Sabtu, 11 Maret 2017

7.2 Pemecatan Saul dan Pengangkatan Daud sebagai Raja Israel!

Pemberontakan-pemberontakan yang Saul lakukan, seperti melakukan jabatan imam untuk korban persembahan dan juga atas penolakannya menghabisi orang Amalek dan segala isinya (Samuel 13, 15) maka Tuhan pun menyesalkan perbuatan Saul tersebut lalu memecatnya sebagai raja.

Saul telah berubah 360°. Ia yang awalnya berkata "Aku tidak layak menjadi raja" -- kerendahan hati -- telah terbuai dengan hasrat kekuasaan. Ia tidak peduli lagi dengan titah Tuhan yang sangat jelas itu. Hal ini menggambarkan bagaimana kekuasaan dan kekayaan mampu mengubah orang menjadi lebih jahat.

Saul memang telah bertobat setelah itu, namun ia tidak mau sepenuhnya disalahkan. Perhatikan bahwa Saul memakai kata “tetapi…” di dalam ketiga pengakuan dosanya. Dalam ayat 20 dan 21: “Aku memang… tetapi rakyat…” lalu ayat 24: “Aku telah berdosa… tetapi aku takut kepada rakyat…” dan ayat 30: “Aku telah berdosa, tetapi tunjukkanlah juga hormatmu…” Inilah tipe pengakuan dosa palsu. “Memang saya salah, tetapi dia juga salah lho…”. (Pasal 15)

Tuhan kemudian menyuruh Samuel untuk mengisi tabung tanduknya dengan minyak baru untuk mengurapi raja yang akan Tuhan pilih. Yaitu salah satu anak dari Isai, orang Betlehem itu.

Ketika Samuel menguduskan Eliab, anak sulung Isai, ia mengira bahwa orang inilah yang akan Tuhan daulat menjadi raja Israel. Akan tetapi Tuhan berfirman: "Jangan melihat parasnya.... Aku menolaknya sebagai raja. Bukan yang dilihat manusia yang Elohim lihat. Manusia melihat rupa tetapi Tuhan memandang hati." - 1 Samuel 16:7.

Begitulah seterusnya, anak-anak Isai terus lewat dihadapan Samuel tetapi kesemuanya itu ditolak-Nya.  Samuel merasa heran dan kemudian ia menanyakan "Apakah masih ada anak Isai yang lain?", kemudian Isai pun mengatakan bahwa masih ada seorang lagi, yang kesukaannya adalah menggembalakan kambing domba dan ketika ia lewat di depan Samuel, Tuhan pun berkata: "Bangiktlah, urapilah dia, sebab inilah dia." - 1 Samuel 16:12.

Dia itulah Daud, walau pun parasnya masih kemerah-merahan dan elok rupanya, tetapi kalau Tuhan yang berkehendak maka tidak ada yang dapat menghalanginya. Daud seketika itu juga diurapi, dan saat itulah Roh Elohim berkuasa atasnya.

Isai memiliki delapan orang anak, dan Daud ini merupakan anak ke-7 dan juga ke-8. Ketujuh jika hanya dihitung dari saudara-saudara kandungnya (1 Sam. 16:10-11) dan ke delapan apabila dihitung bersama-sama dengan saudara tirinya yang jauh lebih tua darinya (1 Taw. 2:13-15). Jadi secara urutan, anak-anak Isai dari yang tersulung sampai terbungsu seperti di bawah ini:

1. Eliab
2. Abinadab
3. Simea
4. Netaneel
5. Radai
6. Ozem
7. Elihu, (saudara dari lain ibu, 1 Taw. 27:18 dan Kitab Midrasy)
8. Daud.

Daud (G-35) merupakan raja yang berkenan di hadapan Elohim. Sebab bukan tanpa kebetulan Tuhan memilih ia, melainkan sudah sejak semula. Ketika Yakub (G-23) bernubuat untuk anak-anaknya Yakub jelas mengatakan bahwa dari anak-anak Yehuda-lah akan dilahirkan seorang Mesias,

* Kejadian 49:10,
Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa.

Sebagai seorang manusia, Daud juga pernah melakukan hal salah terhadap Tuhan. Tetapi pengakuan dosanya itu tulus, ia tidak mencari-cari alasan untuk mengkompromikan atau membela dosanya. Seperti pengakuan dosa Daud dalam 2 Samuel 12:13: “Aku sudah berdosa kepada Tuhan.” Setelah pengakuan dosa langsung diikuti titik. “Saya sudah berdosa.” Titik. Selesai. Daud tidak mengatakan: “Aku sudah berdosa kepada Tuhan, tetapi mengapa Batsyeba mandi di tempat terbuka?” atau “Aku sudah berdosa kepada Tuhan, tetapi sebenarnya hubungan Uria dengan Batsyeba sudah buruk… Batsyeba akan lebih bahagia dengan saya.” Atau “Aku memang sudah berdosa kepada Tuhan, tetapi engkau jangan kurang ajar kepada raja seperti aku dong!” Daud mengaku dosa dan diikuti dengan titik. Saul mengaku dosa diikuti dengan “koma” dan kata “tetapi…”. Saya ingin peringatkan kita semua melalui tulisan ini: “Jangan cari alasan apa pun untuk dosamu!

Daud memiliki hubungan yang akrab dengan Yonatan, salah satu anak Saul. Ia mengasihi Yonatan, begitu juga Yonatan ia begitu mengasihi Daud. Yonatan tahu bahwa Daud-lah raja yang akan melengserkan ayahnya dan keturunannya dari Kerajaan Israel namun hal itu tidak menafikkan ia untuk memusuhi Daud.

Sebelumnya hubungan Saul dengan Daud sangat mesra, Saul sangat mengasihi Daud, menganggapnya seperti anaknya sendiri dan menjadi pelayan di istananya. Namun semuanya berubah karena kecemburuan Saul dalam 1 Samuel 18:7, seruan yang menyatakan bahwa Daud lebih hebat dibanding Saul. Sehingga beberapa kali, Saul ingin membunuh Daud. Namun Daud tidak pernah berniat untuk membunuh Saul, sehingga sekali pun ia punya beberapa kesempatan untuk membunuh Saul, ia tidak memanfaatkan kesempatan itu sebab ia mengasihi orang yang diurapi Tuhan.

Pasca sepeninggalan Saul, orang-orang Yehuda mengambil langkah politik mereka sendiri. Di mana mereka memilih dan menetapkan Daud sebagai raja mereka. Daud telah memenangkan hati orang-orang Yehuda sehingga ketika Daud mengunjungi kota saudara-saudaranya itu, ia disambut dan didaulat langsung sebagai raja. Hal ini kemudian menimbulkan perang antara keluarga Saul yang menguasai seluruh wilayah Israel dan ekspansinya, dengan keluarga Daud yang hanya didukung oleh suku Yehuda saja. Namun sejak Roh Elohim telah undur dari Saul yang otomatis telah undur dari dinastu kerajaannya, maka Daud yang telah kepenuhan Roh Elohim memenangkan peperangan itu. Dan peperangan itu baru surut ketika Abner memilih memihak kepada Daud atas kekecewaannya kepada Isyboset yang telah menuduh Abner telah menggauli gundik ayahnya. Abner pun juga menyenangkan tua-tua orang Israel yang ternyata sudah sejak lama menginginkan Daud menjadi raja dibanding anak-anak Saul.(2 Samuel 3:17) Dan peperangan itu benar-benar surut ketika Isyboset mengetahui bahwa Abner telah meninggal. Isyboset juga kemudian dibunuh oleh Rekhab dan Baana diatas tempat tidurnya, lalu mereka memproklamirkannya dihadapan Daud dengan berharap mendapat imbalan. Namun naas sebab Daud kemudian membunuh orang-orang itu karena sesungguhnya Daud tidak sedikit pun memusuhi keluarga Saul. Hal yang sama juga terjadi pada orang Amerika yang sebagian besar merupakan orang-orang Yahudi yang notabene adalah keturunan-keturunan Daud. Dibalik kepolosan orang Amerika ternyata mereka memiliki passion dalam hal peperangan. Amerika sebelumnya merupakan orang-orang buangan dan jajahan Inggris. Tetapi lihat, tidak dikira-kira ternyata justru Amerika-lah yang keluar sebagai Pemenang dalam Perang Dunia kemarin, bukan Inggris, Belanda atau Spanyol. Amerika tidak pernah menjajah, tapi kalau wilayah mereka yang ditantang maka mereka tidak akan tinggal diam. Seperti ketika orang Jepang menerjunkan bomnya di salah satu kota Amerika, Amerika pun terbangun dan memasuki dunia perang. Dalam dua masa Peperangan, Amerika selalu terlambat bergabung. Karena memang mereka tidak pernah berniat melakukan peperangan, kecuali jika mereka yang ditantang. Bahkan bangsa Amerika-lah yang memproklamirkan agar jangan lagi ada peperangan di muka bumi ini melalui pidato Presiden Amerika, John F. Keneddy. Ia mengajak semua negara bersaing dalam hal teknologi dan bukan dalam hal peperangan lagi, membentuk PBB dan Mahkamah International untuk memperdamai seluruh bangsa dan negara.

Sejak saat kematian Isyboset, terjadilah kekosongan pemerintahan atas Kerajaan Israel, lalu orang-orang Israel berbondong-bondong menghadap Daud di Hebron lalu mengangkat ia menjadi raja atas mereka. (2 Samuel 5)

Kemudian, hal pertama yang Daud lakukan ketika menjadi raja atas Israel, Daud berhasil memperebutkan Kota Yerusalem, di tempat itulah Tuhan menetapkan Nama-Nya untuk selama-lamanya, disitulah Bait Tuhan pertama kali didirikan dan sebagai awal mula kiblat orang Israel. Dalam Kitab Wahyu dikatakan bahwa Tuhan akan menurunkan suatu kota yang akan disebut sebagai Yerusalem Baru, sebab Yerusalem yang sekarang tidak berkenan lagi dihadapan-Nya. Singkatnya, bumi yang baru akan Tuhan ciptakan di akhir dunia nanti.

Atas sikap-sikap baik Daud tersebut, mulai dari sikapnya terhadap Saul, caranya mengakui dosa, memuji Tuhan dengan segenap hati, dan bahkan terpikir olehnya untuk membangun Rumah bagi Tuhan. Oleh karena hal-hal itu, Tuhan pun berjanji untuk mengokohkan kerajaannya untuk selama-lamanya. Lebih lanjut lagi bahwa daripadanya akan dilahirkan "Keturunan Itu" -- Mesias --,

* 1 Tawarikh 17:14,
Dan Aku akan menegakkan dia dalam rumah-Ku dan dalam kerajaan-Ku untuk selama-lamanya dan takhtanya akan kokoh untuk selama-lamanya."

Daud, anak Isai, merasa sangat bersyukur sebab Tuhan telah menjadikannya sedemikian, bahkan Tuhan telah berjanji memberkati keluarganya dari turun-temurun, untuk selama-lamanya.

* 1 Tawarikh 17,
16 Lalu masuklah raja Daud ke dalam, kemudian duduklah ia di hadapan TUHAN sambil berkata: "Siapakah aku ini, ya TUHAN Allah, dan siapakah keluargaku, sehingga Engkau membawa aku sampai sedemikian ini?
17 Dan hal ini masih kurang di mata-Mu, ya Allah; sebab itu Engkau telah berfirman juga tentang keluarga hamba-Mu ini dalam masa yang masih jauh dan telah memperlihatkan kepadaku serentetan manusia yang akan datang, ya TUHAN Allah.

* Yesaya 11:1,
Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah.

Bahkan Daud yang mengalami penglihatan itu sendiri, mengakui bahwa Keturunannya itu tidak lain dan tidak bukan merupakan Tuannya sendiri,

* Mazmur 110:1,
Mazmur Daud. Demikianlah firman TUHAN kepada tuanku: "Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu."

Bandingkan,

* Markus 12,
35 Pada suatu kali ketika Yesus mengajar di Bait Allah, Ia berkata: "Bagaimana ahli-ahli Taurat dapat mengatakan, bahwa Mesias adalah anak Daud?
36 Daud sendiri oleh pimpinan Roh Kudus berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai musuh-musuh-Mu Kutaruh di bawah kaki-Mu.
37 Daud sendiri menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?" Orang banyak yang besar jumlahnya mendengarkan Dia dengan penuh minat.

Perkataan Yesus di atas bukan mencoba untuk menyangkal diri-Nya yang adalah Mesias sebagai keturunan Daud, tetapi Ia mencoba membuka pikiran orang-orang bahwa Mesias itu bukan seorang hamba, dan tidak pula lebih rendah dari Daud. Melainkan Ia adalah Tuan atas Daud. Ia adalah Tuhan itu sendiri!

Jadi hal itu terus terjadi, di mana:

Adam (G-1) memperanak Kain dan Set, tetapi Tuhan memilih Set (G-2).

Set . . . dan akhirnya sampai kepada Nabi Nuh (G-10).

Nuh memperanak Sem, Ham dan Yafet. Tetapi Tuhan memilih Sem (G-11).

Terus, terus, terus, sampai ke Terah (G-20), ia punya 4 orang anak, tetapi hanya Abraham (G-21) yang Dia tunjuk.

Kemudian Abraham punya anak Ismael, Ishak, Midian, Medan dll. Tetapi hanya Ishak (G-22) yang Tuhan tunjuk.

Ishak punya Esau dan Yakub. Tetapi hanya Yakub. (G-23)

Kemudian dari Yakub ini-lah Tuhan memilih secara khusus sebagai bukti kebesaran-Nya sesuai Yesaya 49. Lalu dikatakan lagi, bahwa anak-anaknya lah (G-24) yang diembani tugas sebagai nabi-nabi,

* Amos 2:11,
Aku telah membangkitkan dari antara keturunanmu untuk menjadi nabi-nabi, dan dari antara orang-orang mudamu sebagai nazir-nazir. Bukankah itu benar, hai kaum Israel (Yakub)? Demikianlah firman YAHWEH.

Kemudian dari keduabelas anak Yakub, Tuhan telah memilih Yehuda sesuai dengan nubuat Yakub bahwa daripadanyalah akan lahir seorang Mesias (Kej. 49:10).

Terus dari Yehuda (G-24), ada Salmon (G-31)

Dari Salmon ada Boas dan Rut (G-32).

Boas memperanak Obed (G-33)

Dan Obed memperanak Isai (G-34).

Dan dari Isai lahirlah delapan orang anak, dan Tuhan memilih Daud (G-35).

Daud mempunyai beberapa anak, namun Tuhan memilih Salomo dan Natan (G-36).

Dan akhirnya sampai kepada Yusuf dan Maria. Dan ternyata kedua orang ini sama-sama keturunan Daud. Yusuf keturunan Daud dari Salomo sedangkan Maria keturunan Daud dari Natan. Keduanya itu (Salomo dan Natan) merupakan anak-anak Daud.

Dari Maria itulah lahir Mesias (G-77).

Pasca pemerintahan Daud, Nama Tuhan semakin dieluk-elukkan. Daud mengajarkan orang Israel memuliakan Tuhan dengan bernyanyi, apalagi Daud merupakan figur yang pandai bermain kecapi. Ia menunjuk anak-anak Asaf, sehingga di dalam kitab Mazmur kita melihat ada juga puji-pujian yang Asaf sumbangkan bagi Gereja pada masa Daud tetapi sebagian besar ditulis oleh Daud dan juga beberapa ditulis oleh Salomo. Mereka tidak asal bernyanyi, melainkan nyanyian mereka merupakan nubuat-nubuat dan ucapan terima kasih kepada Tuhan, memohon pertolongan dan lain sebagainya.

Namun, apakah baru pada masa Daud jemaat Tuhan memuji Dia dengan nyanyian?

Tidak. Sebab setelah Nabi Musa mengeluarkan bangsa Israel, Musa juga mengajarkan mereka nyanyian baru sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan,

* Keluaran 15:1,
Pada waktu itu Musa bersama-sama dengan orang Israel menyanyikan nyanyian ini bagi TUHAN yang berbunyi: "Baiklah aku menyanyi bagi TUHAN, sebab Ia tinggi luhur, kuda dan penunggangnya dilemparkan-Nya ke dalam laut.

Haleluya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar