Salah satu prestasi terbesar dalam sejarah kepahlawanan Daud adalah kemampuannya dalam menghabisi raksasa yang bernama Goliat hanya dengan satu buah batu ketapel.
Namun sebelum melangkah ke sejarah Daud tersebut. Sebenarnya kita harus tahu, apa yang mendasari sehingga orang-orang raksasa ada di bumi?
Dalam Kejadian 6:4 jelas dikatakan:
Pada waktu itu orang-orang raksasa ada di bumi, dan juga pada waktu sesudahnya, ketika anak-anak Allah menghampiri anak-anak perempuan manusia, dan perempuan-perempuan itu melahirkan anak bagi mereka; inilah orang-orang yang gagah perkasa di zaman purbakala, orang-orang yang kenamaan.
Pada waktu itu (sebelum air bah) dan juga pada waktu sesudahnya, para raksasa ternyata masih terus eksis. Yaitu ketika anak-anak Elohim menghampiri anak-anak perempuan manusia, yang melahirkan bagi mereka orang-orang kenamaan, yang gagah perkasa.
Ada beberapa penafsiran dengan kata "anak-anak Elohim" di sini. Ada yang berpendapat bahwa kata tersebut ditujukan kepada "anak-anak Set" -- orang benar -- yang kemudian menikahi "anak-anak Kain" -- orang jahat --.
Tetapi sebagian lagi berpendapat bahwa "anak-anak Elohim" yang dimaksud adalah "Malaikat-malaikat". Seperti ayat di bawah ini:
* Ayub 1:6,
Pada suatu hari datanglah anak-anak Allah menghadap TUHAN dan di antara mereka datanglah juga Iblis.
* Ayub 38:7,
pada waktu bintang-bintang fajar bersorak-sorak bersama-sama, dan semua anak Allah bersorak-sorai?
Memang dan saya paham sepenuhnya bahwa kita pun, orang Kristen, merupakan anak-anak Elohim. Namun kita harus membuka wawasan baru dan memahami bahwa konteks anak-anak Elohim di sini juga ditujukan kepada Malaikat-malaikatNya. Sama seperti kata "anak" bukanlah "secara lahiriah", maka kita pun harus menerima bahwa "Malaikat-malaikat" di sorga juga diakui sebagai Anak-anakNya, bukan dalam lingkup Manusia saja.
Lantas, kalau kita mencoba untuk menelaah isi dalam Kitab Kejadian pasal 6 ayat 4 tersebut. Apakah berarti bahwa "Malaikat-malaikat" (anak-anak Elohim) tersebut telah melakukan persetubuhan dengan "Manusia" (Keturunan Adam)?
Bagaimana caranya? Bukankah Malaikat tidak berjenis kelamin, tidak kawin dan tidak pula dikawinkan? (Mark. 12:25)
Untuk memahami hal ini, maka ada baiknya kita mundur lagi ke zaman yang lebih tua, yaitu pada zaman Yaredh, Generasi ke-6 Manusia, yang hidup pada abad ke-6 tepatnya tahun 622 umur manusia, bapak dari Henokh (Generasi ke-7).
Secara etimologis, Yaredh sendiri berarti: Turun. Entah apa yang mendasari sehingga orang tua Yaredh, yaitu Mahalaleel, menamai anaknya sedemikian. Namun "faktor keadaan" biasanya menjadi alasan, misalkan Peleg, Generasi ke-15 Manusia, yang namanya berarti: Pembagian. Peleg ini dinamakan demikian karena mungkin pada masa itu terjadi gempa tektonik yang kemudian mengakibatkan bumi terbagi-bagi atau mengalami keterpisahan. Selanjutnya dapat saudara baca pada Rumusan #4 Terbentuknya Bahasa dan Negara pada postingan yang lalu.
Dalam Kitab Henokh, walau pun Kitab ini kebenarannya tidak diakui, namun dalam pasal-pasalnya dikatakan bahwa ayahnya dinamakan Yaredh, karena pada masa itu ada banyak Malaikat-malaikat yang turun atas ketidaksetiaan mereka. Sehingga ada yang menghubung-hubungkan ayat Kejadian 6 di atas sebenarnya adalah kelanjutan dari peristiwa tersebut, di mana "ketidaksetiaan" yang dimaksud adalah pemberontakan "Malaikat" yang menyetubuhi Manusia, kemudian dari hasil persetubuhannya itu lahirlah kelompok hybrida, manusia raksasa, manusia setengah malaikat!
Kalau kita membaca dalam Kejadian pasal 5, di situ dijelaskan:
* Kejadian 5:24,
Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah.
Pergaulan yang dimaksud mungkin ada hubungannya dengan catatan-cataran apokrif Kitab Henokh, yang menyatakan bagaimana Malaikat mengajarkan Henokh segala sesuatunya sehingga pada masa Henokh ada banyak penemuan-penemuan baru, misalkan "manusia mulai mengenal tulisan", membuat gelang, memanfaatkan emas, dan lain-lain pada masa-masanya, yang kesemuanya itu diajarkan oleh malaikat-malaikat. Sebab untuk semacam "brand new" maka tentu harus ada campur tangan Tuhan langsung sehingga Tuhan pun (karena manusia telah jatuh ke dalam dosa) mengutus Malaikat-malaikatNya sampai digenapi pada Perjanjian Baru dimana Tuhan sendirilah yang mengutus Roh KudusNya untuk menjaga dan membimbing kita, sebab melalui kematian Kristus kita telah diperdamaikan dengan Elohim melalui darah-Nya yang mahal.
Akan tetapi, Malaikat pun dapat undur dan menjual kebenarannya. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh Iblis yang sudah jatuh sejak semula. Di mana Iblis tersebut berusaha untuk "mencobai" malaikat-malaikat Tuhan, sama seperti ketika Iblis mencobai Tuhan Yesus di Padang Gurun, yang telah turun menjadi Manusia. Namun Iblis gagal merayu Yesus Kristus.
Iblis berusaha merayu malaikat-malaikat Tuhan dengan berbagai tipu muslihatnya. Salah satunya dengan menghasut para Malaikat Elohim untuk menyetubuhi Manusia. Hal tersebut sudah pasti membuat malaikat itu berubah seketika menjadi Setan/Iblis, dalam arti mereka telah masuk dalam sekutu Iblis.
Motifnya kenapa harus pakai disetubuhi segala? Yaitu untuk menggagalkan rencana Elohim di bawah ini,
* Kejadian 3:15,
Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya."
Keturunannya, yaitu keturunan manusia itu -- akhirnya Mesias, Kristus Yesus -- akan meremukkan kepala ular -- mengalahkan total --, dan Iblis juga akan meremukkan dia, namun hanya pada bagian tumit.
Nubuat ini merupakan nubuat pertama kali yang tertulis di dalam Alkitab. Tuhan terus mengabarkan berita ini dari masa ke masa, dan semakin jelas hingga akhirnya digenapi dalam kurun waktu 4000 tahun. Iblis takut apabila hal itu terjadi, maka ia pun bertekad untuk menjerumuskan malaikat yang lain ke dalam dosa, terutama dalam dosa perzinahan. Sebab Tuhan mengutus Malaikat untuk mengajari manusia ini dan itu, hal-hal pokok yang harus manusia tahu, tetapi mereka tidak boleh menganggu evolusi manusia apalagi sampai melangkah diluar batas yang telah Tuhan tetapkan -- adanya pembatasan kekuasaan --, salah satunya adalah untuk tidak menikahi manusia-manusia itu.
Guna membatalkan Nubuat di atas, maka mereka perlu untuk "mengotori darah manusia", sehingga gen-gen (secara silsilah) dapat diterangkan pula bahwa Mesias adalah Keturunan Iblis. Namun, sebelum hal itu terjadi dan mewabah, Tuhan pun memusnahkan orang-orang di muka bumi akibat semakin bobroknya keadaan manusia. Rencana Elohim hampir saja "gagal", namun ketahuilah bahwa tidak ada sesuatu pun yang dapat menggagalkan rencana-Nya. Ia selalu punya cara untuk mengubah keadaan sesuai dengan yang diharapkan-Nya. Sehingga air bah pun Ia turunkan, walau pun hal itu sangat menyakitkan hati-Nya sehingga Ia merasa bersedih hati oleh karena kasih-Nya kepada Manusia, tetapi Tuhan berjanji untuk tidak menimpakan hal yang sedemikian menakutkan lagi di masa yang akan datang. Dengan menerbitkan pelangi sehabis hujan yang adalah lambang perjanjian-Nya: bahwa air tidak akan memenggelamkan lagi seluruh isi bumi.
Namun seusai kejadian tersebut, ternyata masih lahir pula sejumlah nefilim-nefilim lain. Iblis selalu punya cara untuk memperdaya manusia, sehingga Daud, yaitu orang yang secara terang-terangan Tuhan nyatakan sebagai nenek moyang Mesias, melalui tangannyalah raksasa-raksasa tersebut dibinasakan dan hingga akhirnya tidak ada lagi "monster-monster" yang sedemikian itu kita lihat lagi di muka bumi. Kebanyakan dari nefilim (yang jatuh, raksasa) berasal dari orang-orang Filistin (Palestina) dan sepertinya mereka sudah betul-betul punah dan dimusnahkan pada zaman Daud, nenek moyang Mesias, sehingga tidak disebutkan lagi pada cerita-cerita Alkitab selanjutnya.
Lalu, apa yang mencegah setan-setan menghasilkan lebih banyak Nefilim pada zaman sekarang? Kelihatannya Elohim telah mengakhiri persetubuhan antara setan-setan dengan manusia dengan menempatkan setan-setan yang melakukan tindakan tsb. dalam jurang yang dalam. Yudas ayat 6 memberitahu kita, “Dan bahwa Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar” (Yudas 1:6). Jelasnya, tidak semua roh jahat berada dalam “penjara” pada saat ini, berarti pastilah ada sekelompok roh jahat yang melakukan kejahatan yang lebih keji dibandingkan dengan kejatuhan yang mula-mula. Kemungkinan roh-roh yang bersetubuh dengan manusia perempuan inilah yang “diikat dengan belenggu abadi.” Hal ini akan mencegah lebih banyak roh jahat mencoba melakukan tindakan semacam ini.
Dalam Alkitab juga tertulis demikian:
* Mazmur 82:6,
Aku sendiri telah berfirman: "Kamu adalah allah, dan anak-anak Yang Mahatinggi kamu sekalian. --
Nampaknya hal ini juga masih berhubungan dengan Kejadian 3:15 di atas. Apalagi kalau kita kilas balik (flashback) pada kisah Nimrod, yaitu orang mula-mula yang berkuasa di atas bumi yang sudah pernah saya jelaskan, yang mengatasnamakan dirinya sebagai "Keturunan" yang dimaksud. Jadi sudah sedari awal telah terjadi pengklaiman mengenai siapa sosok keturunan yang dimaksud, dan orang-orang berlomba-lomba untuk mengakuinya. Hal ini kemudian berdampak kenapa harus ada istilah "Anak Tunggal Elohim" yang diberikan kepada Kristus Yesus. Yaitu supaya semua orang tahu bahwa hanya ada satu Anak Rohani dan Keturunan Illahi yang Tuhan berikan kepada Manusia. Dan hal ini kemudian dipertegas oleh-Nya, oleh Bapa Yang di Sorga sendiri:
* Matius 3:17,
"Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."
Sedangkan dalam Mazmur 82 di atas, kalau kita membaca secara keseluruhan jelas kalimat-kalimat itu merupakan sebuah sindiran.
Jadi itulah sebabnya Yesus disebut sebagai Anak Tunggal. Bukan Anak Bungsu, bukan pula Anak Sulung, dan juga bukan Anak saja tanpa embel-embel. Karena sejarahnya seperti itu.
Selanjutnya mengenai peristiwa di atas dapat saudara baca juga dalam rumusan #3 Air Bah dan Nabi Nuh.
NB:
1. Iblis tahu rencana Tuhan yang telah tersebar itu. Salah satu buktinya ketika Iblis mencobai Yesus, ia mengutiip ayat dalam ... ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar