berfirman dari tengah-tengah api kepadamu di Horeb.
16 Supaya kamu jangan berlaku busuk dengan membuat bagimu patung yang menyerupai berhala apa pun, yang berbentuk laki-laki atau perempuan,
Sedangkan bagi orang Kristen sendiri, terutama dari kalangan Khatolik memang sangat khas membuat patung-patung santo dan santa, dan juga patung Yesus Kristus -- sebagai wujud Elohim --. Saya sangat takjub dan terharu ketika melihat kemegahan Gereja Katedral, yang mungkin dengan cara seperti itulah mereka mengucapkan syukur mereka kepada Tuhan. Membangun Gereja yang megah sebagaimana halnya raja Salomo, tetapi harus juga diimbangi dan diutamakan prinsip bersedekah bagi orang-orang berkekurangan dan saya percaya orang Khatolik telah melakukannya dan juga bahwa patung-patung itu tidaklah untuk disembah.
Daud merasa bersyukur sebab telah dijadikan sedemikian oleh Tuhan, ketika ia selesai membangun Kerajaannya, hatinya tergerak untuk membangunkan Rumah juga bagi YHWH. Dan hal itu dilakukan oleh Salomo sebagaimana yang Tuhan inginkan, sebab tangan Daud sebagai seorang pahlawan bagi bangsa dan negaranya telah banyak menumpahkan darah, sehingga tangan Daud dianggap tidak kudus untuk membangunkan suatu Rumah bagi Tuhan Yang Kudus.
Pada masa Perjanjian Lama, ketika orang-orang Israel mengeluh karena tidak adanya makanan enak yang dapat mereka konsumsi, Tuhan pun mendatangkan ular kobra kepada mereka, mereka ketakutan dan memohon ampun kepada Tuhan. Dan Tuhan pun menyuruh Musa untuk membuat suatu ular tembaga lalu digantung pada sebuah tiang, sehingga orang yang memandang kepada tiang ular itu dapat selamat dari gigitan kobra-kobra tersebut (Bil. 21), hal ini merupakan typologi Anak Manusia (Yesus) yang juga akan ditinggikan (Yoh. 3:14). Perintah ini nampak bertentangan dengan Pasal "Jangan membuat bagimu patung" tetapi kita harus tahu bahwa penekanan Tuhan di sini adalah "patung itu jangan kau gunakan untuk disembah".
Ada juga ketika Tuhan menyuruh Musa untuk membuat patung Kerub (Malaikat) di atas tutup Tabut Perjanjian-Nya. (Kel. 37) Patung kerub tersebut bukan pula untuk disembah.
Jadi membuat patung Tuhan Yesus Kristus boleh-boleh saja -- sebagai bentuk penghormatan --, dan hal ini tidak juga membuat pernyataan dalam Ulangan pasal 4 di atas bertentangan, sebab secara kronologis Elohim belum menunjukkan diri-Nya kala itu, tetapi melalui kedatangan Anak-Nya yang adalah gambaran dan wujud Diri-Nya, maka wajah Tuhan telah kita kenali. Sekali pun gambar-gambar Yesus kadangkala berbeda, misalkan di Afrika digambarkan sebagai orang berkulit hitam, Jepang dengan mata sipit-Nya dan lain sebagainya. Hal itu dijadikan sebagai kerinduan orang-orang untuk merasakan kehadiran Tuhan lebih dekat lagi. Lagi pula di Alkitab ada beberapa peristiwa di mana wajah Yesus berubah sehingga murid-muridNya tidak dapat mengenali-Nya. (Luk. 24:16)
G. Kemah Suci sebagai Lambang Keselamatan Yang Akan datang
Kemah Suci atau Tabernakel adalah "Tempat tinggal" Elohim, dan sekaligus tempat orang Israel membasuh dosa-dosanya.
Prinsip Kekudusan dalam Kemah Suci adalah:
1. Kemah Suci itu diberi pembatas disekelilingnya sehingga orang-orang tidak bisa sembarang dalam memasukinya. Walaupun Kemah Suci tersebut sangat luas, tetapi hanya ada satu jalan untuk memasuki kemah tersebut.
Tidak semua orang bisa melayani dalam Kemah Suci itu, hanya orang Israel dari Suku Lewi saja (para imam) yang boleh masuk ke tempat tersebut karena orang Lewi telah Tuhan khususkan untuk melayani-Nya di Kemah Suci itu dan juga untuk menjaga segala perabotan di Rumah Tuhan. Sedangkan orang awam yang mendekatinya akan di hukum mati (Bil. 3:10). Di sini Tuhan menegaskan betapa kudus-Nya Diri-Nya yang juga ditandai dengan tidak boleh sembarangan orang menyentuh Kekudusan Tempat-Nya.
Tabut Perjanjian merupakan "Tempat Elohim Berfirman" kepada Musa yang berarti tempat itu sangat kudus (Kel. 25:22), yang tidak boleh disentuh oleh orang yang tidak ditugaskannya dan tidak pula kepada orang yang berdosa atau tidak suci. Tabut itu harus disentuh oleh tangan-tangan bersih, baik secara jasmani mau pun rohani. Imam saja harus mensucikan dirinya dulu ketika hendak menyentuh Tabut Tuhan, kalau tidak maka mereka akan mati seketika (Im. 22).
Dalam 2 Samuel 6, terlihat bagaimana Elohim menyambar Uza yang telah teledor memegang Tabut itu. Sekali pun maksud Uza baik, yaitu supaya Tabut itu jangan sampai tergelincir dan jatuh, namun kekudusan Tuhan tidak dapat dibandingi dengan kekudusan illah-illah tetangga. Sebab Tuhan sendiri-lah yang akan menjaga Tabut itu.
Selain itu, ada contoh lain di mana Tuhan mengutuk keras persembahan yang tidak sesuai dengan apa yang Tuhan suruhkan. Seperti yang terjadi pada anak-anak Harun, yaitu Nadab dan Abihu. Ketika mereka membakar api yang asing di hadapan Tuhan, Tuhan kemudian menghanguskan kedua orang itu. (Im. 10)
Tugas imam adalah sebagai perantara manusia menghadap pada Elohim. Imam Besar ditugaskan untuk mempersembahkan korban penghapus dosa, korban bakaran dan korban keselamatan terhadap jemaat-jemaat yang diwakilinya, ia senantiasa berdoa dan bersyafaat bagi jemaat-jemaat itu. (Im. 9:22)
Jabatan Imam memang dimiliki oleh seluruh orang Lewi. Tetapi khusus Imam Besar hanya dari garis keturunan Harun saja yang dapat mendudukinya.
Lalu bagaimana dengan Yesus? Bukannya Ia keturunan raja Daud yang notabene dari Suku Yehuda?
Jauh sebelum Tuhan menetapkan orang Lewi sebagai Imam bagi-Nya (abad 25), ternyata pada zaman Abraham sudah ada seorang Imam Besar, yaitu Melkisedek (abad 20). Sehingga Yesus Kristus dikatakan Imam Besar "menurut peraturan" Melkisedek,
* Mazmur 110:4,
YAHWEH telah bersumpah dan Dia tidak akan membatalkannya, Engkau adalah Imam yang kekal menurut peraturan Melkisedek.
* Ibrani 6:20,
di mana YESUS telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Dia menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya menurut peraturan Melkisedek.
Jabatan Imam Besar Melkisedek merupakan typologi mengenai jabatan yang akan dikenakan juga kepada Kristus, Si Melkisedek Perjanjian Baru.
2. Jemaat-jemaat tersebut kemudian membawa korban penghapus dosanya dan menyerahkannya kepada imam, lalu imam menyembelih dan mengolahnya di mezbah, sedangkan kulit dan kotorannya (yang melambangkan dosa) harus dibakar di luar Kemah tersebut.
3. Kemudian ada suatu tempat pembasuhan yang mengantarai/di tengah-tengah mezbah dan Kemah Suci itu. Imam akan membasuh dirinya yang menunjukkan Elohim telah menghapus dosa kita, lalu masuk ke dalam Kemah itu. Sebab orang yang masuk ke dalam Kemah itu harus bersih dari dosa dan bersih pula secara lahiriah.
4. Di dalam Kemah itu terdapat dua ruang, yaitu: Ruang Kudus dan Ruang Maha Kudus.
Ruang Maha Kudus hanya boleh dimasuki oleh Imam Besar saja, dan itu dilakukan sekali dalam setahun.
Antara kedua ruang ini dipisahkan oleh sebuah tirai atau kelambu atau tabir,
* Keluaran 26:33,
33 Haruslah engkau memasang tabir di bawah pengait-pengait itu, . . .Tabir itu akan memisahkan bagimu antara ruang kudus dengan ruang Mahakudus.
Sehingga ada batas pemisah antara Tempat Kudus itu dengan Tempat Maha Kudus.
Namun keselamatan di atas hanyalah sebuah "typologi keselamatan". Sebab Keselamatan menurut Hukum Taurat hanyalah bayang-bayang (sementara),
* Ibrani 10:1,
Hukum Taurat hanyalah bayangan dari keselamatan yang akan datang dan bukan hakikat dari keselamatan itu sendiri. Tidak mungkin hukum Taurat menyempurnakan mereka yang terus-menerus datang membawa kurban persembahan yang sama setiap tahunnya.
Sehingga Kristus pun datang, menjadi korban yang berkenan di mata Elohim,
* Mazmur 40,
7 Kurban dan persembahan sajian tidak Engkau ingini, Engkau telah membuka telinga bagiku, Engkau tidak menuntut persembahan bakaran dan persembahan penghapus dosa.
8 Lalu aku berkata, "Lihatlah aku datang; dalam gulungan tulisan yang mencatat tentang aku.
Sehingga point-point di atas penggenapan besarnya adalah seperti di bawah ini:
1. Hanya ada satu jalan kebenaran (pintu, jalan masuk), yaitu Yesus Kristus. Amal dan ibadahmu tidak dapat membuatmu masuk ke dalam Tempat Kudus-Nya bila tidak melalui Dia. (Yoh. 14:6)
2. Korban keselamatan kita adalah Yesus Kristus. Ia menjadi Imam Besar yang bukan sekedar berdoa agar kita selamat, melainkan Ia telah megorbankan diri-Nya sendiri dan hanya Dia saja yang berkenan dihadapan Elohim, sebab Ia tidak mengenal dosa dan tipu daya tidak ada di mulut-Nya (Yoh. 8:46; 1 Ptr. 2:22). Ia telah menyediakan rumah di sorga bagi kita yang percaya kepada-Nya (Yoh. 14:2).
3. Yesus Kristus telah membasuh dosa kita dan membuat kita berkenan dihadapan Elohim. Ia telah menjadi Korban Penghapus Dosa kita yang sekali untuk selama-lamanya. (Yes. 53)
4. Sehingga kita bisa masuk ke dalam Tempat Kudus tersebut dengan penuh keberanian. (Ibr. 10:19-20)
Dan Tempat Maha Kudus itu yang sebelumnya dihalangi oleh suatu tabir, telah dirobohkan melalui Kematian Kristus. Yang menandakan bahwa kita telah hidup dalam kasih karunia Elohim di mana tidak ada lagi perantara dan juga tidak ada lagi penghalang kita untuk menghadap pada-Nya. Sebab kita bisa menyaksikan Dia langsung.
* Matius 27:51,
Dan lihatlah, tabir di Bait Suci terbelah menjadi dua dari atas sampai ke bawah, dan bumi terguncang, dan bukit-bukit batu terbelah,
Kemah Suci itu tidak ada lagi artinya bagi kita. Sebab Kemah Suci kita ada pada Iman kita kepada-Nya, kepada Yesus Kristus:
* Yohanes 2,
19 YESUS menjawab mereka, "Hancurkanlah Tempat Suci ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali."
20 Lalu orang-orang Yahudi itu berkata, "Empat puluh enam tahun lamanya Tempat Suci ini dibangun, dan Engkau akan mendirikannya hanya dalam tiga hari?"
21 Namun yang Dia maksudkan dengan Tempat Suci itu adalah tubuh-Nya sendiri.
Yang berarti bahwa Yesus adalah segala-galanya bagi kita. Dia adalah Manusia sekaligus Anak Manusia sekaligus Anak Elohim sekaligus Nabi sekaligus Imam Besar sekaligus Anak Domba sekaligus Tabib sekaligus Raja sekaligus Firman Elohim dan sekaligus Tuhan itu sendiri.
Haleluya!
H. Tata peribadatan!
Tata Peribadatan orang Yahudi tidak dijelaskan seperti apa dalam Alkitab. Namun semenjak zaman Yesus Kristus, nampaknya orang Yahudi memiliki suatu ibadah yang merupakan perintah manusia saja dan hal yang lebih mengagetkan bahwa orang Yahudi juga melakukan ibadah sholat, ala-ala Muslim (berdiri, rukuk, sujud dll), yang juga dihafalkan, bedanya orang Yahudi yang jauh lebih dulu mengadakan sholat cuma melakukan ibadah itu sebanyak 3 kali dalam sehari.
Kata "sholat" memang jarang kita singgung-singgung karena kata ini cenderung bernuansakan Islam padahal jauh sebelum Muslim sebenarnya ritus ibadah ini (sholat) telah dipakai semenjak orang orang Yahudi dan bahkan Kekristenan di TimTeng (Misal, Ortodoks) masih menggunakan tata ibadah semacam ini.
Namun, apa yang para Nabi dan bahkan Yesus sendiri katakan mengenai mereka?
* Yesaya 29,
13 Dan Tuhan berfirman, "Oleh karena bangsa ini mendekat dengan mulutnya, dan mereka menghormati Aku dengan bibirnya, tetapi hatinya menjauh dari-Ku, dan rasa takutnya kepada-Ku adalah perintah yang diajarkan manusia;
14 karena itu, lihatlah, Aku akan terus membuat keajaiban kepada bangsa ini dengan membuat keajaiban yang menakjubkan, tetapi hikmat orang-orang berhikmatnya akan musnah, dan pengertian orang-orang berpengertiannya akan tersembunyi."
* Markus 7
5 Lalu orang-orang Farisi dan para ahli Taurat bertanya, "Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut tradisi para leluhur, malah makan roti dengan tangan yang tidak dibasuh?"
6 YESUS menjawab, "Tepat sekali Yesaya bernubuat tentang kamu hai orang munafik, seperti ada tertulis: Umat ini menghormati Aku dengan bibir, tetapi hati mereka jauh dari pada-Ku.
7 Sia-sia mereka menyembah Aku, sedangkan yang mereka ajarkan adalah aturan-aturan manusia.
8 Kamu mengabaikan perintah Elohim demi memegang kuat tradisi manusia seperti: pembasuhan kendi, cawan, dan melakukan banyak hal lain yang seperti itu."
Orang-orang Yahudi pada zaman Yesus sangat bangga bisa menaati adat-istiadat (bapa leluhur) mereka. Tanpa mau memahami makna dari semuanya itu. Mereka membatasi cara penyembahan kepada Tuhan.
Kadangkala orang Muslim bertanya, Kenapa orang Kristen tidak sujud? Padahal di Alkitab nabi-nabi dan bahkan Yesus sendiri sujud? -- dengan maksud membangga-banggakan sholat mereka --
Di dalam Alkitab, memang ada banyak nabi-nabi dikatakan sujud, tetapi sujud bukan berarti sholat (ibarat berbicara dan menyanyi). Sholat merupakan suatu gerakan yang dihafalkan sebagaimana nubuat Yesaya di atas, yang tidak pernah diperintahkan oleh Tuhan mau pun Nabi Musa. Sehingga Yesus jelas mengatakan ibadah dengan cara tersebut hanyalah ibadah karangan manusia.
Lalu, seperti apa ibadah yang berkenan dihadapan Tuhan?
Di dalam Alkitab, raja Daud memberikan kita gambaran bagaimana menyembah Tuhan, yakni dengan diiringi nyanyian (Mzm. 101:1), tarian (Mzm. 149:3), sukacita (1 Taw. 16:10-27), iringan alat musik (1 Taw. 23:5), sorak-sorai (1 Taw. 15:28), sujud dan sembah (1 Taw. 16:29) dan lain sebagainya.
Namun, lepas dari semuanya itu, Tuhan Yesus menginginkan satu hal saja, yaitu supaya kita menyembah Dia dalam Roh dan Kebenaran,
* Yohanes 4,
23 Namun akan segera tiba waktunya, dan itu adalah sekarang, penyembah-penyembah yang benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran, karena Bapa mencari penyembah-penyembah yang demikian.
24 Elohim itu Roh, dan mereka yang menyembah Dia harus menyembah dalam roh dan kebenaran."
Kalau kita melihat ayat-ayat sebelumnya, maka kita bisa melihat bahwa ayat ini di latar belakangi dengan kebiasaan orang Yahudi yang menerapkan kiblat ke arah Yerusalem atau "bertemu" dengan Tuhan di Gunung Sinai, tetapi Yesus menerapkan satu hal baru bahwa telah tiba waktunya bagi penyembah-penyembah benar menyembah Dia dalam Roh dan Kebenaran. Inilah ibadah yang sejati bahwa kita mengalami perjumpaan dengan Elohim, tanpa dibatasi ini dan itu.
I. Israel sebagai Bangsa Percontohan!
* Yesaya 49,
1 Dengarlah aku (ISRAEL), hai pulau-pulau, dan perhatikanlah, hai bangsa yang dari jauh. YAHWEH telah memanggil aku sejak dari kandungan, Dia telah menyebut namaku sejak dari perut ibuku.
2 Dia telah membuat mulutku seperti sebilah pedang yang tajam, Dia menyembunyikan aku dalam bayangan tangan-Nya, dan telah membuatku menjadi panah yang tajam, Dia telah menyembunyikan aku dalam tabung panah-Nya.
3 Dan Dia berfirman kepadaku, "Engkaulah hamba-Ku, hai Israel, di dalam engkaulah Aku akan dimuliakan."
Israel adalah nama lain dari Yakub. Saya rasa kita semua sudah tahu itu, terutama bagi Anda yang setia membaca tulisan ini.
Dalam ayat-ayat di atas, jelas dikatakan bahwa Israel a.k.a Yakub merupakan merupakan keturunan Abraham yang dipilih sejak semula, sejak dari kandungan, dan ia ditunjuk untuk menjadi "alat kemuliaan Tuhan".
Tidak semua keturunan Nabi/saudara-saudaranya akan menjabat sebagaimana ayah atau dirinya.
Misalkan Nuh (G-10) yang punya 3 anak, tetapi hanya Sam yang Tuhan tunjuk. -- atau kalau kita mau sebut juga Adam (G-01, manusia perrama), hanya Set (G-02) saja yang ditelusuri sebagai pewaris sedangkan Kain tidak --
Terus, terus, terus, sampai ke Terah (G-19), ia punya 4 orang anak, tetapi hanya Abraham (G-20) yang Dia tunjuk.
Kemudian Abraham punya anak Ismael, Ishak, Midian, Medan dll. Tetapi hanya Ishak (G-21) yang Tuhan tunjuk.
Ishak punya Esau dan Yakub. Tetapi hanya Yakub. (G-22)
Kemudian dari Yakub ini-lah Tuhan memilih secara khusus sebagai bukti kebesaran-Nya sesuai Yesaya 49 di atas. Lalu dikatakan lagi, bahwa anak-anaknya lah (G-23) yang diembani tugas sebagai nabi-nabi,
* Amos 2:11,
Aku telah membangkitkan dari antara keturunanmu untuk menjadi nabi-nabi, dan dari antara orang-orang mudamu sebagai nazir-nazir. Bukankah itu benar, hai kaum Israel (Yakub)? Demikianlah firman YAHWEH.
Sehingga rasanya menjadi suatu kebanggaan sendiri bagi Yakub, sebab ia telah Tuhan pilih secara khusus. Di mana daripadanyalah lahir para nabi, untuk menjadi bukti kebesaran-Nya.
Tuhan memilih Israel bukan karena Israel itu hebat. Yang ada justru Israel adalah bangsa yang terkucilkan,
* Ulangan 7:7,
Bukan karena lebih banyak jumlahmu dari bangsa manapun juga, maka hati TUHAN terpikat olehmu dan memilih kamu--bukankah kamu ini yang paling kecil dari segala bangsa? --
Israel walau pun mungkin secara jumlah mereka lebih banyak dari orang Mesir, namun kedudukan mereka dalam bidang politik (kekuasaan) sangatlah kurang, mereka terakhir makmur pada zaman Yusuf saja. Dan tidak boleh kita lupa, bahwa orang Israel merupakan pendatang di negeri Mesir, alias tanah itu bukan tanah yang Tuhan janjikan selama ini. Jadi secara garis besar, orang Israel tidak memiliki Negeri sendiri. Sehingga keadaan mereka memang sangat terkucilkan.
Tetapi anehnya, Tuhan mau memakai mereka: yang pertama karena janji-Nya kepada Abraham dan yang kedua untuk mengambil satu bangsa sebagai percontohan. Dan Tuhan sendiri telah menubuatkan lebih dulu bahwa keturunan Abraham ini akan diperbudak oleh orang asing selama 400 tahun lamanya (Kej. 15). Namun Ia akan menghukum bangsa-bangsa yang telah menyengsarakan umat-Nya, Israel itu.
Sungguh tidak dapat dipungkiri, sebab selain terkucilkan (dalam kondisi sebagai budak), Israel ini juga dikenal bebalnya minta ampun. Namun ada makna terselubung yang kita dapat dari peristiwa ini sehingga mereka layak disebut sebagai bangsa percontohan, percontohan bahwa Kasih Elohim tidak ada batasnya:
1. Tuhan itu setia. Sekali pun orang Israel bebal. Tetapi Ia tidak lupa dan tidak mau mengingkari janji-Nya kepada Abraham. Hal yang sama juga Tuhan lakukan bagi Daud, di mana Ia tidak pernah membinasakan Keturunan Daud atas dasar janji-Nya kepada Daud.
2. Tuhan berkuasa atas segala sesuatu, banyak hal yang dapat kita pelajari. Kita bisa mengenal kebaikan Tuhan, walau pun "Tuhan agak garang" di sini, namun tetap saja kebaikan-Nya itu tidak dapat disangkali. Sebab Tuhan juga ingin memperlihatkan bahwa hukuman dari-Nya bukanlah omong kosong.
3. Tuhan mengambil bangsa yang diperbudak sebelumnya, lalu memerdekakan mereka. Sungguh di luar dugaan, sebab Israel kemudian menjadi Kerajaan yang begitu disegani, terutama pada masa raja Daud dan raja Salomo.
Selesai Tuhan memberikan Tanah Kanaan, yang telah Ia janjikan kepada Abraham. Tuhan tidak sampai di situ. Sebab janji-janjiNya adalah kekal untuk selamanya. Sehingga Ia juga berperan sebagai "Bapa" bagi orang-orang Israel dan mengutus Nabi-nabiNya sebagai perpanjangan tangan-Nya dan inti dari pembicaraan Perjanjian Lama adalah mengenai kedatangan Keturunan Itu (Yesus Kristus).
Apakah hanya orang Israel saja yang dapat merasakan kasih Tuhan?
Tidak. Sebab sesuai dengan ayat di atas, Tuhan menjadikan bangsa Israel sebagai bangsa percontohan, di mana melalui merekalah tangan kekuasaan Tuhan dinyatakan. Lagian, di negeri Israel kala itu ada juga orang-orang asing (non-Israel) yang harus ikut dalam setiap ketentuan Tuhan dan Tuhan mengajarkan orang Israel untuk mengasihi orang-orang asing tersebut.
Sama halnya seperti dalam berkampanye, para paslon pasti memberikan visi misi mereka sehingga kenapa mereka harus dipilih. Tetapi Tuhan tidak sekedar berkampanye, melainkan Ia langsung menunjukkan bukti kebesaran-Nya dan hal itu terpampang nyata di hadapan orang Israel, bahkan negara-negara tetangga kala itu mengakui bahwa Tuhannya orang Israel sangat hebat dan mereka juga berspekulasi bahwa Tuhan orang Israel itu adalah penguasa gunung sehingga mereka menantang Israel untuk perang di bawah gunung (dataran, lembah), dan lagi-lagi Tuhan menyatakan kebesaran-Nya dan mematahkan klaim bahwa Ia hanya mampu memenangkan umat-Nya di pegunungan. (1Rj 20:25)
Orang-orang sebelah betul-betul mengenal hubungan Tuhan dengan orang Israel, sehingga mereka juga tahu bahwa bangsa ini sangat-sangat bebal, semua orang tahu bahwa orang Israel kerap dihukum oleh Tuhannya, layaknya bapa dan anak,
* Ezra 4,
12 biarlah diketahui oleh raja bahwa keturunan Yahudi yang datang dari padamu kepada kami telah tiba di Yerusalem. Mereka sedang membangun kembali kota yang suka memberontak dan jahat itu, serta sedang mendirikan tembok-tembok dan menghubungkan dasarnya.
15 supaya dapat diadakan pencarian di buku catatan leluhurmu; engkau akan menemukan catatan di buku itu, dan akan mengetahui bahwa kota itu adalah kota yang suka memberontak dan merugikan raja-raja juga provinsi-provinsi, dan mereka telah melakukan pemberontakan sejak dahulu, karena itulah kota itu dibinasakan.
Jadi Tuhan orang Israel, yang bernama YHWH, sangat dikenal sebagai Tuhan Yang Besar. Orang-orang yang mengakuinya tidak serta merta membuat mereka percaya kepada-Nya sebab orang-orang dulu memiliki illah-illahnya di negerinya masing-masing.
Nah dari sekian banyaknya mujizat yang telah Ia nyatakan, dan bahwa kekuasaan-Nya diakui di seluruh bumi, maka dengan ini Tuhan telah memberikan catatan sejarah mengenai Diri-Nya, orang-orang yang dikasihi-Nya dan orang-orang yang dibenci-Nya (para pelanggar firman).
Dengan sejarah-sejarah yang di alami orang Israel, maka orang Israel ini pula lah yang akan menjadj terang bagi bangsa-bangsa, supaya keselamatan Tuhan sampai ke ujung bumi (melalui kesaksian-kesaksian mereka),
* Yesaya 49:6,
"Terlalu sedikit bagimu hanya untuk menjadi seorang hamba bagi-Ku, untuk menegakkan suku-suku Yakub, dan membawa kembali orang Israel yang terpelihara. Tetapi Aku akan menempatkan engkau sebagai terang bagi bangsa-bangsa, supaya keselamatan-Ku sampai ke ujung bumi."
Haleluya!
Sumber:
http://www.sarapanpagi.org/asyera-vt6296.html#p27035