Rumusan Masalah:
A. Seperti apa penciptaan Adam dan Hawa?
B. Bagaimana Manusia Jatuh ke dalam Dosa? -- Manusia Menyerahkan diri (Lebih Taat) kepada Ular --
C. Bagaimana Setelah Kejatuhan Itu? -- Kematian Rohani --
D. Kutukan, Permusuhan dan Keturunan Yang Dimaksud! -- Tabir Pemisah --
E. Pengorbanan Tuhan Yang Pertama!
F. Perkawinan Anak-anak Adam!
G. Peristiwa Kain dan Habel, serta Typologi Keselamatan!
Pembahasan:
A. Seperti apa penciptaan Adam dan Hawa?
Adam dan Hawa sebenarnya tidak diciptakan pada waktu yang sama. Di mana Adam diciptakan pada Hari Ke-6 tetapi lebih dulu (sebab tidak dijelaskan pula kapan pastinya/hari ke berapa Hawa diciptakan), namun penciptaan Adam (Manusia) didahului dulu dengan penciptaan hewan darat (mamalia). Kenapa hewan darat tidak diciptakan juga pada hari ke-5 sebagaimana binatang laut dan udara? Para penafsir yang lebih tua menjelaskan atas dasar persamaan kedua kelompok tersebut, sirip tampak seperti sayap. Namun, mungkin disebabkan karena kenyataan bahwa Penciptaan berlangsung dari yang lebih rendah kepada yang lebih tinggi; ikan dan burung menempati tempat yang lebih rendah pada skala kehidupan dibanding binatang-binatang darat, khususnya mamalia. Mengapa penciptaan binatang-binatang darat dan manusia terjadi pada hari yang sama? Sebagian penafsir menjelaskan bahwa wujud manusia, rupa jasmanianya, berasal dari bumi sama dengan binatang (sama-sama dari tanah).
Adam diciptakan dari debu tanah. Sedangkan Hawa diciptakan dan merupakan bagian dari tulang rusuk Adam, yaitu ketika Elohim menidurkan Adam, Ia mengambil salah satu dari tulang rusuk Adam dan menutupinya dengan daging lalu menciptakan Hawa (Kej. 2). Kenapa harus dari tulang rusuk? Karena Tuhan menghendaki laki-laki dan perempuan berada dalam posisi yang setaraf. Tidak pada bagian kaki, karena Tuhan tidak menghendaki wanita untuk menjadi injakan laki-laki, tidak pula dari bagian kepala karena Tuhan betul-betul ingin membuat posisi yang sepadan antara kedua insan tersebut. Dikatakan lagi, bahwa keduanya telanjang (tidak berpakaian) tetapi mereka tidak malu/sebelum jatuh ke dalam dosa. (Kej. 2:25)
B. Bagaimana Manusia Jatuh ke dalam Dosa?
Kejatuhan manusia ke dalam dosa disebabkan atas ketidak-taatan mereka kepada Tuhan. Manusia merupakan wakil Tuhan di bumi, sebab mereka diciptakan menurut gambar dan rupa Elohim, yang berarti bahwa manusia itu mewarisi "kemuliaan" dari Tuhan sehingga manusia memiliki kekuasaan terhadap makhluk lain di bumi, dan juga memiliki "inisiatif sendiri" untuk bertindak taat atau tidak taat. Sebab kehidupan ini tidaklah di dramalisir oleh Tuhan.
Salah satu yang dilakukan oleh Tuhan adalah menguji ketaatan mereka, yaitu dengan cara melarang memakan "Pohon Pengetahuan tentang yang Baik dan yang Jahat". Di mana di sini-lah Tuhan menguji untuk mengetahui apakah mahluk yang diciptakan istimewa ini mampu untuk hidup setia atau tidak. Namun ada pula yang menafsirkan bahwa tujuan Tuhan melarang mereka memakan buah itu adalah sebagai bagian dari rencana Tuhan, di mana melalui kejatuhan manusia ke dalam dosa, Tuhan ingin menjalankan misi-Nya untuk membinasakan Iblis, sebab melalui kematian Kristus di kayu salib adalah cara Elohim untuk membinasakan "ciptaan-Nya yang lama" atau yang ada dalam dimensi roh/kekekalan. Sebab sebagian dari para Malaikat juga turut melakukan pemberontakan dan Mantan Malaikat (yang kemudian disebut Iblis) ini ingin membentuk suatu komuni dengan ciptaan Tuhan yang lain, yaitu manusia.
Sedangkan menurut penafsir lainnya lagi berpendapat bahwa Manusia Adam memang diciptakan dalam kondisi fisik langsung dewasa, akan tetapi pemahamannya masih dalam "akil baligh" sehingga sebenarnya Manusia masih harus lebih disempurnakan lagi dan kesempurnaan itu hanya dapat diterima melalui "pengurapan" (Yesus Kristus), yang mana kalau saja Adam dan Hawa tidak melanggar titah Tuhan maka dapat dipastikan bahwa Tuhan akan menyempurnakan mereka lebih lagi dan ada pun "buah pengetahuan" itu hanya dilarang untuk sementara waktu sampai tiba pengurapan itu (menuju kedewasaan rohani), dasar ayat pendukung tafsir ini adalah:
* 1 Petrus 1:20,
Ia telah dipilih sebelum dunia dijadikan, tetapi karena kamu baru menyatakan diri-Nya pada zaman akhir.
Camkan, "TETAPI KARENA KAMU IA BARU MENYATAKAN DIRI PADA AKHIR ZAMAN"
Penafsir berpendapat, bahwa "Kamu" yang dimaksud adalah Adam. Dan mungkin saja pasca diizinkan-Nya mereka memakan "buah pengetahuan" itu, Tuhan akan menjelaskan tentang apa yang baik dan apa yang jahat. Sebab untuk semacam Adam yang merupakan "Brand New" dan masih lugu, polos dan lain sebagainya, nampaknya kalau Tuhan menjelaskan soal kematian, soal iblis, soal pemberontakan, dan lain sebagainya kepada mereka maka bisa jadi Adam dan Hawa akan terbengong-bengong, tidak memahami apa yang dimaksud Tuhan, sehingga Tuhan harus mengurapi mereka dengan pengertian lebih dulu. Tidak dijelaskan pula kapan pastinya Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa. (alias pada hari ke berapa setelah penciptaan manusia)
Lepas dari semua aliran penafsir, intinya kejatuhan manusia telah membuat Tuhan murka dan pada akhirnya Adam dan Hawa harus minggat dan diusir dari Taman Eden tersebut.
C. Bagaimana Setelah Kejatuhan Itu?
"Konsekuensi Dosa" adalah "Kematian" (tepatnya di sini adalah: Kematian Rohani), hidup dalam ketelanjangan (dosa). Setelah manusia itu jatuh ke dalam dosa, mereka memandang diri mereka telanjang, merasa malu, kemudian berusaha (mencari cara) untuk menutupi ketelanjangan itu dengan mengambil pohon cawat lalu menjadikannya pakaian. Hal itulah yang telah dialami oleh Adam dan Hawa, di mana mereka memilih lebih percaya kepada ular (yang disebut Iblis) untuk berontak melawan aturan TUHAN. Bahwa "Kapan saja manusia memakan "buah pengetahuan" itu, maka PASTI-lah mereka akan MATI."
Kematian ini menyebabkan mereka kehilangan keselamatan (hubungan rohani) itu. Sebab sekali TUHAN berjanji Ia tidak pernah dan tidak akan pernah melalaikannya. Tetapi satu hal, Tuhan berani berkorban atas manusia, di mana Tuhan kemudian membuatkan mereka pakaian yang layak guna menutupi akibat dosa itu. Nampak sejak awal anugerah keselamatan telah diterima dari Tuhan.
D. Kutukan, Permusuhan dan Keturunan Yang Dimaksud!
1. Kutukan,
Ketika TUHAN melihat Manusia telah jatuh ke dalam dosa, Tuhan mencari tau siapa akar dari semua ini dan didapatilah Ular sebagai pelaku yang memperdaya sehingga manusia itu melakukan dosa. Sehingga Kutukan pertama dimenangkan oleh Ular, di mana ular pada akhirnya menerima kutukan berikut:
* Kejadian 3:14, IBLIS
Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: "Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu.
Tidak dijelaskan wujud ular sebelumnya, namun beberapa penafsir berpendapat bahwa ular (yang sebenarnya) pun telah terperdaya, di mana Iblis memakai kemolekan, kecantikan, dan warna nan indah (emas) yang dimiliki oleh "binatang ini" sehingga mampu untuk memikat dan menjerumuskan Hawa jatuh ke dalam dosa.
* Kejadian 3:16, PEREMPUAN
Firman-Nya kepada perempuan itu: "Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu."
* Kejadian 3, MANUSIA
17 Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu:
18 semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu;
19 dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu."
[Cukup jelas]
2. Permusuhan dan Keturunan Yang dimaksud
Oleh karena "konsekuensi dosa" adalah MATI. Maka TUHAN harus membuat "suatu cara" agar keselamatan "tetap" digapai.
TUHAN telah berfirman,
* Kejadian 3:15,
Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya."
Camkan, kekudusan TUHAN tidak dapat menerima dosa dari manusia. Sehingga Tuhan harus mengadakan "permusuhan" -- di mana ada "batas pemisah", bandingkan dengan bagian dalam Tabernakel, di mana ada sebuah "batas pemisah" (kelambu, tirai, tabir) yang memisahkan antara Tempat Kudus dan Tempat Yang Mahakudus..
Permusuhan itu antara keturunan (bangsa) ular dan keturunan Manusia, sampai pada akhirnya "Keturunan manusia" (yang akan datang, akhirnya Yesus Kristus) MEREMUKKAN KEPALA ULAR (mengalahkan total) dan ULAR AKAN MEREMUKKAN JUGA TUMITNYA (INGAT SALIB KRISTUS).
Nampak sejak semula manusia hidup dalam anugerah dari TUHAN. Buktinya, ketika manusia jatuh ke dalam DOSA, TUHAN tidak memusnahkan mereka lalu MEMBUAT LAGI MANUSIA YANG BARU. TUHAN memang berkuasa atas itu (DAN SANGAT MUDAH UNTUK-NYA) tetapi KEKUASAAN TUHAN tidaklah lakukan dengan SEMENA-MENA.
Jadi kalau Umat Muslim berkata: APA SUSAHNYA TUHAN MENGAMPUNI LANGSUNG? TANPA HARUS BERSUSAH PAYAH TURUN KE BUMI SAMPAI MATI DI KAYU SALIB SEGALA!
Hal yang sama, yang juga menjadi pertanyaan: KENAPA TUHAN TIDAK LANGSUNG MEMUSNAHKAN MANUSIA ITU? YANG ADA TUHAN JUSTRU MEREPOTKAN DIRI-NYA DENGAN MEMBUATKAN MEREKA PAKAIAN UNTUK MENUTUPI KETELANJANGAN (DOSA) MEREKA! MENGUTUS NABI-NABI, MEMBUAT MUJIZAT, DAN LAIN SEBAGAINYA.
Jadi sangat jelas, sudah sejak awal kita hidup dalam ANUGERAH (Karena MANUSIA (yaitu Adam) masih diberi KESEMPATAN untuk TIDAK DIBINASAKAN). Tetapi KONSEKUENSI LAIN yang telah manusia terima adalah mereka telah terlanjur MENYERAHKAN DIRI kepada IBLIS, karena memilih LEBIH MENDENGARKAN perkataan Iblis tersebut. Oleh karena itu ANUGERAH YANG KITA TERIMA belum sepenuhnya (belum sempurna). Melainkan ANUGERAH dari PENGORBANAN (KETURUNAN YANG DI MAKSUD, yaitu YESUS KRISTUS) itulah yang MENYEMPURNAKAN anugerah dari TUHAN, di mana kita TELAH DITEBUS dari CARA HIDUP KITA YANG LAMA (PENYERAHAN DIRI KEPADA IBLIS) menjadi MILIK TUHAN SEUTUHNYA.
YESUS adalah ADAM KE-2 (DAN JUGA YANG TERAKHIR), sehingga SAMA SEPERTI oleh karena SATU ORANG manusia jatuh ke dalam DOSA demikian pula oleh SATU ORANG INI manusia TELAH DISELAMATKAN.
* Roma 5:15,
Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus.
MELALUI KEMATIAN Yesus Kristus, TABIR PEMISAH ITU telah DIROBOHKAN, sebagai TANDA bahwa TIDAK ADA LAGI PEMISAH antara MANUSIA dengan TUHAN. Sebab KRISTUS adalah KEGENAPAN ANUGERAH itu di mana melalui keselamatan-Nya manusia telah DIDAMAIKAN dengan TUHAN,
* Matius 27:51,
Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah,
* Ibrani 10,
19 Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus,
20 karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,
Jadi untuk semacam KEKUDUSAN bagi TUHAN, harus ada GANTI atas KESALAHAN itu. Di mana nyawa GANTI nyawa, demikian pula yang di lakukan oleh ORANG ISRAEL (PERJANJIAN LAMA/HUKUM TAURAT), menyerahkan KORBAN PENEBUSAN DOSA mereka dengan hewan ternak (yang tidak setimpal, hanya sementara waktu), oleh karena itu KESELAMATAN semacam itu (dengan persembahan HEWAN) yang terus menerus dilakukan merupakan KESELAMATAN YANG TIDAK SEMPURNA,
* Ibrani 10:1,
Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya.
Dan kemudian dapat Anda baca ayat-ayat selanjutnya di mana KESELAMATAN DARI KRISTUS merupakan KEGENAPAN (WUJUD, HAKEKAT) KESELAMATAN itu.
E. Pengorbanan Tuhan Yang Pertama!
Ketika Manusia jatuh ke dalam dosa, Tuhan memang marah, bahkan mengutuk mereka. Tetapi satu hal yang Tuhan tidak lakukan yaitu: Membinasakan Adam dan Hawa.
Padahal kalau dipikir-pikir, sangatlah mudah bagi Elohim untuk bertindak demikian. Memusnahkan Adam lalu menciptakan lagi yang baru.
Tuhan memang mengetahui jauh di depan (pra-knowledge), tetapi pra-knowledge-Nya itu tidak Tuhan lakukan untuk mencegah Adam dan Hawa melakukan dosa, sebab semuanya kembali kepada pilihan dari masing-masing manusia, karena hidup ini senantiasa tidak dikarang-karang oleh Tuhan.
Pasca kejatuhan Manusia ke dalam dosa, Tuhan tidak mengusir manusia begitu saja, melainkan Tuhan mau "merepotkan diri" untuk membuatkan mereka baju dari kulit binatang untuk mengganti baju cawat yang mereka "buat sendiri". Pertanyaannya, kenapa Elohim harus bersusah-payah membuatkan mereka pakaian (ada metode dan proses), bukankah kekuatan Elohim itu bak sihir yang simsalabim maka jadilah baju tanpa harus bersusah-payah???
Nah, disinilah kita melihat Kasih Elohim yang begitu besar, walaupun manusia itu telah jatuh ke dalam dosa namun Elohim tetaplah mengasihi mereka, tetapi kekudusan Elohim tetap tidak bisa menerima dosa secuit apa pun sehingga akhirnya mereka harus terusir dari Taman Eden tersebut.
Makna yang kita dapat, bahwa untuk menutupi (menanggung) kesalahan dan dosa, manusia tidak dapat mengandalkan dirinya. Nampak sejak awal Tuhan mengatakan bahwa keselamatan itu hanya berasal dari tangan-Nya sendiri. Sebab "dosa" tidaklah dapat digantikan dengan sesuatu materi (pahala). Sama seperti kasus kejahatan, pelaku kejahatan akan tetap menerima hukumannya walau pun ia telah mendermakan ratusan rumah ibadah.
Dalam Hukum ada dua macam delik. Ada delik aduan dan ada juga delik biasa.
Delik aduan, misalkan pencemaran nama baik, perbuatan tidak menyenangkan, penggelapan dalam lingkup keluarga.
Sedangkan delik biasa, misalkan pencurian, pembunuhan, penggelapan.
Delik aduan ini laporannya bisa ditarik. Delik biasa juga dapat "ditarik" tetapi untuk delik biasa ini kepolisian masih punya "hak" untuk memproses perkara itu, jadi sama saja sekali pun pihak keluarga korban sudah cabut laporan (misalkan, pembunuhan), kasus itu tetap berlaku/dapat diproses.
Vonis atas pidana tersebut tidak dapat diganti dengan sejumlah uang (tidak ada unsur materi/uang, pahala), pelaku kejahatan harus tetap menjalankan proses hukum sebagaimana mestinya. Sedangkan dalam Konsep Pengampunan agama Islam mengajarkan bahwa dosa itu dapat diampuni dengan "membayar" sejumlah pahala. (Adanya keterlibatan materi)
Kira-kira seperti itulah yang juga berlaku dalam Hukum Kristen, di mana sekalipun saya telah mengampuni orang yang bersalah kepada saya, tetapi bagaimana dengan Tuhan?
Sama seperti raja Daud telah melakukan perzinahan dengan Betsyeba, sekali pun raja Daud telah meminta ampun, tetapi konsekuensi dosa (akibat dosa) tetap ia terima, di mana anak yang dilahirkannya itu akan mati. Jadi bukan sekedar kata-kata (minta ampun) dan bukan pula melalui banyaknya kekayaan. Melainkan hukuman itu harus diterima, tetapi oleh karena kasih, Tuhan mau untuk setiap orang pada zaman sebelum Keselamatan Kristus untuk mempersembahkan anak domba mereka ke hadapan Tuhan sebagai "nyawa ganti nyawa".
F. Perkawinan Anak-anak Adam!
Tuhan YHWH memang menciptakan Adam dan Hawa saja sebagai manusia pertama. Sedangkan mengenai keturunan selanjutnya yaitu mengenai anak-anak Adam dan Hawa memang hanya disebutkan Kain dan Habel akan tetapi tidak berarti Adam dan Hawa tidak memiliki anak-anak perempuan, karena Alkitab cenderung tidak menyertakan nama anak perempuan untuk dituliskan, misalkan Yakub yang sebenarnya juga punya anak perempuan, yang bernama Dina.
Sedangkan pertanyaan, bagaimana Kain dan Habel bisa punya keturunan? Yaitu bisa melalui perkawinan sedarah. Elohim mengizinkan hal ini sampai ketika sudah cukup banyak manusia sehingga pernikahan antar anggota keluarga tidak diperlukan lagi (Imamat 18:6-18).
Kenapa? Karena pernikahan antar saudara sering mengakibatkan cacat genetika dibandingkan dengan pernikahan antar non-saudara. Tetapi karena Adam dan Hawa merupakan manusia pertama maka dapat dipastikan bahwa kecacatan genetika mereka masih minim atau bahkan belum ada sama sekali. Berbeda dengan sekarang ini, di mana kode genetika manusia semakin terpolusi, akibat berlipat-lipatnya kecacatan genetika dari generasi ke generasi sehingga sangat tidak dianjurkan untuk melakukan perkawinan sedarah.
7. Peristiwa Kain dan Habel, serta Typologi Keselamatan!
Ketika anak-anak Adam dan Hawa telah besar, keduanya memberikan korban persembahan kepada TUHAN. Kain memberikan kepada Elohim sebidang tanahnya sedangkan Habel memberikan persembahan berupa lemak-lemak anak domba yang terbaik yang dimilikinya dan ternyata Elohim lebih berkenan terhadap apa yang dipersembahkan oleh Habel,
* Ibrani 11:4,
Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar, karena Allah berkenan akan persembahannya itu dan karena iman ia masih berbicara, sesudah ia mati.
Iman yang dimaksud adalah karena Habel telah belajar dari pengalaman orang tua mereka, ketika Adam dan Hawa mengambil daun pohon ara untuk menutupi ketelanjangannya Elohim tidak berkenan terhadap korban keselamatan seperti yang pemikirannya sama terhadap apa yang dipersembahkan oleh Kain. Apa yang dipersembahkan oleh Kain dan orang tuanya adalah berupa sebuah materi (kekayaan, uang, bayaran) sedangkan apa yang dipersembahkan oleh Habel adalah sebuah typologi alias bayang-bayang atau prediksi nubuat terhadap keselamatan yang akan Elohim datangkan, di mana ketika itu Elohim "menumpahkan darah binatang" untuk membuat dan mengenakan pakaian kepada Adam dan Hawa yang menyimbolkan keselamatan itu akan berakhir dengan "penumpahan darah". Demikianlah, oleh iman dan keseriusan Habel inilah kemudian ia mempersembahkan korban yang berkenan di hadapan Elohim, sembari Elohim sedang menyiapkan "Anak Domba"-Nya yakni Yesus Kristus.
Tetapi untuk sebuah persembahan, Elohim senantiasa menerima baik persembahan Kain mau pun Habel, tetapi Elohim lebih memandang kepada persembahan yang Habel berikan itu sebagai persembahan keselamatan.
Cerita seperti itulah yang terus beredar di Israel: "yang pertama menjadi yang terakhir dan yang terakhir menjadi yang pertama". Dimana Elohim-nya Israel sering memutar balikkan setiap peranan:
Bukan Ismael yang walaupun lahir lebih dulu, tetapi Ishak
Bukan Esau yang walaupun lahir lebih dulu, tetapi Yakub
Bukan Manasye yang walaupun lahir lebih dulu, tetapi Efraim
Bukan si sulung dari ke-7 anaknya Isai melainkan anak ke-8, yaitu Daud yang mulanya tidak diperhitukan
Bukan orang kaya itu, tetapi Lazarus si miskin
Bukan anak sulung yang dipestakan, tetapi anak bungsu yang kembali pulang.
Singkatnya, terhadap mereka yang seharusnya tidak layak mendapat kedudukan lebih, justru dipilih.
Persembahan Habel ini kemudian dibakukan secara terus menerus oleh generasi selanjutnya, di mana generasi para nabi berada pada silsilah Set (anak bungsu, dan bukan Kain, si sulung), anak yang kemudian lahir setelah Habel dibunuh.
* Ibrani 9:22,
Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan.
Hal keselamatan inilah yang terus dijalankan oleh umat Israel turun-temurun. Namun keselamatan macam ini hanyalah suatu kesementaraan,
* Ibrani 10:1,
Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya.
TUHAN YESUS MEMBERKATI!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar